Gigi Buffon, Penanda Berakhirnya Era Emas Liga Italia
Gianluigi Buffon mengakhiri karier profesional setelah 28 tahun meningkatkan derajat posisi penjaga gawang. Jabatan manajer timnas Italia bakal menjadi petualangan baru "Superman".
Gianluigi Buffon (45) resmi menggantungkan sepatu dan sarung tangannya setelah mengumumkan pensiun sebagai pemain, Rabu (2/8/2023) kemarin. Legenda berusia 45 tahun itu ialah representasi pamungkas yang tersisa dari era emas Liga Italia pada dekade 1990-an.
Sejak mendapat kepercayaan dari Pelatih Parma Nevio Scala untuk menjalani debut Liga Italia menghadapi AC Milan, 19 November 1995, Buffon langsung menunjukkan bakat besar sebagai calon kiper terbaik dalam sejarah sepak bola. Kala itu, Buffon, yang berusia 17 tahun, 9 bulan, dan 22 hari, melakukan sejumlah penyelamatan demi membantu Parma menahan Milan tanpa gol.
Sebelum menembus skuad utama Parma, Buffon telah membela tim nasional Italia junior di sejumlah turnamen bergengsi tingkat umur. Itu dimulai dari Piala Eropa U-16 1993, lalu Piala Dunia U-17 2023, Piala Eropa U-21 1996, hingga Olimpiade 1996. Ketika belum genap 20 tahun, Buffon telah mendapat kesempatan membela timnas Italia senior pada laga play-off Kualifikasi Piala Dunia 1998 kontra Rusia, Oktober 1997.
Meski telah menjalani debut di Liga Italia dan mendapat pengakuan atas bakatnya di usia remaja, Buffon tidak mudah mendapat tempat utama di turnamen resmi bersama Gli Azzurri. Itu tidak lepas dari “kekayaan” Italia untuk pemain posisi kiper di dekade 1990-an.
Pada Piala Dunia 1998, ia hanya menjadi pelapis Gianluca Pagliuca dan Angelo Peruzzi. Dua tahun berselang atau Piala Eropa 2000, Buffon menderita cedera, sehingga tersingkir dari skuad Italia yang dihuni tiga kiper, yaitu Francesco Toldo, Christian Abbiati, dan Francesco Antonioli. Tempat nomor satu di bawah mistar Italia baru benar-benar digenggam pemain berjuluk “Superman” itu pada Piala Dunia 2002.
Setelah Jepang-Korea Selatan 2002, Buffon berturut-turut menjadi pilihan utama Italia di Piala Eropa 2004, Piala Dunia 2006, Piala Eropa 2008, Piala Dunia 2010, Piala Eropa 2012, Piala Dunia 2014, dan Piala Eropa 2016. Dalam kurun waktu itu, Buffon membawa Italia meraih gelar Piala Dunia 2006, kemudian menjalani debut sebagai kapten Italia di Piala Eropa 2012.
Setelah undur diri dari timnas Italia, Mei 2018, Buffon telah memainkan 176 laga bersama Gli Azzurri. Ia menjadi pemain dan kapten dengan koleksi cap terbanyak untuk Italia. Dari jumlah laga itu, sebanyak 80 pertandingan dijalani Buffon dengan mengenakan ban kapten di lengan kirinya.
“176 waktu bersama. Terima kasih Sang Nomor 1,” ungkap akun media sosial timnas Italia, @azzurri, Rabu (2/8/2023).
Baca juga : Setitik Lubang dalam Kesempurnaan Buffon
Anda mengenakan jersei kami yang paling lama dan memenangkan paling banyak trofi. Anda adalah kapten kami.
Legenda dua klub
Di level klub, Buffon merekah di Parma dan berbunga di Juventus. Ia merasakan trofi pertama bersama Parma di Coppa Italia dan Piala UEFA edisi 1998-1999. Prestasi itu membantunya meraih gelar individu bergengsi perdana, yaitu Kiper Terbaik Serie A Italia 1999.
Setelah pindah ke Juventus bersama rekannya, Lilian Thuram, musim panas 2001, koleksi trofi Buffon melonjak pesat. Ia telah meraih 10 gelar Liga Italia, bahkan bisa menyentuh 12 gelar apabila scudetto Juve di musim 2004-2005 dan 2005-2006 tidak dicabut karena skandal calciopoli.
Lima trofi Coppa Italia dan enam gelar Piala Super Italia menjadi buah dari pengabdian Buffon bersama Juventus. Ia pun sempat tiga kali mengantarkan “Si Nyonya Besar” ke tiga edisi final Liga Champions Eropa.
“Anda tidak hanya terbaik, Anda lebih dari itu. Anda menciptakan aspirasi untuk posisi penjaga gawang. Anda mengenakan jersei kami yang paling lama dan memenangkan paling banyak trofi. Anda adalah kapten kami,” ucapan terima kasih Juve untuk Buffon.
Baca juga : Momentum Memihak ”Si Nyonya Besar”, Juventus
Secara total, Buffon menjadi pemain dengan koleksi penampilan terbanyak di Serie A berkat 657 laga. Jumlah itu terdiri dari 526 gim bersama Juve serta 168 laga untuk Parma.
Parma dan Juventus tidak hanya membantu Buffon terkenal di dunia, ia juga terbukti setia membela kedua tim itu di masa-masa sulit. Itu dibuktikan Buffon dengan mencatatkan penampilan di Serie B bersama Juve pada 2006-2007 akibat hukuman calciopoli, lalu dua musim pamungkas karier profesionalnya berada di Parma yang tampil di kompetisi kasta kedua Italia itu.
“Dari hari ini sebuah kehidupan baru dimulai, sebuah cerita baru, sebuah magis baru, dengan Gigi (Buffon) yang selalu membawa Parma di hatinya selamanya,” ungkap pernyataan resmi Parma.
Di luar dua klub Italia itu, Buffon juga sempat satu musim hijrah ke raksasa Perancis, Paris Saint-Germain, pada 2018-2019. Ia membantu PSG meraih gelar Liga Perancis.
Baca juga : Kebangkitan Kedua ”Si Nyonya Besar”, Juventus
Penuh keajaiban
Julukan sebagai Superman yang melekat kepada Buffon bukan sekedar disebabkan aksinya bak terbang untuk menghalau bola masuk ke dalam gawangnya. Ia juga meraih sejumlah penghargaan individu yang sebelumnya tidak terbayangkan bisa diraih penjaga gawang.
Buffon satu-satunya kiper yang mendapat gelar Pemain Terbaik Klub UEFA pada 2003. Ia pun menjadi kiper dengan ranking tertinggi dalam trofi individu paling bergengsi, Ballon d’Or. Buffon berada di posisi kedua pada edisi 2006.
Sejak dekade 2010-an hingga saat ini, Buffon juga menjadi kiper dengan prestasi terbaik di ajang Ballon d’Or. Ia pernah berada di posisi keempat pada Ballon d’Or 2017 berkat mendapat dukungan 221 suara. Ketika itu, Buffon kalah dari Cristiano Ronaldo (946 suara), Lionel Messi (670), dan Neymar Jr (361).
Pada musim 2016-2017 juga menjadi puncak bagi performa individu kiper setinggi 1,92 meter itu. Setelah nyaris membawa Juve meraih treble winner usai tumbang dari Real Madrid pada final Liga Champions, Buffon dinobatkan sebagai kiper terbaik oleh FIFA, UEFA, Serie A, dan IFFHS (Federasi Internasional Statistik dan Sejarah Sepak Bola).
Baca juga : Skandal ”Plusvalenza”, Petaka Juventus di Bursa Transfer
Sejumlah rekor pribadi Buffon pun akan sulit dipecahkan dalam waktu dekat. Ia memegang rekor kiper dengan jumlah nirbobol terbanyak dengan koleksi 505 pertandingan. Buffon juga menjadi kiper terlama yang tidak kebobolan di Liga Italia berkat catatan 974 menit tak kemasukan.
Kepribadian positif Buffon juga membuatnya dihormati. Ronaldinho, legenda Brasil, misalnya, memasukkan Buffon dalam daftar 11 pemain terbaik versinya meskipun tidak pernah bermain satu tim bersama.
“Ada banyak kiper sangat bagus di era saya, tetapi Buffon yang paling konsisten. Buffon telah berada di level tertinggi untuk waktu yang sangat lama,” kata Ronaldinho kepada Sky Italia.
Standar tinggi yang telah dituliskan Buffon bisa digambarkan oleh pernyataan perpisahan yang disampaikan eks rekannya di Juve dan Italia, Claudio Marchisio.
“Enzo Ferrari berkata jika Anda memberikan seorang anak kertas dan beberapa pensil warna untuk memintanya menggambar mobil, maka mobil itu akan berwarna merah. Di waktu yang saya, jika meminta anak-anak menggambar seorang kiper, wujud gambar itu pasti Gianluigi Buffon,” tutur Marchisio.
Sebagai ucapan perpisahannya, Buffon hanya berkata singkat dalam unggahan video cuplikan aksinya selama 28 tahun sebagai pesepak bola, "Demikian! Anda telah memberikan saya segalanya. Saya memberikan Anda segalanya. Kita melakukannya bersama".
Setelah pensiun, Buffon tidak akan menjauh dari sepak bola. Media Italia melaporkan Buffon telah menerima tawaran dari Pelatih Italia Roberto Mancini untuk mengisi posisi manajer tim yang kosong usai wafatnya Gianluca Vialli, Januari lalu.
Grazie per sempre, Superman!