Rumput Menguning di Stadion Manahan Jadi Catatan FIFA
FIFA mulai melakukan inspeksi awal mengenai kesiapan Indonesia sebagai tuan rumah gelaran Piala Dunia U-17. Rumput lapangan yang menguning menjadi catatan mereka sewaktu pengecekan di Stadion Manahan, Surakarta, Jateng.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Tim dari FIFA mulai melakukan inspeksi awal mengenai kesiapan Indonesia sebagai tuan rumah gelaran Piala Dunia U-17. Rumput lapangan yang menguning menjadi catatan mereka sewaktu pengecekan di Stadion Manahan, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (1/8/2023). Pengelola akan segera memperbaikinya dalam waktu dekat.
Terdapat sedikitnya empat orang perwakilan dari FIFA yang terjun melakukan inspeksi di Stadion Manahan, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Selasa siang. Berbagai aspek kesiapan stadion dicek dalam kesempatan itu. Mulai dari kualitas rumput, infrastruktur, sarana dan sarana pendukung, hingga keamanan. Lebih kurang pengecekan berlangsung selama dua jam dan dilakukan secara tertutup.
Ini masih permulaan melihat lapangannya apakah siap kalau nanti benar-benar ditunjuk secara resmi. Walaupun pernah ditunjuk sebagai venue Piala Dunia U-20, mereka masih perlu memeriksa apakah kondisinya sama dengan waktu itu.
”Ini masih permulaan melihat lapangannya apakah siap kalau nanti benar-benar ditunjuk secara resmi. Walaupun pernah ditunjuk sebagai venue Piala Dunia U-20, mereka masih perlu memeriksa apakah kondisinya sama dengan waktu itu,” kata Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta Rini Kusumandari seusai pengecekan tersebut.
Dari segala aspek yang dicek, kata Rini, catatan FIFA justru terdapat pada kualitas rumput. Ada area rumput yang terlihat menguning. Ia menduga, pemicu permasalahannya adalah kurang optimalnya kerja alat pompa milik stadion tersebut. Di satu sisi, sempat ada beberapa gelaran acara yang mengharuskan area rumput lapangan ditutup. Belum lagi persoalan tidak adanya siraman hujan beberapa waktu terakhir.
”Kalau rumput itu, kan, makhluk hidup. Kalau memang kurang perawatan, pastinya akan rusak. Jadi, kemarin ada beberapa event. Ini (rumput) juga menguning karena cuaca, termasuk pompa kami yang agak trouble. Jadi lapangan ada yang menguning,” kata Rini.
Meski demikian, ungkap Rini, perbaikan kualitas rumput tidak akan sulit. Pasalnya, secara umum, kondisi lapangan sudah cukup bagus. Hanya kekurangan air. Perawatan lapangan bakal disempurnakan lagi dengan menyediakan alat penyiraman yang mumpuni. Pihaknya juga akan menambah alat pemotong rumput guna menambah apik kualitas rumput tersebut.
Secara umum, lanjut Rini, tim FIFA juga merasa keadaan stadion cukup baik sejauh ini. Apalagi stadion itu belum lama direnovasi demi keperluan ajang Piala Dunia U-20, yang akhirnya terpaksa batal diselenggarakan di Indonesia. Dengan begitu, menurut dia, penambahan fasilitas diperkirakan tidak akan terlalu banyak.
”Artinya, lapangan sebenarnya sudah siap. Infrastrukturnya sudah siap. Tinggal ada penambahan-penambahan saja jika diperlukan nanti,” kata Rini.
Dalam peninjauan awal ini, sebut Rini, belum ada pembicaraan mengenai babak apa saja yang bakal diselenggarakan di Kota Surakarta. Maka, arahan lengkap perihal persiapan juga belum diberikan. Ia menyatakan masih ada inspeksi-inspeksi selanjutnya untuk memastikan kesiapan arena pertandingan tersebut.
Selain stadion, tim dari FIFA pun turut mengecek sejumlah lapangan pendamping latihan. Beberapa lapangan sempat ditetapkan sebagai lapangan pendamping untuk gelaran Piala Dunia U-20, seperti Lapangan Banyuanyar, Lapangan Sriwedari, Lapangan Sriwaru, dan Lapangan Kota Barat. Namun, ada dua lapangan tambahan yang dimasukkan ke daftar lapangan pendamping, yaitu Lapangan Blulukan di Kabupaten Karanganyar dan Stadion UNS di Kota Surakarta.
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengaku belum bisa menjelaskan alasan penambahan lapangan. Pihaknya menanti keputusan dari FIFA mengenai jumlah tim yang akan berlaga di kotanya. Ada beberapa perbaikan yang mesti dilakukan untuk lapangan-lapangan yang baru ditentukan tersebut. Menurut dia, waktu yang tersedia cukup untuk memastikan kondisi lapangan kelak benar-benar siap ketika dibutuhkan.
”Ada macam-macam catatan. Pokoknya kami siap. Tidak terlalu banyak penambahan sepertinya. Anggarannya akan dibantu Kemenpora dan Kementerian PUPR,” kata Gibran.