Kemenpora Mendorong Peningkatan Prestasi Melalui Inisiatif Ajang Olahraga
Melalui ajang olahraga, seperti lomba atau turnamen, atlet dapat melakukan uji coba. Bibit-bibit unggul untul atlet nasional juga dapat terjaring. Masyarakat juga diharapkan lebih bugar.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga mendorong pihak swasta beramai-ramai turut menginisiasi ajang olahraga di Indonesia. Tujuannya demi peningkatan prestasi, pencarian bibit unggul sejak usia dini, hingga pertumbuhan partisipasi masyarakat dalam menjaga kebugaran tubuh.
Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo menuturkan, acara-acara olahraga, seperti lomba lari berfungsi untuk membudayakan olahraga serta menggelorakan gaya hidup sehat. Ada banyak pihak swasta yang telah berpartisipasi dalam upaya memasyarakatkan olahraga tersebut. Ia berharap, setiap upaya yang dilakukan suatu perusahaan atau jenama akan diikuti oleh jenama lainnya.
Saya menyambut siapapun yang berkontribusi untuk peningkatan prestasi maupun partisipasi olahraga masyarakat. Apalagi jika acara yang digelar juga menyentuh generasi muda.
“Saya menyambut siapapun yang berkontribusi untuk peningkatan prestasi maupun partisipasi olahraga masyarakat. Apalagi jika acara yang digelar juga menyentuh generasi muda,” kata Dito dalam konferensi pers acara lomba lari MILO ACTIV Indonesia Race 2023 seri Jakarta, di kantor Kemenpora, Senin (31/7/2023).
Inisiatif Nestle Milo dalam menggelar MILO ACTIV Indonesia Race 2023, misalnya, menurut Dito dapat ditiru oleh pihak-pihak swasta atau jenama lain di Indonesia. Lomba lari pada 8 Oktober di Plaza Tenggara Gelora Bung Karno, Jakarta, itu melibatkan peserta dari berbagai umur. Anak-anak dalam rentang 6-12 tahun dibolehkan ikut kategori family run 2,5 kilometer bersama orangtua atau wali atau pendamping. Dalam dua kategori lainnya, yaitu lari 5 kilometer dan 10 kilometer, usia peserta yang dibolehkan juga beragam mulai 12 tahun hingga 70 tahun.
Dengan menggelar acara yang melibatkan generasi muda, kata Dito, upaya mengajak masyarakat untuk bergerak dan menjaga kebugaran tubuh dimulai sejak dini. Semakin banyak anak-anak dan pemuda yang berolahraga, Dito optimistis negara Indonesia akan semakin sehat.
Di sisi lain, Dito juga menyoroti kehadiran lomba-lomba olahraga yang dapat menjadi ajang peningkatan prestasi. Acara lari, misalnya, kerap dijadikan ajang uji coba atau pemanasan bagi atlet-atlet nasional. Selain untuk menajamkan catatan waktu personal terbaik atau personal best, acara lari juga dapat menjadi wahana menguji kemampuan dengan atlet internasional
“Acara lari sangat berkolerasi dengan prestasi. Atlet-atlet nasional akan menjadikannya sebagai ajang uji coba, apalagi dari setiap lomba lari yang saya pantau selalu ada pelari-pelari internasional yang berpartisipasi,” ujar Dito.
Acara-acara olahraga diharapkan juga menjadi tempat mencari bibit unggul sejak usia dini serta menyehatkan masyarakat. Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora, Raden Isnanta, menyampaikan, acara olahraga dapat sejalan dengan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yang memiliki visi mewujudkan Indonesia bugar, berkarakter unggul, dan berprestasi dunia.
Karakter unggul dapat diwujudkan dalam bentuk komunikasi yang sehat antara para peserta. Isnanta mencontohkan, dalam perlombaan family run, anak dan orangtua akan menjalin komunikasi yang intens untuk mempersiapkan diri. Orangtua dan anak juga akan sama-sama menumbuhkan sikap disiplin dalam latihan maupun menjaga asupan gizi. Hubungan sosial pun dapat terjalin dengan sesama peserta.
“Terutama untuk anak-anak, acara olahraga akan menjadi ajang menumbuhkan kecintaan mereka. Siapa tahu di antara mereka ini ada yang berpotensi, nantinya bisa dikembangkan untuk bisa berprestasi. Artinya, bisa menjadi wahana menjaring bakat-bakat sejak usia dini,” ucap Doktor Bidang Pendidikan Olahraga, Universitas Negeri Jakarta, ini.
Belajar nilai kehidupan
Business Executive Officer Beverages Business Unit PT Nestle Indonesia Mirna Tri Handayani menuturkan, acara olahraga yang dihelat pihaknya memang berfokus pada generasi muda. Ia berharap, generasi masa depan Indonesia itu tidak hanya sehat dan aktif, tetapi juga dapat belajar nilai-nilai kehidupan melalui olahraga. Nilai-nilai itu, antara lain, kedisiplinan, ketangguhan, kemandirian, dan kerja sama.
Mantan sprinter Indonesia, Suryo Agung Wibowo, mengingatkan calon peserta untuk mengetahui level kemampuan dan kondisi masing-masing. Hal itu penting untuk menyiapkan program latihan guna persiapan lomba. Pencipta rekor lari nomor 100 meter dengan catatan 10,17 detik pada SEA Games 2009 ini juga menyoroti pentingnya memperhatikan teknik dan peralatan pendukung lari, seperti sepatu.
“Lari, kan, tidak sekadar lari. Ada tekniknya. Bagaimana ayunannya, bagaimana sikap badannya, bagaimana posisi kakinya. Sepatu juga perlu jadi perhatian karena harus disesuaikan dengan kondisi kaki masing-masing,” ujar peraih dua emas di SEA Games 2009 Laos pada cabang lari nomor 100 meter dan 200 meter.
MILO ACTIV Indonesia Race 2023 yang digelar di Jakarta merupakan seri kedua. Pada Juni lalu, seri pertama dilaksanakan di Bogor, Jawa Barat. Adapun sebanyak 10.000 peserta ditargetkan mengikuti seri kedua yang memperingati Hari Olahraga Nasional dan Hari Sumpah Pemuda ini.