Larangan kehadiran tim tamu di BRI Liga 1 musim ini semakin tidak efektif menahan antusiasme suporter. Ketua Umum PSSI Erick Thohir menegaskan aturan itu konsekuensi dari kesepakatan pemangku kepentingan.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Seperti sudah diduga sebelumnya, Persija Jakarta dan Persebaya Surabaya didenda masing-masing Rp 25 juta akibat kehadiran Bonek, pendukung “Bajul Ijo”, pada laga pekan kelima BRI Liga 1 2023-2024, Minggu (30/7/2023) lalu, di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta. Meskipun ancaman denda terhadap klub kesayangan terus menghantui, itu tidak akan menyurutkan misi Bonek untuk menguatkan koneksi persaudaraan dengan kelompok suporter di seluruh Indonesia.
Pada hasil sidang Komite Disiplin (Komdis) PSSI, Rabu (2/8/2023) lalu, Persebaya dan Persija dijatuhi sanksi denda Rp 25 juta. Itu menjadi sanksi kedua yang diterima dua tim eks Perserikatan itu akibat tidak patuh pada regulasi larangan kehadiran suporter tim tamu yang diterapkan PSSI di musim ini.
Bagi Persija, sanksi denda itu diterima secara beruntun. Sebelumnya, “Macan Kemayoran” juga menerima denda serupa akibat kehadiran The Jakmania di laga melawan Persita Tangerang di Stadion Indomilk Arena, Tangerang, Banten, pada laga pekan keempat.
Adapun Persebaya pertama kali menerima sanksi tersebut di pekan ketiga. Kala itu, Bonek hadir di Stadion Jatidiri, Semarang, Jawa Tengah, ketika skuad Bajul Ijo tumbang dari tuan rumah PSIS Semarang, 0-2.
Karena denda itu, Gate Jhoner 21, subkomunitas Bonek, menyampaikan pernyataan tertulis kepada publik mengenai permintaan maaf atas nama keluarga besar Bonek kepada Persija dan The Jakmania seiring sanksi yang dijatuhkan federasi.
“Menempuh jalan damai tidak mudah dan tidak murah, bahkan pro dan kontra hingga informasi sesat, fitnah, dan hoaks ikut membumbui niat baik kami. Namun, kami memutuskan untuk tetap berdiri tegak, berjalan lurus, dan melanjutkan komitmen untuk merawat persaudaraan dengan saudara-saudara kami di Jakarta,” ujar Koordinator Gate Jhoner 21 Erik Wicaksono yang dihubungi, Jumat (4/8/2023).
Erik menegaskan, mayoritas kelompok suporter sepak bola di Indonesia sangat menginginkan suasana penuh keharmonisan dan kekeluargaan. Kunjungan Bonek dalam laga tandang Persebaya di Jakarta, kata Erik, merupakan bukti nyata hubungan suporter Jakarta dan Surabaya sudah terjalin hangat.
Sejumlah Bonek pun tidak segan untuk membagikan kebersamaan mereka dengan pendukung Persija di media sosial. Beberapa akun media sosial subkomunitas The Jakmania juga mengunggah video kebersamaan The Jakmania dan Bonek yang bernyanyi dan menggelorakan yel-yel bersama di tribune SUGBK.
Kami memutuskan untuk tetap berdiri tegak, berjalan lurus, dan melanjutkan komitmen untuk merawat persaudaraan dengan saudara-saudara kami di Jakarta.
Aksi donasi
Sebagai bentuk pertanggungjawaban, Erik memastikan, Bonek akan menebus sanksi denda yang dijatuhkan Komdis PSSI kepada Persebaya sekaligus Persija. Untuk itu, Bonek berencana membuka kembali aksi donasi untuk melepaskan manajemen kedua klub merogoh uang dari kantong sendiri untuk membayar denda dari federasi.
Pada hukuman denda Persebaya pertama di musim ini, Bonek melakukan aksi donasi bertajuk “Donasi untuk PSSI” yang dibuka 22 Juli lalu. Hanya dalam satu hari, Bonek melalui aksi donasi mampu mengumpulkan dana sebesar Rp 25.192.700 yang diserahkan kepada manajemen Persebaya untuk membayar sanksi denda Komdis PSSI.
“Jumlah uang dari sanksi yang diberikan PSSI tidak seberapa dengan nilai dan misi persaudaraan yang sedang kami usung,” ucap Erik.
Tidak hanya sejumlah kelompok suporter, aturan larangan suporter tim tamu juga dipertanyakan oleh Presiden Madura United Achsanul Qosasi. Menurut dia, Madura United tidak akan mengundang kehadiran suporter tim tamu, tetapi jika suporter lawan hadir di laga kandang Madura, mereka juga tidak bisa diusir. Sebab, para suporter membeli tiket daring yang tak bisa diseleksi identitas kelompok suporternya.
“Aturan ini aneh, tak pernah ada dalam ‘rukun sepak bola’. Belum lagi hukuman tambahan dari Komdis (PSSI) yang tak tertuang dalam regulasi. Jika ada peraturan yang tak mungkin dilaksanakan dan tak berkeadilan, jangan malu serta ragu untuk mencabutnya,” kata Achsanul dalam pernyataannya, Jumat.
Aturan larangan suporter menyaksikan laga tandang langsung tercantum pada Pasal 51 Ayat 6 Regulasi Kompetisi BRI Liga 1 2023/2024 yang ditandatangani Ketua Umum PSSI Erick Thohir pada 28 Juni 2023. Namun, tidak tercantum sanksi apabila ada pihak yang melanggar regulasi itu.
Pada pekan kelima, Persik Kediri dan Persib Bandung juga menerima sanksi denda akibat kedatangan suporter tamu. Komdis PSSI menemukan bukti pendukung Persib datang di Stadion Brawijaya, Kediri, Jawa Timur.
Vice Presiden Operasional PT Persib Bandung Bermartabat Andang Ruhiat menyayangkan adanya sanksi itu, sebab sebelumnya manajemen telah mengimbau suporter untuk tidak hadir di Brawijaya.
“Dengan tetap datang ke Kediri, kami menangkap adanya indikasi kesengajaan agar Persib terkena sanksi. Tampaknya, kedatangan mereka juga terencana dan terorganisir. Namun, saya berharap indikasi itu tidak benar,” tutur Andang.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir menjelaskan, larangan kehadiran suporter tim tamu adalah salah satu dari konsekuensi dari kesepakatan PSSI, pemerintah, dan FIFA yang akan tetap mengizinkan suporter hadir dengan kapasitas maksimal 50 persen di masa kampanye Pemilu 2024 nanti. Menurut Erick, di masa kampanye Pemilu sebelumnya, pihak kepolisian tidak pernah mengizinkan kehadiran pendukung di laga sepak bola.
Masa kampanye Pemilu 2024 akan berlangsung 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024. Dalam periode itu, Liga 1 akan menjalani empat pekan laga, yakni pekan ke-21 hingga ke-24.
“Maka perlu ada take and give. Jangan dikonotasikan ada kepentingan, tidak ada kepentingan apa-apa. Siapa yang bisa menggaransi hal yang tidak diinginkan terjadi. Jadi, saya rasa dengan dinamika ini kita sama-sama bersabar, kita buktikan bisa bertransformasi,” tutur Erick.