Batas Akhir Perjuangan "Si Raja Tarkam" di Panggung Dunia
Perjuangan wakil bulu tangkis Indonesia, M Juan Elgiffani dan rekan-rekan, berakhir di babak 16 besar Universiade Chengdu, China, Sabtu (5/8/2023) malam. Juan, "Si Raja Tarkam", bahkan tak kuasa menahan keganasan lawan.
Oleh
Insan Alfajri dari Chengdu, China
·4 menit baca
Juan, "Si Raja Tarkam" yang menjadi tumpuan Indonesia di sektor ganda, pun tak kuasa menahan keganasan atlet-atlet mahasiswa dari negara dengan tradisi bulu tangkis kuat, seperti China, Jepang, Korea, dan Taiwan.
Babak penyisihan bulu tangkis Universiade 2021 di Shuangliu Sports Center Gymnasium, Chengdu, dimulai dari 64 besar karena banyaknya negara yang ikut. Tiap negara bisa memainkan tiga wakil di setiap nomor. Tetapi, setiap atlet hanya boleh bermain di dua nomor saja.
Juan bermain di ganda campuran bersama Brigita Marcelia Rumambi. Di sektor ganda putra, ia berpasangan dengan Reza Dwicahya Purnama. Reza merupakan tandem utama Juan saat bertanding di berbagai liga tarkam bulu tangkis di Tanah Air.
Indonesia meloloskan satu ganda putra (Handoko Yusuf Wijayanyo) dan empat wakil di sektor ganda ke 16 besar. Adapun tim ganda diwakili Juan/Reza, Juan/Brigita, Reza/Nahla Aufa Dhia Ulhaq, dan Dwiki Rafian Restu/Elizabeth Jovita.
Perjuangan semua wakil Indonesia itu sama-sama berakhir di 16 besar. Namun, khusus pasangan Juan/Reza dan Juan/Brigita, Indonesia mampu memberikan perlawanan dengan permainan tiga set.
Saat menghadapi pasangan Jin Young/Ji Youngbin (Korea), Juan/Brigita yang kalah di set pertama bisa menyamakan kedudukan. Namun, meraka kewalahan meladeni reli panjang yang diperagakan tim Korea hingga akhirnya takluk 1-2.
Juan keteteran. Si Raja Tarkam, yang tadinya paling berisik, pun tiba-tiba mendadak sunyi.
Permainan terbaik Juan baru keluar saat tenaganya mulai habis dan kaki kirinya kram karena melakoni tiga pertandingan dari pagi hingga sore. Panitia Universiade sempat mendatangi Juan saat mendapat penanganan dari tenaga pijat olahraga (sport massage).
Panitia menanyakan apakah dia masih sanggup menjalani babak 16 besar dengan menghadapi atlet tuan rumah, Ren Xianyu/Tan Qiang. Atlet dari Universitas Negeri Jakarta tersebut menyatakan masih sanggup.
Di ronde pertama menghadapi tuan rumah, Juan/Reza tampil sama baiknya dengan atlet-atlet di negara dengan tradisi bulu tangkis kuat seperti, China, Korea, Jepang, dan Taiwan. Tembakan-tembakan tajam Juan yang jarang keluar pada pertandingan sebelumnya, kini muncul bertubi-tubi dan membuat Ren Xianyu/Tan Qiang menyerah di set pertama.
Namun, China yang mendapat dukungan penuh dari penonton di tribun mulai membaca pola permainan Indonesia dan berhasil menyeimbangkan posisi. Di set penentuan, China sudah tak terbendung. Mereka berkali-kali mengarahkan pukulan tajam ke Indonesia. Di beberapa kesempatan, Juan bisa mengembalikan bola.
Namun, pengembaliannya yang tanggung memberikan kesempatan bagi China untuk melesakkan bola dengan keras sambil melayang di udara. Juan tampak meringis menerima bola dengan kecepatan tinggi itu. Akhirnya, Indonesia harus menyerah lagi di babak 16 besar untuk kesekian kalinya.
Berjuang maksimal
Di ruang istirahat atlet, pelatih Herawati Soepandi yang biasanya langsung mengevaluasi penampilan atlet malam ini tampak lebih menahan diri. Dia tahu bahwa anak didiknya sudah mencapai batas terjauh dari penampilan mereka.
“Mereka sudah berjuang maksimal, maaf kami belum bisa mengharumkan nama bangsa,” ujarnya.
Juan pun seperti kehilangan keceriaannya usai pertandingan itu. Biasanya, ia suka bercanda dengan teman-temannya maupun ofisial kontingan Indonesia.
Sebelum menghadapi China, Juan adalah atlet paling “berisik” di lapangan. Dia berteriak setiap mendapat poin. Ketika pengembalian bola lawan keluar lapangan, dia bertingkah dengan seolah-olah akan mengambil bola out itu.
Selebrasi seperti ini, di beberapa pertandingan, berhasil memancing emosi lawan dan mengganggu ritme permainan mereka. Namun, Juan hanya bisa bergaya ketika kemampuan lawan-lawannya berada di bawahnya.
Kami ini memang lelaki bayaran.
Saat menghadapi atlet mahasiswa China yang tampil bagus dan merata kemampuannya di semua sektor, Juan keteteran. Si Raja Tarkam, yang tadinya paling berisik, pun tiba-tiba mendadak sunyi.
Tetapi, kesunyiannya ini hanya sementara. Dia bakal kembali lagi ke Tanah Air dan siap menerima tawaran jadi pemain bayaran instansi swasta maupun maupun klub-klub bulu tangkis dari berbagai daerah di Indonesia.
Kalau penasaran melihat aksinya, cukup ketik Raja Tarkam bulu tangkis di fitur pencarian Youtube. Akan muncul Juan yang bertanding dengan berbagai atlet, termasuk sejumlah atlet senior bulu tangkis.
“Kami ini memang lelaki bayaran,” ucapnya bergurau.
Menurut pelatih Herawati, atlet bulu tangkis ganda nonpelatnas seperti yang mewakili Indonesia di Universiade ini memang rerata berkarier di liga-liga tarkam. Sebab, kompetisi di Indonesia sangat terbatas.
“Mereka main di tarkam lantaran kejuaraan usia dewasa sudah berkurang, malah cenderung ditiadakan oleh PBSI. Makanya, pilihannya hanya tarkam,” ujarnya.