Berbeda dengan 2022 saat tersingkir pada babak kedua, Carlos Alcaraz mengawali persiapan menuju Grand Slam AS Terbuka 2023 dengan kemenangan. Meski tak bermain baik, dia memenangi babak kedua Kanada Masters.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
TORONTO, RABU - Carlos Alcaraz mengawali langkahnya untuk bersiap menuju Grand Slam Amerika Serikat Terbuka dengan kemenangan pada babak kedua turnamen tenis ATP Masters 1000 Kanada. Setelah menjuarai Wimbledon, tunggal putra nomor satu dunia itu memiliki tanggung jawab untuk mempertahankan gelar juara AS Terbuka.
Selain untuk petenis putra, turnamen di Kanada juga digelar untuk diikuti petenis putri profesional yang persaingannya diselenggarakan di Montreal, dengan level WTA 1000. Toronto dan Montreal bergantian menjadi tuan rumah untuk turnamen ATP dan WTA setiap tahunnya.
Kejuaraan di Kanada ini menjadi bagian dari turnamen pemanasan sebelum petenis bertanding di AS Terbuka di Flushing Meadows, New York, 28 Agustus-10 September. Pekan depan, turnamen ATP Masters/WTA 1000 lainnya akan digelar di Cincinnati, AS.
Bagi Alcaraz, partisipasinya di Kanada Masters menjadi yang kedua setelah 2022. Tahun lalu, ketika ditempatkan sebagai unggulan kedua, Alcaraz kalah dari Tommy Paul pada babak kedua. Setelah itu, dia mencapai perempat final di Cincinnati dan menjuarai AS Terbuka yang merupakan gelar pertamanya dari ajang Grand Slam.
Tak ingin mendapat hasil serupa seperti di Montreal Masters 2022, petenis Spanyol itu sangat fokus ketika berhadapan dengan Ben Shelton di Stadion Sobeys, Toronto, pada Rabu (9/8/2023) malam waktu setempat atau Kamis pagi waktu Indonesia. Dia menang dengan skor 6-3, 7-6 (3).
Kemenangan itu didapat setelah dia menjuarai Wimbledon dan ATP 500 London secara beruntun. “Saya tidak memikirkan jumlah kemenangan beruntun yang saya dapat. Saya hanya fokus pada pertandingan karena laga pertama dalam setiap turnamen tidak mudah untuk dijalani,” tuturnya.
Saat berhadapan dengan Shelton dalam laga selama satu jam 38 menit, Alcaraz kesulitan menemukan ritme terbaik. Persentase keberhasilan servis pertamanya, juga, cukup rendah. Dari 78 kesempatan, hanya 45 kali (58 persen) dilakukan dengan benar. Dalam pertandingan itu, kunci kemenangan Alcaraz hanya satu keberhasilan dalam mematahkan servis lawan dari tiga kesempatan.
Pada set kedua, petenis Spanyol itu, bahkan, frustrasi. Dia menumpahkan kekesalannya dengan bicara pada tim pelatihnya di tribune setelah forehand keras, yang biasanya menjadi winner, tak menghasilkan poin.
Pengalaman Alcaraz dalam menghadapi momen penting akhirnya terlihat saat tiebreak. Dia memenangi empat poin beruntun hingga unggul 7-3.
“Saya mencoba bermain dengan standar level permainan saya, tetapi tidak mudah. Ben bermain lebih agresif dari saya sejak awal hingga akhir. Pertandingan ini akan membantu saya untuk lebih fokus pada babak berikutnya. Saya harus langsung bermain dengan standar permainan saya sejak awal,” tuturnya dalam laman resmi ATP.
Saya mencoba bermain dengan standar level permainan saya, tetapi tidak mudah.
Alcaraz harus menaikkan level permainannya karena akan berhadapan dengan Huber Hurkacz pada babak ketiga. Semifinalis Wimbledon 2021 itu memiliki servis keras dan groundstroke datar yang cocok diterapkan di lapangan keras. Pada babak kedua, Hurkacz menang atas Miomir Kecmanovic 5-7, 6-3, 6-0.
Pada laga lain, dua petenis berusia 36 tahun, Gael Monfils dan Andy Murray, juga, menang. Murray mengatasi perlawanan ketat Max Purcell 7-6 (2), 3-6, 7-5 selama dua jam 47 menit, adapun Monfils menyingkirkan unggulan keempat, Stefanos Tsitsipas, 6-4, 6-3.
Performa Tsitsipas pada tahun ini memang cenderung menurun. Setelah mencapai final Grand Slam Australia Terbuka dan kalah dari Novak Djokovic, dia tak pernah melewati perempat final ATP Masters 1000 dan Grand Slam. Satu gelar juara diraihnya pada pekan lalu, itu pun dari turnamen kecil, ATP 250 Los Cabos.
Kekalahan pada babak kedua, juga, dialami unggulan keenam, Andrey Rublev. Dia disingkirkan Mackenzie McDonald 4-6, 3-6, sementara Finalis AS Terbuka 2020, Alexander Zverev, kalah dari Alejandro Davidovich Fokina 1-6, 2-6.
Di Montreal, tiga petenis terbaik tunggal putri, yaitu Iga Swiatek, Aryna Sabalenka, dan Elena Rybakina, melaju ke babak ketiga setelah mendapat perlawanan ketat lawan masing-masing. Swiatek menghadapi tes berat saat berhadapan dengan mantan petenis nomor satu dunia, Karolina Pliskova, dan bisa memenanginya dengan skor 7-6 (6), 6-2.
“Pertandingan pertama saya tadi adalah tantangan berat, apalagi melawan pemain seperti Karolina. Dia menggunakan pengalamannya pada set pertama, tetapi saya bisa mendekatinya dan bermain lebih solid pada set kedua,” kata Swiatek yang akan melawan petenis Ceko lainnya, Karolina Muchova, pada babak kedua.
Sabalenka, yang menjuarai Australia Terbuka serta mencapai semifinal Perancis Terbuka dan Wimbledon, juga, harus bermain dengan tiebreak pada set kedua saat melawan Petra Martic. Sabalenka mengalahkan Martic 6-3, 7-6 (5).
Pada pertandingan lain, Rybakina menjalani laga lebih sulit saat melawan Jennifer Brady. Dia harus memenangi babak kedua setelah bertanding selama dua jam 41 menit dengan kemenangan 6-7 (3), 7-6 (5), 6-3.
Sementara, langkah Caroline Wozniacki, yang melakukan “comeback” setelah pensiun pada 2020, dihentikan Marketa Vondrousova pada babak kedua. Juara Australia Terbuka 2018 itu kalah dari juara Wimbledon dengan skor 2-6, 5-7.
“Saya mendapat banyak pelajaran positif dari turnamen ini. Saya akan menggunakannya untuk terus melangkah,” kata Wozniacki yang telah mendapat wild card untuk tampil di WTA 1000 Cincinnati dan AS Terbuka.
Petenis Denmark itu pensiun pada 2020 untuk membangun keluarga bersama suaminya yang merupakan mantan pebasket, David Lee. Setelah memiliki dua anak, yaitu Olivia (2) dan James (1), Wocniacki memutuskan kembali ke persaingan tenis profesional agar bisa menjadi inspirasi bagi anak-anaknya. Dia menjalani debut di Montreal, turnamen yang pernah dijuarainya pada 2010. (AFP/Reuters)