Indonesia Belum Bisa Bersaing di Cabang Olahraga Terukur
Atlet-atlet Indonesia dari cabang olahraga terukur butuh bersiapan matang agar bisa berprestasi di pekan olahraga mahasiswa sedunia atau Universiade. Mereka bertumbangan di Chengdu.
Oleh
Insan Alfajri dari Chengdu, China
·3 menit baca
CHENGDU, KOMPAS—Minimnya persiapan membuat atlet mahasiswa Indonesia dari cabang olahraga renang dan atletik tidak bisa berbuat banyak di pekan olahraga mahasiswa sedunia atau Universiade di Chengdu, China. Mereka pun berguguran di babak awal.
Sebanyak tujuh perenang Indonesia tersisih di babak awal, Selasa (1/8/2023) siang. Mereka adalah Nicholas Karel Subagyo (400 meter gaya bebas), Angel Gabriella Yus (50 meter gaya kupu-kupu), dan Farel Armandio Tangkas (100 meter gaya punggung).
Selain itu, ada Andi Muhammad Nurizka (100 meter gaya dada), Azzahra Permatahani (200 meter gaya punggung), Erick Ahmad Fathoni (50 meter gaya kupu-kupu), dan Joe Aditya Kurniawan (50 meter gaya kupu-kupu).
Donny Budiarto Utomo, pelatih renang yang mendampingi mereka bertanding di Dong’an Lake Sports Park Aquatics Center, Chengdu, menjelaskan, atlet renang Indonesia belum dalam performa terbaik saat bertanding di Chengdu. Hal itu terlihat dari perolehan waktunya yang menempatkan mereka rata-rata berada di urutan puluhan dari semua kontestan dalam setiap nomor.
“Persiapannya mendadak juga. Mereka masih pada tahap persiapan umum ke khusus di mana bobot latihan sedang ditingkatkan, sehingga mereka dalam kondisi yang masih lelah,” ujar Donny menjelaskan.
Ke depan, dia berharap atlet renang di Universiade diberi waktu lebih lama dalam berpartisipasi. Tujuannya, atlet bisa lebih matang latihannya dan bisa lebih siap menghadapi kejuaraan ini.
Cabang tumpuan Indonesia untuk menambah medali masih bergantung pada wushu.
Hal serupa juga dialami atlet mahasiswa dari atletik di Universiade Chengdu yang digelar 28 Juli 2023-8 Agustus 2023 ini. Pada Selasa pagi, pelari Adit Rico dan Wahyu Setiawan tampak sudah mulai pemanasan menjelang pertandingan di Shuangliu Sports Center Stadium. Mereka berdua turun di nomor 100 meter.
Wahyu bermain di heat 5 dan mencatatkan waktu 10,61 detik. Sementara Adit, yang ikut di heat 4, mendapat 10,75. Hasil ini masih belum bisa memperbaiki personal best (PB) mereka berdua, seperti diharapkan pelatih lari Mustara ketika mereka berangkat ke China.
Merespons capaian atlet renang dan atletik ini, Ketua Kontingen Indonesia Del Asri menjelaskan kualitas atlet dari negara lain lebih bagus. Ini tak lepas dari pola pembinaan di negara masing-masing yang sudah komprehensif.
“Kita kalau mau maju, banyak hal yang harus dibenahi. Soal talentanya, pola latihannya, pola makanannya. Pokoknya banyak yang mesti diperbaiki, terutama di cabang olahraga terukur atletik dan renang,” ujarnya.
Taekwondo
Selain atletik dan renang, ada sejumlah cabang olahraga lain yang atletnya ikut tumbang hari ini. Taekwondoin Silvana Lamanda dikalahkan atlet Kazakhstan, Khussainova.
Dari cabang tenis, duet Jessica Christa/Fadona Kusumawati dihentikan perjuangannya oleh Wu Fang-shien/Liang En-shuo (Taiwan). Tren ini juga diikuti ganda putra Arian Rangga/Lucky Chandra yang dikalahkan Jerman Jan/Sklenka Victor Andres (Ceko).
Dengan demikian, cabang tumpuan Indonesia untuk menambah medali masih bergantung pada wushu. Laksmana Pandu Pratama, yang turun di kelas 52 kilogram pada disiplin sanda atau tarung, melaju ke final setelah mengalahkan Pangchai Armen dari Thailand. Laga puncak akan berlangsung Kamis (3/8/2023).
Hingga saat ini, perolehan medali Indonesia masih belum bergerak dari capaian sebelumnya, yakni dua emas dan dua perak. Keempat medali itu diperoleh atlet wushu dari disiplin taolu atau keindahan gerakan. Dua medali emas dipersembahkan Nandhira Mauriska dan dua medali perak didapat Edgar Xavier Marvelo.