Perubahan format kompetisi Liga 2 akan ditinjau ulang oleh PSSI setelah adanya keluhan dari klub. Mereka merasa dirugikan karena jumlah pertandingan menjadi lebih sedikit.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia atau PSSI mempertimbangkan untuk meninjau ulang keputusan PT Liga Indonesia Baru yang mengubah format kompetisi Liga 2. Klub-klub Liga 2 dipaksa menerima kenyataan pahit dengan adanya perubahan format kompetisi dan masih belum jelasnya turnamen pramusim. Format kompetisi terbaru membuat jadwal pertandingan menjadi lebih sedikit.
Langkah PSSI meninjau ulang perubahan format kompetisi Liga 2 diambil setelah adanya nada-nada keberatan dari sejumlah klub. Dalam format baru, PT Liga Indonesia Baru (LIB) memutuskan menghapus babak 16 besar Liga 2 yang diikuti 28 klub.
Dalam format awal, 28 klub tersebut dibagi ke dalam empat grup yang masing-masing berisi tujuh klub. Empat klub yang menempati peringkat teratas berhak maju ke babak 16 besar yang dibagi menjadi dua grup dengan diisi masing-masing delapan klub. Dua klub berperingkat teratas lolos ke babak empat besar untuk bermain satu kali hingga lolos ke final.
Dengan penghapusan babak 16 besar yang diganti menjadi delapan besar, nantinya hanya dua tim teratas dari empat grup yang berhak lolos. Perubahan format ini membuat klub-klub yang terhenti di fase grup hanya mendapatkan kesempatan bertanding sebanyak 12 kali. Setiap klub di babak grup bertemu sebanyak dua kali dalam pertandingan kandang dan tandang.
Tidak hanya itu, rencana mengadakan babak playoff untuk dua klub terbawah di setiap grup juga dibatalkan. Mulanya dua klub terbawah masih berkesempatan untuk bertahan di Liga 2 melalui jalur playoff. Namun, keputusan terbaru LIB mengharuskan klub-klub terbawah itu langsung terdegradasi.
Semua akan dikomunikasikan dulu dengan PT Liga. Kemungkinan dari PSSI akan menganalisis dulu untuk menentukan format kompetisi ini seperti apa. Itu kita akan analisis dulu.
”Semua akan dikomunikasikan dulu dengan PT Liga. Kemungkinan dari PSSI akan menganalisis dulu untuk menentukan format kompetisi ini seperti apa. Itu kita akan analisis dulu,” kata Ketua Komite Kompetisi PSSI Endri Erawan saat dikonfirmasi, Jumat (28/7/2023) malam.
Endri mengatakan, format baru Liga 2 tersebut sudah diputuskan. Namun, banyak keluhan datang dari pengurus klub-klub Liga 2. Menurut Endri, PT LIB sudah berkomunikasi dengan PSSI untuk mengubah format kompetisi. Dengan adanya nada-nada keberatan dari klub peserta Liga 2, PSSI akhirnya memutuskan untuk meninjau ulang keputusan PT LIB.
”Sekarang akan di-review dan dianalisis oleh PSSI dan PT Liga,” ucap Endri.
Perubahan format Liga 2 ramai dipertanyakan oleh klub-klub karena mereka mengaku belum menerima alasan resminya. Meski demikian, klub-klub tetap berusaha profesional dengan mengikuti keputusan yang diambil tanpa melibatkan mereka.
”Awalnya memang begitu (ada babak 16 besar). Sekarang ini menjadi pertanyaan kenapa (format) bisa berbeda,” kata Sekretaris PT Sriwijaya Optimis Mandiri Faisal Mursyid yang menaungi klub Liga 2, Sriwijaya FC, ketika dihubungi secara terpisah.
Faisal mempertanyakan hal tersebut karena dari tiga pertemuan PT LIB dengan klub-klub Liga 2 sebelumnya, tidak ada pembahasan mengenai perubahan format. Sebelum keputusan perubahan format diambil, PT LIB dan klub-klub bertemu sebanyak tiga kali.
Pertemuan itu, antara lain, membahas jadwal sepak mula Liga 2 yang direncanakan paling lambat 8 September. Selain itu, ada diskusi mengenai besaran subsidi yang akan digelontorkan kepada klub. Klub-klub Liga 2 awalnya meminta besaran subsidi Rp 2 miliar yang pada akhirnya hanya disetujui Rp 1,25 miliar oleh PT LIB. Pembayaran subsidi tidak dilakukan dalam sekali transfer, melainkan dalam lima termin.
Tanpa komunikasi
Faisal pun mengaku tidak ada komunikasi atau konfirmasi dari PT LIB kepada pihaknya terkait perubahan format liga pascapertemuan tersebut. PT LIB juga tidak menyertakan alasan pasti di balik keputusan mengubah format liga sehingga para pengurus klub hanya bisa menerka-nerka penyebabnya.
”Mungkin ini ada pertimbangan-pertimbangan PT LIB sehingga format itu berubah. Apakah dikarenakan durasi waktu masa kompetisi dengan pertimbangan berjalannya kompetisi ini kan bersamaan. Dalam artian menyesuaikan jadwal dengan agenda-agenda timnas. Ini yang masih menjadi pertanyaan kita,” ucap Faisal.
Meski berusaha memaklumi keputusan yang ada, Faisal tidak memungkiri Sriwijaya FC berpotensi merugi akibat perubahan format kompetisi itu. Kerugian terutama berasal dari besaran nilai kontrak pemain. Para pemain telah direkrut dan menandatangani kontrak untuk menjalani satu musim kompetisi.
Format baru dengan jumlah pertandingan lebih sedikit ini membuat besaran nilai kontrak dengan jangka waktu kerja pemain menjadi tidak sebanding. Sebagai gambaran, ada klub yang mengontrak pemain selama satu musim dengan durasi selama delapan hingga sepuluh bulan. Adapun format baru ini diperkirakan hanya perlu terlaksana selama tiga hingga lima bulan.
Manajemen Perserang Serang juga mengaku tidak mendapat alasan mengapa format kompetisi berubah dari rencana semula. Manajer Perserang Babay Karnawi mengatakan akan mengikuti apa pun keputusan PT LIB. Terkait kontrak pemain yang tidak sebanding dengan durasi kompetisi, Babay mengatakan itu bukan persoalan besar karena manajemen Perserang sudah mengantisipasinya.
”Kontrak kami, kan, mengikuti satu musim, bukan dihitung bulan. Karena kami setiap tahun sudah membaca situasi. Kompetisi di Indonesia ini belum pasti lamanya berapa bulan. Dari zaman dulu, ya. Kami sudah paham kompetisi sepak bola Indonesia, tidak pasti berapa bulan. Takut ada kendala apa. Makanya kontraknya itu kami buat untuk satu musim,” tutur Babay.
Meski demikian, Babay mengakui rencana perubahan format liga akan berpengaruh terhadap pemasukan tiket dari laga kandang dan kesepakatan dengan sponsor. “Iya secara finansial ya ada pengaruh. Tapi, kan, sudah diputuskan PT LIB. Kami sebagai anggota PSSI, LIB operator kompetisi sepak bola ini. Kami ikut mana yang terbaik untuk sepak bola Indonesia,” ujarnya.
Perubahan format kompetisi hanya satu dari tamparan beruntun yang dialami klub Liga 2. Sejak musim lalu, Liga 2 serasa dianaktirikan. Contoh paling nyata adalah dihentikannya kompetisi Liga 2 musim lalu di pertengahan jalan. Dengan begitu, klub peringkat atas Liga 2 menjadi kehilangan kesempatan promosi.
Musim ini tamparan keras kembali mereka alami. Selain perubahan format kompetisi, rencana turnamen pramusim juga masih belum menemui kejelasan. Babay dan Faisal mengaku belum mendapat kabar lebih lanjut dari PSSI terkait janji menggelar turnamen pramusim.