Indonesia menghadapi calon lawan di prakualifikasi Olimpiade Paris 2024, Suriah, di Indonesia Basketball International Invitational. Wajah-wajah baru akan menjadi amunisi Indonesia dalam ajang pemanasan itu.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pertemuan lebih dini dengan tim nasional bola basket Suriah menjadi kesempatan timnas Indonesia melihat kekuatan calon lawan di prakualifikasi Olimpiade Paris 2024, sekaligus mengukur kemampuan dan kualitas pemain. Apalagi, skuad Indonesia dihiasi sejumlah wajah baru yang diyakini akan memantik persaingan ketat dengan para pemain langganan timnas.
Indonesia akan menghadapi Suriah pada laga pembuka Invitasi Bola Basket Internasional Indonesia (IIBI) di Indonesia Arena, Rabu (2/8/2023), pukul 16.30. Laga itu menjadi ajang pemanasan bagi kedua tim yang akan bersaing pada prakualifikasi Olimpiade Paris 2024 mulai 12 Agustus 2023.
”Banyak pemain yang baru pertama kali bergabung dengan kami. Ini merupakan kesempatan yang bagus untuk memberikan menit bermain bagi mereka. Ini juga kesempatan untuk melihat secara langsung permainan Suriah, terlebih kami tidak mengetahui siapa saja roster mereka,” ucap pelatih Milos Pejic.
Menghadapi Suriah, Indonesia berbekal skuad dengan kualitas dan kedalaman pemain. Dari 19 orang yang dipanggil, sebanyak 15 orang merupakan peraih emas SEA Games 2021 Vietnam dan penghuni skuad SEA Games 2023 Kamboja. Termasuk di antaranya dua pemain naturalisasi, Marques Bolden dan Anthony Beane, yang dipanggil secara bersamaan.
Pelatih Milos Pejic turut memanggil beberapa wajah baru, yaitu Althof Dwira Satrio (Rans PIK Basketball Club), Muhammad Reza Fahdani Guntara (Prawira Harum Bandung), dan Kelvin Sanjaya (Satria Muda Pertamina). Ada pula pemain keturunan campuran dari Amerika Serikat, yakni Zane Adnan.
Dua pemain baru yang menjadi sorotan Pejic adalah Reza Guntara dan Zane Adnan. Reza merupakan pemain terbaik Final Liga Basket Indonesia (IBL) 2023. Pada final gim pertama, Reza mampu mencetak poin terbanyak bagi Prawira dengan 26 angka, 7 rebound, dan 1 asis untuk mengantar Prawira menang 65-74 atas Pelita Jaya Bakrie. Pebasket berusia 27 tahun ini juga mencetak hasil sempurna dari lima kali lemparan bebas dan berkontribusi dalam pertahanan dengan melakukan 9 rebound dan 1 steal pada gim kedua.
Kegemilangan Reza pun terlihat dari musim reguler ketika pemain kelahiran Bandung ini mencatat 4,4 defensive rebound tiap gim. Berkat agresivitasnya saat bertahan, ia dinobatkan sebagai ”Defensive Player of the Year IBL 2023”.
Adapun Adnan merupakan pebasket remaja keturunan Amerika Serikat-Indonesia yang bermain di kompetisi kampus NCAA Divisi I bersama klub Universitas Albany. Milos sempat melihat kemampuan Adnan ketika pemain itu turut serta pada pemusatan latihan nasional di Las Vegas di tahun 2022. Dalam pertemuan yang singkat itu, Milos mengetahui bahwa Zane cukup berbakat, terutama sebagai guard di level Asia.
”Kita tahu apa yang bisa dilakukan (Andakara) Prastawa atau Arki (Dikania Wisnu), tetapi saya ingin melihat kemampuan Zane, Reza, dan beberapa pemain baru lainnya dalam ajang ini. Kami akan melakukan apa pun yang terbaik untuk mempersiapkan pertandingan,” ucap Pejic.
Dengan kualitas yang dimiliki wajah-wajah baru, praktis persaingan dengan pemain yang langganan menghuni timnas kian ketat. Hal ini dinanti Andakara Prastawa yang menilai, persaingan tersebut bagus untuk kemajuan timnas. Dengan ekspektasi tinggi publik terhadap basket Indonesia, Prastawa optimistis rivalitas sehat antarpemain akan memajukan level permainan skuad ”Garuda”.
Point guard Pelita Jaya Bakrie Jakarta ini berharap para debutan menunjukkan penampilan terbaik. Tak hanya untuk sama-sama mengantarkan Indonesia meraih kemenangan, juga membuktikan diri layak masuk skuad timnas.
Siap tampil
Prastawa sendiri tidak bisa memastikan apakah dirinya akan tampil dalam IIBI. Kendati dipanggil, Prastawa masih dalam pemulihan cedera setelah tampil di final IBL. Namun, ia meyakini rekan-rekan setimnya dalam kondisi siap menghadapi laga yang digelar untuk mengetes kesiapan penyelenggaraan Piala Dunia FIBA 2023 ini.
Dua pemain Prawira Harum Bandung, Yudha Saputera (berkostum biru, kiri) dan Pandu Wiguna, menghalangi gerak pemain Pelita Jaya Bakrie Jakarta, Andakara Prastawa Dhyaksa, di pertandingan final gim pertama Indonesian Basketball League di Basket Hall Senayan, Jakarta, Kamis (20/7/2023).
Bagi Indonesia dan Suriah, ini adalah pertemuan pertama dalam lima tahun. Duel terakhir kedua tim terjadi pada perebutan tempat kelima Asian Games 2018 di Jakarta. Prastawa termasuk skuad Indonesia yang kalah 66-78 dari Suriah.
”Dibandingkan pertemuan terakhir pada 2018, pasti mereka sudah banyak berubah. Timnas Indonesia, dengan sistem coach Milos, dan tambahan amunisi baru, juga mungkin akan ada perubahan,” tutur Prastawa.
Setelah laga timnas senior melawan Suriah, Indonesia Patriots akan tampil melawan Uni Emirat Arab pada pukul 20.30. Tim yang dipimpin Pelatih Satria Muda Pertamina Youbel Sondakh ini berisi pemain muda IBL, seperti Ali Bagir dan Hendrick Yonga. Mereka dipersiapkan untuk menjadi pelapis timnas senior dalam ajang terdekat. Pada hari terakhir IIBI, Sabtu (5/8/2023), timnas senior dan Indonesia Patriots akan saling berhadapan.
Timnas basket dijadwalkan bertolak ke Damaskus, Suriah, melakoni prakualifikasi Olimpiade Paris 2024 zona Asia seusai IIBI. Selain dengan Suriah, Indonesia juga akan bersaing dengan Bahrain, Taiwan, India, Kazakhstan, Korea Selatan, dan Arab Saudi untuk memperebutkan satu tiket menuju turnamen kualifikasi Olimpiade Paris 2024.