Pemain generasi Z Spanyol, seperti Juan Nunez, Usman Garuba, dan Santiago Aldama tampil gemilang di Piala Dunia FIBA 2023. Mereka menjamin masa depan Spanyol ada di tangan yang tepat.
Oleh
REBIYYAH SALASAH, KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
Piala Dunia FIBA 2023 di Jakarta, Indonesia menjadi momentum Spanyol memperkenalkan generasi mudanya. Para pemain generasi Z yang lahir pada rentang 1997-2012, seperti Juan Nunez, Usman Garuba, dan Santiago Aldama, tak hanya unjuk kemampuan. Mereka juga mengguncang lawan. Masa depan sang juara bertahan pun tampak cerah.
Juan Nunez (19), Usman Garuba (21), dan Santiago Aldama (22) kembali menegaskan hal itu di Stadion Indonesia Arena, Jakarta, Senin (28/8/2023). Setelah tampil apik pada laga sebelumnya melawan Pantai Gading, ketiga pemain muda ini menginspirasi kelolosan Spanyol ke putaran kedua dengan kemenangan atas Brasil, 96-78.
Juan Nunez, yang diturunkan menjadi starter lagi, kembali tampil percaya diri dalam mengatur tempo permainan maupun menciptakan peluang bagi rekan setimnya. Point guard asal Madrid yang menggantikan Ricky Rubio ini bermain sangat lengkap dengan mencetak 13 poin, 7 rebound, dan 5 assist.
Ini baru saja dimulai, saya hanya berusaha membantu tim. Sekarang saatnya menyelesaikan fase grup dengan baik dan tampil maksimal di putaran kedua.
Meski demikian, Nunez menunjukkan bahwa dia tidak mau berpuas diri. Untuk saat ini, dia lebih memilih untuk tetap membumi. “Ini baru saja dimulai, saya hanya berusaha membantu tim. Sekarang saatnya menyelesaikan fase grup dengan baik dan tampil maksimal di putaran kedua,” tutur Nunez.
Selain Nunez, Usman Garuba juga gemilang dengan menampilkan beberapa aksi kunci dalam kemenangan atas Brasil. Dengan mengandalkan kekuatan fisiknya, forward berpostur 2,3 meter ini tahu kapan waktu yang tepat untuk membantu pertahanan, mencuri bola, dan memblok tembakan. Meski itu adalah tugas mendasarnya, dia juga mampu menyumbang angka (8 poin) dan menggulirkan bola (4 assist).
Pada kuarter terakhir, Nunez dan Garuba diturunkan bersamaan dengan Santiago Aldama. Mereka menghasilkan kombinasi yang membuat Spanyol kian melebarkan jarak dari Brasil. Aldama sempat dianggap tidak tajam ketika bermain di kompetisi FIBA karena ‘hanya’ mencetak 8 poin dan 5 rebound pada laga pertama.
Namun, forward Memphis Grizzlies mulai menepis anggapan itu 48 jam kemudian dengan menyumbang poin terbanyak (15) selama lebih dari 21 menit di lapangan. Dia juga mencatatkan 4 rebound dan 2 asis.
Pelatih Spanyol Sergio Scariolo mengatakan, para pemain muda, terutama Nunez mampu menjalankan tanggung jawab dan membalas kepercayaan yang diberikannya dengan baik. Terlepas dari absennya Ricky Rubio yang menjadi pembuka jalan bagi masuknya Nunez, pelatih Spanyol Sergio Scariolo tak memungkiri bahwa pemain muda tersebut akan menjadi pilar utama tim pada masa depan.
“Tentu saja prosesnya (masuk tim utama) telah dipercepat, tetapi tidak ada keraguan bahwa dia ditakdirkan untuk menjadi pemimpin tim di masa depan. Dia menjadi salah satu pemain yang akan menjembatani kami untuk berkreasi dengan generasi muda,” ujar Scariolo.
Pelatih asal Italia ini menambahkan, masuknya para pemain muda ke tim utama memudahkan mereka menyerap nilai-nilai dan prinsip-prinsip utama Spanyol. Mereka tak hanya masuk ke dalam sistem, tetapi juga mampu memahami soal pentingnya kebersamaan dan kekompakkan tim.
Nunez, Garuba dan Aldama tidak hanya membawa kesegaran ke dalam tim, tetapi juga membawa jaminan untuk hari esok. Namun, Scariolo mengingatkan langkah para pemain muda ini tidak akan mudah. Tantangan berupa inkonsistensi permainan ada di depan mata.
“Saat pemain muda dapat melalui pasang-surut, mencapai kesinambungan performa, maka dia akan menjadi pemain yang sangat solid dan tak tergantikan dalam tim,” tuturnya.
Perjalanan Spanyol di Piala Dunia masih panjang. Begitu pula dengan jalan para pemain muda. Namun, satu hal yang pasti, Piala Dunia ini meyakinkan Spanyol bahwa masa depan mereka sudah ada di tangan yang tepat, di dalam genggaman generasi muda.