Laga kontra Timor Leste yang diharapkan membawa banyak gol berakhir antiklimaks. Kemenangan pun tidak serta-merta menjamin Indonesia ke semifinal. Nasib Indonesia masih bergantung pada laga lain.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tim sepak bola Indonesia U-23 mampu bangkit di laga kedua Piala AFF U-23 dengan mengandaskan Timor Leste 1-0 di Stadion Provinsi Rayong, Thailand, Minggu (20/8/2023) malam. Tambahan tiga poin untuk sementara menempatkan Indonesia di peringkat kedua Grup B. Kendati meraih poin penuh, kans Indonesia untuk melaju ke semifinal cukup tipis. Kepastian tiket semifinal untuk ”Garuda Muda” harus menunggu laga di dua grup lain tuntas.
Piala AFF U-23 tahun ini diikuti 10 tim yang terbagi dalam tiga grup. Hanya juara di tiap grup dan satu tim peringkat kedua terbaik yang lolos ke semifinal. Tambahan tiga poin atas Timor Leste membuat Indonesia untuk sementara menempati peringkat kedua Grup B di bawah Malaysia.
Hasil itu membuat langkah Indonesia ke semifinal cukup sulit. Meski Timor Leste mampu mengalahkan Malaysia di laga terakhir, Indonesia tetap tidak bisa memuncaki grup karena kalah headto head dengan Malaysia. Satu-satunya harapan Garuda Muda melaju ke semifinal hanyalah melalui jalur tim peringkat kedua terbaik.
Namun, menjadi tim peringkat kedua terbaik juga tidak mudah. Indonesia hanya memiliki selisih gol nol dari dua kali memasukkan dan dua gol kemasukan. Ramadhan Sananta dan kawan-kawan juga harus bergantung pada hasil laga pesaing di grup lain, yakni Filipina di Grup C serta Kamboja atau Myanmar dari Grup A.
Kamboja untuk sementara menjadi kandidat kuat karena sudah mengoleksi empat poin. Namun, tiga poin Kamboja tidak dihitung apabila Brunei berakhir sebagai tim juru kunci Grup A. Dengan empat tim di Grup A, maka poin yang diperoleh dari tim peringkat terbawah tidak masuk perhitungan.
Laga pamungkas di Grup A baru dimainkan pada 21 Agustus sehingga peta persaingan perebutan peringkat kedua Grup A belum bisa diprediksi.
Hal serupa juga dialami Filipina yang akan menjalani laga penentu kontra Vietnam. Filipina berpotensi lolos ke semifinal sebagai juara grup jika di laga terakhir Grup C mampu mengalahkan Vietnam. Sejauh ini, Vietnam telah mengumpulkan tiga poin dan Filipina satu poin. Akan tetapi, kiprah Filipina dipastikan berakhir jika kalah melawan Vietnam.
Permainan menyerang
Menyadari timnya butuh kemenangan besar untuk menjaga harapan lolos ke semifinal, pelatih Indonesia, Shin Tae-yong, membuat sejumlah perubahan dari tim yang diturunkan pada laga pertama melawan Malaysia. Sejak menit pertama, Shin menurunkan tiga penyerang dalam formasi 4-3-3, yaitu Sananta, Jeam Kelly Stroyer, dan Abdul Rahman. Pendekatan ini berbeda kala melawan Malaysia, Shin memulai laga dengan dua penyerang, Sananta dan Irfan Jauhari, dalam formasi 4-4-2.
Upaya Garuda Muda dalam mencuri gol sebanyak-banyaknya terkendala suplai bola kepada Sananta yang menjadi ujung tombak. Di lini tengah hanya Beckham Putra yang relatif konsisten melewati penjagaan para gelandang Timor Leste untuk kemudian mengirimkan umpan kepada barisan penyerang. Selain itu, Kelly dan Abdul belum mampu membuka ruang agar fokus penjagaan terhadap Sananta berkurang.
AFF harus membangun reputasinya. Ada beberapa keputusan yang pada akhirnya mengubah hasil akhir permainan.
Di sisi lain, Timor Leste yang mengandalkan serangan balik memanfaatkan lambannya transisi Indonesia dari menyerang ke bertahan juga gagal memberikan ancaman karena kualitas umpan silang yang buruk. Gol yang dinanti-nanti Indonesia akhirnya muncul di pengujung babak pertama melalui sundulan Sananta memanfaatkan umpan silang Beckham.
Serangan Indonesia semakin gencar di babak kedua. Garuda Muda menerapkan garis pertahanan tinggi sehingga sangat leluasa membombardir pertahanan Timor Leste. Hanya, penyelesaian akhir yang buruk dan kurang tenang membuat deretan peluang emas terbuang sia-sia. Sananta sempat membuka harapan Indonesia lewat golnya di menit ke-78, tetapi dianulir wasit karena dinilai berada dalam posisi offside.
Shin berusaha menambah ketajaman lini serangnya dengan memasukkan Esal Sahrul dan Muhammad Ragil di babak kedua. Akan tetapi, keduanya belum bisa berkontribusi banyak terhadap daya gedor Garuda Muda. Hingga laga usai, Indonesia harus puas memenangi laga dengan skor tipis.
”AFF harus membangun reputasinya. Ada beberapa keputusan yang pada akhirnya mengubah hasil akhir permainan,” ujar Shin terkait sejumlah keputusan wasit yang merugikan.
Shin juga mengungkapkan kesulitan yang dia hadapi menghadapi turnamen ini. ”Dalam perjalanan ke turnamen ini, kami tidak bisa membawa pemain-pemain terbaik karena beberapa klub tidak melepas. Ini membatasi kami dan situasi juga menjadi sulit. Saya masih akan terus mencari pemain lagi sampai September (untuk kualifikasi Piala Asia U-23),” ujarnya.
Adapun Sananta mengaku cukup terganggu setelah golnya dianulir. ”Kami sudah bekerja keras malam ini. Staf pelatih juga sudah memberikan instruksi kepada pemain, dan inilah sepak bola. Saya hilang kepercayaan setelah tidak gol tadi,” katanya.