Ribuan Atlet Mahasiswa Selesai Berkompetisi di Universiade Chengdu
Setelah digelar 12 hari, Universiade Chengdu akhirnya ditutup. Ada kontingen yang pulang dengan perolehan medali. Namun, tidak sedikit pula rombongan atlet mahasiswa yang kembali dengan tangan kosong.
Oleh
Insan Alfajri dari Chengdu, China
·2 menit baca
CHENGDU, KOMPAS — Pesta olahraga mahasiswa sedunia atau Universiade berakhir dan ditutup secara resmi, Selasa (8/8/2023) malam, di Chengdu Open Air Music Park, China. Sebanyak 100-an negara dengan 4.000-an lebih kontingen telah membuktikan diri menjadi yang terbaik di 18 cabang olahraga.
Ada kontingen yang pulang dengan perolehan medali. Namun, tak sedikit pula rombongan atlet mahasiswa yang kembali dengan tangan kosong. Dari 100-an negara peserta, hanya 50 negara yang mendapat medali.
Indonesia meraih empat medali emas dan tiga perak. Ini prestasi tertinggi dalam sejarah keikutsertaan Indonesia di Universiade. Semua medali itu berasal dari tim wushu yang tampil gemilang, baik pada disiplin taolu (keindahan gerakan) maupun sanda (tarung).
Nandhira Mauriskha menyumbangkan dua emas. Tharisa Dea Florentina dan Laksmana Pandu Pratama masing-masing mendapat satu emas. Sementara medali perak didapat Edgar Xavier Marvelo (dua perak) dan Bintang R Nada Guitara (satu perak).
Dengan capaian ini, Indonesia bertengger di peringkat ke-15 sekaligus menjadi satu-satunya negara ASEAN yang masuk dalam 20 besar Universiade. Posisi Indonesia bahkan mengalahkan AS yang berada di urutan ke-24.
Universiade Chengdu, China, yang bergulir 28 Juli 2023-8 Agustus 2023 ditutup oleh FISU Acting President, Leonz Eder. Dia berterima kasih kepada atlet mahasiswa yang sudah tampil dengan penuh semangat di 18 pertandingan yang dilombakan.
”FISU World University Games bukan hanya soal kalah atau menang, melainkan juga soal persaudaraan dan pendidikan antaratlet mahasiswa sedunia,” ujarnya.
Universiade Chengdu, China, diakhiri dengan pertunjukan yang banyak melibatkan teknologi dan menyuguhkan gaya ”anak medsos”. Para pelari membawa tongkat narsis (tongsis) sambil mengabarkan kompetisi akbar tingkat mahasiswa sedunia baru saja selesai digelar. Citra visual pun dibangun lewat video mapping dan bikin panggung kian meriah.
FISU World University Games bukan hanya soal kalah atau menang, melainkan juga soal persaudaraan dan pendidikan antaratlet mahasiswa sedunia.
Ketua Kontingen Indonesia Del Asri menjelaskan, FISU World University Games yang dulu dikenal dengan sebutan Universiade memberikan kesempatan atlet mahasiswa bersaing dan berkompetisi secara sportif.
”Diharapkan atlet mahasiswa dapat belajar tentang nilai-nilai olahraga serta menjadikannya sebagai inspirasi hidup sehat dan bugar. Sekaligus memberikan pengalaman yang bermanfaat bagi mereka sebagai bagian dari komunitas global yang aktif,” ujarnya.