Membangun Ulang Mental Dina Aulia di Kejuaraan Dunia 2023
Karena tidak ada atlet yang lolos kualifikasi Kejuaraan Dunia Atletik, Indonesia mengutus pelari putri gawang 100 meter, Dina Aulia, untuk tampil lewat jalur undangan. Ia diharapkan bisa menempa mental di ajang itu.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dina Aulia akan menjadi satu-satunya wakil Indonesia dalam Kejuaraan Dunia Atletik 2023 di Budapest, Hongaria, 19-27 Agustus. Turun di nomor spesialisasinya, lari gawang 100 meter, atlet putri asal Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, itu diharapkan bisa membangun ulang kepercayaan dirinya demi memberikan yang terbaik di Asian Games Hangzhou, China 2022, pada 23 September-8 Oktober.
Pelatih lari gawang pelatnas atletik Indonesia, Fitri ”Ongky” Haryadi, saat dihubungi dari Jakarta, Jumat (18/8/2023), mengatakan, target utama Dina dalam Kejuaraan Dunia 2023 adalah mengembalikan kepercayaan dirinya seusai menorehkan hasil kurang baik dalam World University Games 2021 di Chengdu, China, 28 Juli-8 Agustus. Pada heat kedua babak penyisihan ketika itu, atlet kelahiran 3 Agustus 2003 tersebut finis keenam dengan waktu 13,87 detik.
Performa Dina jauh menurun karena sempat mengalami cedera di kaki kiri yang menjadi tumpuan untuk melompat. Kaki atlet berusia 20 tahun itu membentur gawang dalam latihan sebelum perlombaan. Karena itu, saat lomba, Dina tidak bisa tampil optimal seperti biasanya.
”Jadi, harapannya, Kejuaraan Dunia ini menjadi tempat untuk melatih mental dan pengalaman bertanding Dina yang akan berjumpa dengan para juara Asia, Eropa, dan Amerika. Dina juga bisa belajar dari para orang hebat di lari gawang,” ujar Ongky.
Dina hanya ditargetkan untuk mencapai waktu 13,50 detik dalam Kejuaraan Dunia ini. Target waktu itu masih jauh di bawah rekor personal Dina, yakni 13,44 detik yang dicetak pada babak penyisihan dan semifinal Kejuaraan Dunia Atletik U-20 di Cali, Kolombia, 4-5 Agustus 2022.
Rekor personal Dina sekaligus memecahkan rekor nasional yunior dengan 13,69 detik milik Emilia Nova yang diukir pada ASEAN University Games di Palembang, Sumatera Selatan, 18 Desember 2014. ”Untuk memecahkan rekor personal, Dina diharapkan bisa melakukannya di Asian Games nanti,” kata Ongky.
Status undangan
Ongky dan Dina akan bertolak ke Budapest dari Jakarta, Jumat (18/8/2023) malam. Dina, yang berpartisipasi dengan status undangan, akan berlomba dari babak preliminary di Stadion Pusat Atletik Nasional, Budapest, Selasa (22/8/2023) sekitar pukul 19.30 waktu setempat.
Tahun lalu, saya memberikan banyak tekanan pada diri saya dan saya bahkan tidak bersemangat untuk Kejuaraan Dunia karena saya sangat terpukul secara mental. Tahun ini, saya fokus pada diri sendiri dan memikirkan lintasan.
Sekretaris Umum Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia Tigor M Tanjung mengatakan, karena tidak ada atlet Indonesia yang lolos limit kualifikasi Kejuaraan Dunia, pihaknya memberikan kesempatan ikut serta dalam ajang dua tahunan itu kepada atlet yang memerlukan pengalaman internasional. Adapun Indonesia hanya mendapatkan satu kuota.
Sebelumnya, dalam dua edisi terakhir Kejuaraan Dunia, pelari Lalu Muhammad Zohri selalu menjadi wakil Indonesia untuk mengikuti perlombaan lari 100 meter. ”(Kali ini) Dina dipilih karena masih muda dan memerlukan lebih banyak pengalaman internasional,” ujar Tigor.
Selepas dari Budapest, Ongky dan Dina akan langsung bergabung dengan tim pelatnas yang sedang melakukan pemusatan latihan di Tianjin, China, sejak Senin (14/8/2023). Tim yang diproyeksikan untuk Asian Games itu akan berada di Tianjin hingga Rabu (27/9/2023). Setelah itu, mereka bakal langsung ke Hangzhou untuk berjuang di pesta olahraga se-Asia tersebut. ”Semoga dengan tahapan-tahapan ini, prestasi Dina bisa meningkat,” tutur Tigor.
Persaingan kelas elite
Menurut data World Athletics (Federasi Atletik Dunia), Kejuaraan Dunia 2023 akan diikuti oleh 2.187 atlet putra dan putri dari 202 negara. Ajang itu akan menggelar 49 nomor perlombaan. Di lari gawang 100 meter, Dina akan berjumpa dengan sejumlah pelari-pelari top dunia.
Mereka salah satunya adalah Jasmine Camacho-Quinn, pelari putri Puerto Riko yang berstatus peraih emas lari gawang 100 meter Olimpiade Tokyo 2020. Atlet berusia 26 tahun itu memasang target meraih emas di Budapest setelah harus puas dengan medali perunggu pada Kejuaraan Dunia 2022 di Oregon, Amerika Serikat.
”Tahun lalu, saya memberikan banyak tekanan pada diri saya dan saya bahkan tidak bersemangat untuk Kejuaraan Dunia karena saya sangat terpukul secara mental. Tahun ini, saya fokus pada diri sendiri dan memikirkan lintasan. Saya kembali mencintai olahraga ini, tetapi saya tidak akan memaksakan diri untuk menjadi sempurna,” ujar Camacho-Quinn dilansir laman World Athletics.
Di nomor-nomor lain, beberapa peraih emas Olimpiade 2020 pun berusaha menuntaskan rasa penasaran untuk meraih medali pertama dalam Kejuaraan Dunia. Pelari Italia, Lamont Marcell Jacobs, misalnya. Atlet berusia 28 tahun itu tampil sensasional dengan merebut emas lari 100 meter Olimpiade 2020, nomor bergengsi yang selama ini dikuasai oleh pelari-pelari asal Jamaika dan Amerika Serikat.
Sejauh ini, Jacobs belum pernah membawa pulang medali dari Kejuaraan Dunia. Dia gagal start pada semifinal Kejuaraan Dunia tahun lalu dan hanya finis ketujuh pada heat pertama semifinal yang membuatnya gagal lolos ke final Kejuaraan Dunia 2019 di Doha, Qatar. Tak heran, dirinya bertekad untuk finis terdepan pada kejuaraan kali ini.
”Saya benar-benar telah bekerja keras untuk tetap fokus pada Kejuaraan Dunia ini karena ini adalah tujuan utama saya. Medali kejuaraan ini adalah satu-satunya yang belum ada dalam koleksi medali saya. Untuk itu, saya sangat ingin mendapatkannya,” kata Jacobs.