Jonatan Terlibat ”Big Match” Babak Awal
Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2023 menyajikan laga menarik pada babak pertama. Dua laga tunggal putra menjadi sorotan karena menjadi ”big match” di awal.
JAKARTA, KOMPAS — Persaingan yang ketat dan menurunnya peringkat pemain top dunia membuat Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis diwarnai big match sejak babak pertama. Salah satu pertandingan itu melibatkan pemain Indonesia, Jonatan Christie, yang akan berhadapan dengan Lee Zii Jia (Malaysia).
Setelah undian digelar di Malaysia pada Kamis (10/8/2023), media sosial ramai menyoroti pertemuan Jonatan dan Lee. Selain itu, ada pula laga yang mempertemukan Kenta Nishimoto (Jepang) dengan Kidambi Srikanth (India). Padahal, kejuaraan di Royal Arena, Kopenhagen, Denmark, ini baru berlangsung 21-27 Agustus.
Meski digelar hampir setiap tahun, kecuali pada tahun diselenggarakannya Olimpiade, Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis tetap menjadi panggung persaingan yang dinanti. Ajang ini menjadi salah satu yang dikategorikan dalam tingkat tertinggi pada struktur turnamen BWF selain Olimpiade, Piala Thomas dan Uber, serta Piala Sudirman. Maka, undian yang disiarkan secara langsung di Youtube dan Facebook BWF pun mendapat perhatian besar penggemar bulu tangkis.
Pertemuan Jonatan dan Lee serta Nishimoto dan Srikanth adalah persaingan antara pemain-pemain top dunia. Namun, undian memang bisa mempertemukan siapa pun, apalagi Lee dan Srikanth tak berstatus sebagai unggulan. Peluang mereka bertemu salah satu dari 16 unggulan pun terbuka.
Baca juga: Alarm Bahaya Menjelang Kejuaraan Dunia
Srikanth, yang menjadi finalis Kejuaraan Dunia 2021, pernah memuncaki peringkat dunia pada 2018. Akan tetapi, dia hanya berada di peringkat ke-20 saat ini, lebih rendah dari Nishimoto yang memiliki peringkat ke-15. Mereka pun telah sembilan kali bertemu, enam di antaranya dimenangi Srikanth.
Lee, yang membuat kejutan ketika menjuarai All England 2021, menempati peringkat kedua dunia pada awal 2023 yang merupakan posisi terbaiknya. Namun, performanya menurun hingga dia hanya berada pada peringkat ke-18 pada akhir Juli.
Setelah mencapai semifinal All England dan Swiss Terbuka, Maret, dia baru mencapai tahap yang sama di Australia Terbuka, pekan lalu. Sejak 8 Agustus, posisinya naik naik ke urutan ke-13 dunia.
Meski berada pada periode yang sulit, Lee tetap menjadi batu sandungan besar bagi Jonatan. Pemain Indonesia peringkat kelima dunia itu mencapai semifinal Jepang Terbuka, salah satu dari dua turnamen terakhirnya. Namun, setelah itu, dia tersingkir pada babak kedua Australia Terbuka.
Jonatan kalah dalam tiga pertemuan terakhir dengan Lee meski unggul 4-3 dalam persaingan keseluruhan. Kemenangan terakhirnya atas Lee didapat pada babak kedua Singapura Terbuka 2019.
Baca juga: Kali Ini, Jonatan Tak Bertahan
Anthony, yang menjadi unggulan kedua di bawah juara bertahan, Viktor Axelsen, akan mendapat tantangan berat pada babak kedua jika bisa menang atas Danylo Bosniuk (Ukraina) pada babak pertama. Anthony berpeluang bertemu Kanta Tsuneyama (Jepang), pemain yang mengalahkannya pada babak pertama Jepang Terbuka, dua pekan lalu.
Meski mendapat hasil lebih baik pada turnamen berikutnya, yaitu perempat final Australia Terbuka, Anthony tak tampil pada level terbaik kemampuannya. Pelatih tunggal putra Irwansyah memberi catatan pada Anthony dan Jonatan berdasarkan penampilan dalam dua turnamen tersebut.
Di Denmark, dua tunggal putra terbaik Indonesia itu harus mempertahankan fokus saat pola yang diterapkan bisa menghasilkan banyak poin. ”Saat di Australia, misalnya, Jonatan mengubah pola saat dia unggul, padahal lawan bermain dengan cara yang sama. Perubahan pola main Jonatan pada akhirnya memudahkan lawan untuk mendapat banyak poin,” tutur Irwansyah.
Dalam jeda sekitar sepuluh hari sejak kepulangan dari Australia dan keberangkatan ke Denmark, kekurangan itu diperbaiki. ”Saya terus mengingatkan agar fokus pada acara main yang sudah benar. Setelah berdiskusi, kami langsung mempraktikkan caranya di latihan,” lanjut Irwansyah.
Saat di Australia, misalnya, Jonatan mengubah pola saat dia unggul, padahal lawan bermain dengan cara yang sama. Perubahan pola main Jonatan pada akhirnya memudahkan lawan untuk mendapat banyak poin.
Selain harus konsisten pada cara main, ada hal lain yang saat ini akan menjadi tantangan bagi Anthony. Dia akan bermain dalam situasi duka setelah ibundanya, Lucia Sriati, meninggal pada Rabu (9/8/2023). Sepulang dari Australia Terbuka, Anthony langsung ke Bandung untuk menemani ibunya yang sakit.
Ketegaran Anthony pun akan diuji untuk mendapat hasil lebih baik dibandingkan perempat final pada 2022. Seperti dikatakan Axelsen dalam acara undian, siapa pun bisa memenangi Kejuaraan Dunia nanti.
”Saya memang punya keuntungan karena bermain di negara sendiri, tetapi tekanan juga bertambah besar. Saya tak ingin terganggu hal apa pun dan akan ’mengasingkan diri’ saat kejuaraan agar bisa fokus dalam pertandingan,” kata juara dunia 2017 dan 2022 tersebut.
Jalan terjal Fajar/Rian
Bagi Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Kejuaraan Dunia kali ini akan menjadi ujian untuk mempertahankan reputasi sebagai ganda putra nomor satu dunia. Tahun ini mereka berada pada performa terbaik dengan menjuarai dua turnamen BWF World Tour Super 1000, yaitu Malaysia Terbuka dan All England.
Namun, persaingan di Denmark akan terjadi saat penampilan mereka tak sesolid pada tiga bulan pertama 2023. Pada tiga turnamen terakhir, Fajar/Rian mencapai final Korea Terbuka, semifinal Jepang Terbuka, dan perempat final Australia Terbuka.
Baca juga: Kesempatan Jonatan Naik Kelas
Hasil tersebut sudah lebih baik daripada sebelumnya, yaitu saat mereka dua kali tersingkir pada babak pertama dari tiga turnamen. Akan tetapi, seperti dikatakan asisten pelatih ganda putra Aryono Miranat, Fajar/Rian masih harus meningkatkan daya juang di lapangan. Aryono mencontohkan, saat membuat kesalahan, mereka tak boleh memperlihatkan kekecewaan pada lawan dan harus segera bangkit.
Apalagi, setelah mendapat bye di babak pertama, mereka akan berhadapan dengan ganda putra nomor tiga Taiwan, Lee Jhe Huei/Yang Po Hsuan. Jika menang, ”musuh bebuyutan” pada tahun ini, Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae (Korea Selatan), bisa menjadi lawan pada babak ketiga.
Fajar/Rian telah lima kali bertemu ganda putra peringkat keenam dunia itu pada 2023 dan kalah pada pertemuan terakhir di perempat final Australia Terbuka. ”Persaingan ganda putra sangat merata, bahkan paling merata dibandingkan nomor lain. Juara setiap turnamen selalu berganti,” kata Aryono.
Pada tunggal putri, Gregoria Mariska Tunjung akan menjalani laga pertama melawan Qi Xuefei (Perancis) atau Yeo Jia Min (Singapura) pada babak kedua. Gregoria, yang ditempatkan sebagai unggulan kedelapan, berada paruh undian bawah bersama pemain lain, seperti juara bertahan Akane Yamaguchi (2), Han Yue (9), Tai Tzu Ying (4), dan Carolina Marin (6).
Baca juga: Naik-Turun Ganda Putra Pelapis
Wakil Indonesia lainnya yang mendapat bye pada babak pertama karena termasuk dalam 16 unggulan, di antaranya Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, dan Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati. Adapun Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja dan Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari harus memulai perjuangan sejak babak awal.
Wakil Indonesia pada Kejuaraan Dunia
Tunggal putra
- Anthony Sinisuka Ginting
- Jonatan Christie
- Chico Aura Dwi Wardoyo
Tunggal putri
- Gregoria Mariska Tunjung
- Putri Kusuma Wardani
Ganda putra
- Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto
- Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan
- Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin
- Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri
Ganda putri
- Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti
- Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi
- Lanny Tria Mayasari/Ribka Sugiarto
Ganda campuran
- Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati
- Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari
- Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja