Tim Latvia, Primadona Baru Dunia
Tim Latvia mengguncang Indonesia Arena dalam penampilan perdana di Piala Dunia. Kejutan mereka sukses menarik perhatian dunia.
JAKARTA, KOMPAS - Ribuan orang dengan atribut tim Latvia berdansa dan bernyanyi sambil menunggu bus di depan Stadion Indonesia Arena, Jakarta, Minggu (27/8/2023) malam WIB. Mereka tenggelam dalam euforia setelah menjadi saksi sejarah baru. Tim debutan Latvia lolos ke babak kedua Piala Dunia FIBA 2023 dengan menyingkirkan favorit juara, yaitu Perancis.
Sebelum Piala Dunia dimulai, banyak orang menilai Latvia tidak punya peluang karena berada di grup neraka, Grup H. Mereka dikepung dua tim raksasa, Perancis dan Kanada. Namun, peluang mereka bertumbuh seiring permainan kolektif dan spartan tim, serta dukungan warga Latvia yang melewati perjalanan ribuan kilometer ke Jakarta.
Latvia memang hanya punya satu pemain NBA, Davis Bertans. Tidak sebanyak tim lain. Meskipun begitu, mereka unggul telak dari jumlah penggemar. Saat melawan Perancis, nyaris separuh dari 11.000 penonton adalah pendukung Latvia. Indonesia Arena seolah kandang mereka. Gairah membara dari tribune terkoneksi ke para pemain di lapangan.
Baca juga: Tim Perancis Tenggelam Ditelan Ekspektasi
”Ini adalah kemenangan terbesar dalam sejarah bola basket Latvia sejak 1935. Rasanya luar biasa. Punya begitu banyak pendukung di gedung ini yang datang jauh-jauh dari Latvia, bisa menang atas salah satu tim terbesar di dunia, rasanya seperti bermain di rumah sendiri. Saya sudah berkata, kami bukan sekadar tim pelengkap,” kata Bertans.
Di 1935, Latvia sukses meraih gelar pertama dan terakhir dalam EuroBasket. Prestasi tim stagnan setelah itu, bahkan tidak lolos EuroBasket tahun lalu. Bersama pelatih karismatik Luca Banchi, peruntungan mereka berubah di Piala Dunia kali ini. Mereka menang dramatis atas Perancis, 88-86, untuk lolos ke babak kedua bersama Kanada.
Urusan para pendukung dari negara berpenduduk 2 juta jiwa itu belum selesai. Mereka akan kembali ke Indonesia Arena pada Selasa (29/8/2023) malam dengan teriakan lantang, tabuhan drum, dan segala pernak-pernik eksentrik. Mereka berjanji, siap meneror Kanada yang akan berhadapan dengan Latvia di laga terakhir Grup H untuk menentukan juara grup.
Pelatih Kepala Perancis Vincent Collet mengatakan, spirit skuad Latvia adalah penyebab utama mimpi buruk timnya. Perancis punya banyak pemain NBA, antara lain Rudy Gobert, dan Evan Fournier, tetapi tidak bisa menyamai determinasi lawan. ”Mereka tertinggal, tetapi tetap bertarung sangat gila. Spirit kami tidak berada di level Latvia,” ujarnya.
Banchi, pelatih asal Italia, bangga bukan hanya karena menang atas Perancis atau lolos dari babak grup dalam penampilan perdana di Piala Dunia. Menurut dia, laga bersejarah itu telah menghancurkan stigma yang selama ini membebani pundak tim. Para pemain Latvia sering dikatakan pemalas, lemah bertahan, dan tidak bermental juara.
Baca juga: Piala Dunia FIBA 2023, Hiburan bagi Semua Kalangan
”Sejak hari pertama bersama tim ini, saya ingin menghancurkan stigma itu. Saya ingin membuat identitas baru. Tidak ada pesulap di tim ini. Jadi yang kami lakukan hanya bekerja keras bersama dua tahun terakhir. Hal itu yang membuat kami bisa menunjukkan permainan yang simpel dan agresif,” ujar Banchi.
Segalanya tidak mudah bagi Latvia, bahkan sebelum Piala Dunia. Mereka dipastikan kehilangan bintang NBA Kristaps Porzingis, hanya 10 hari sebelum laga pembuka. Kabar kurang baik itu ternyata malah semakin menyatukan tim. Mereka ingin bertarung demi Porzingis. Walaupun cedera, Porzingis tetap datang dan mendukung tim dari tribune.
Latvia, tim peringkat ke-29 dunia, membawa gaya main kolektif di level tertinggi. Dengan sistem modern ”bola kecil” atau tanpa center murni, tim asuhan Banchi mengandalkan rotasi bola dan transisi secepat kilat. Mereka mengandalkan kecepatan pemain guard seperti Arturs Zagars (23) dan Kristers Zoriks (25).
Punya begitu banyak pendukung di gedung ini yang datang jauh-jauh dari Latvia, bisa menang atas salah satu tim terbesar di dunia, rasanya seperti bermain di rumah sendiri.
Permainan Latvia selalu menghibur. Hujan tembakan tiga angka sudah menjadi tontonan pasti di setiap laga. Mereka adalah tim dengan rerata jumlah (16 kali) dan persentase (45,7 persen) tembakan tiga angka terbaik di Grup H. Kakak Davis, Dairis, adalah penembak jauh terbaik dengan rerata 4 kali per pertandingan.
Latvia dan Kanada sudah memastikan langkah ke babak selanjutnya. Namun, laga terakhir nanti tetap penting. Mereka butuh tabungan kemenangan sebanyak mungkin untuk modal di babak kedua. Nantinya, poin dari babak grup akan dibawa ke babak selanjutnya. Adapun babak kedua berisi dua tim terbaik dari Grup G dan H.
Laga akan semakin menarik karena Kanada juga memakai sistem ”bola kecil”. Bedanya, Kanada diisi 7 pemain NBA yang bisa mengubah momentum seorang diri. Shai Gilgeous-Alexander dan rekan-rekan adalah favorit juara baru setelah mencatat rekor 2-0, termasuk menumbangkan Perancis dengan defisit 30 poin.
”Saya memberikan para pemain kredit semestinya setelah permulaan yang baik. Saya tekankan, jika Anda bekerja keras seperti ini, Anda akan bisa menikmatinya di akhir. Kami tahu mengapa kami di sini. Kami akan mempertaruhkan hidup kami di laga selanjutnya,” kata Pelatih Kepala Kanada Jordi Fernandez.
Pada laga Grup G, Senin (28/8/2023), juara bertahan Spanyol memastikan langkah ke babak kedua setelah menang telak atas Brasil, 96-78. Dengan dua kemenangan, mereka menjadi tim pertama yang lolos dari Grup G. Forward berusia 22 tahun, Santiago Aldama, memimpin timnya dengan sumbangan 15 poin. Skuad Brasil sebenarnya ingin mempersembahkan kemenangan untuk guard veteran Raul Neto yang cedera, tetapi perbedaan kualitas dengan Spanyol tidak bisa berbohong. Hanya tertinggal lima poin usai kuarter ketiga, Brasil kehabisan tenaga di kuarter terakhir.
Baca juga: Ujian Brasil untuk Berhasil
Grup G menyisakan satu tiket ke babak kedua, yang akan diperebutkan oleh Brasil dan Pantai Gading pada Rabu. Kedua tim sama-sama telah memetik satu kemenangan atas Iran. Sebelum laga Brasil melawan Spanyol, Pantai Gading mengalahkan Iran, 71-69.