Pin menjadi bahan kontak antaratlet mahasiswa dan sukarelawan di pekan olahraga mahasiswa sedunia atau Universiade, Chengdu, China. Pin bergambar garuda paling laris menjelang penutupan Universiade.
Oleh
Insan Alfajri dari Chengdu, China
·2 menit baca
CHENGDU, KOMPAS—Kontingen Indonesia membawa pin berlambang Garuda di pekan olahraga mahasiswa sedunia atau Universiade Chengdu, China. Pin sebanyak 500 buah itu laku keras saat ditukar dengan atlet negara lain dan sukarelawan.
Pada Selasa (8/8/2023), sekretaris kontingen Indonesia Febri Rahman mengonfirmasi bahwa pin sudah habis. Pin berjumlah 500 buah itu disebar kepada anggota kontingen dengan rincian per orang mendapat sepuluh buah.
“Mungkin karena pin kita baru tersedia beberapa hari belakangan. Jadi, mereka yang belum punya antusias ingin mendapatkan. Saya sampai didatangi oleh atlet Italia dan AS,” kata Febri.
Di kompetisi ini, pin menjadi pembuka obrolan. Interaksi bisa diakhiri setelah pertukaran pin selesai. Namun, komunikasi bisa saja berlanjut jika kedua belah pihak saling mengerti bahasa yang digunakan.
Para atlet, sukarelawan, dan bahkan karyawan Bank ICBC yang memfasilitasi penukaran uang di Wisma Atlet turut menanyakan pin. Sebagai gantinya, karyawan itu memberikan kartu debit asesoris. Mirip kartu debit benaran, tetapi tak bisa digesek di ATM. “For exhibition only,” ujar karyawan murah senyum itu.
Sejumlah negara membawa berbagai jenis pin. Selain pin nasional dengan lambang atau bendera negara, mereka punya pin berlogo universitas. Polandia bahkan punya pin khusus cabang olahraga. Warnanya merah dan bertuliskan Polland Volleyball.
Sementara itu, Indonesia hampir saja tidak punya pin. Rombongan pertama Indonesia yang berangkat ke Chengdu tidak membawanya karena pin memang tidak masuk dalam daftar bawaan kontingen.
Saat rapat koordinasi antara ofisial dan pelatih, muncul pembahasan soal barang ini. Atlet mahasiswa Indonesia yang sudah beredar di Wisma Atlet mengadu ke pelatihnya, karena setiap bertemu atlet negara lain ataupun sukarelawan selalu dimintai pin.
Saat itu kita minta 1.200, tetapi karena waktunya mepet, yang bisa dibuat hanya 500.
Menindaklanjuti hal itu, Febri menelepon perwakilan perusahaan travel yang mengurus keberangkatan dan kepulangan kontingen. Lalu, dia minta dicarikan tempat pembuatan pin yang bisa mengerjakan pin jumlah banyak dalam waktu dekat.
“Saat itu kita minta 1.200, tetapi karena waktunya mepet, yang bisa dibuat hanya 500, “ jelas Febri.
Selanjutnya, pin diangkut oleh Wakil Ketua Kontingen Indonesia, Nandan. Dia bersama tim bulu tangkis dan rowing tiba di Chengdu Rabu (2/8/2023) pagi.
Seminggu kemudian atau beberapa jam menjelang penutupan Universiade Chengdu, pin garuda sudah tersemat di tali kartu akreditasi ratusan atlet dari berbagai negara dan sukarelawan Universiade.