Demi menjaga kans ke semifinal, Bima Perkasa dan Dewa United harus mengalahkan diri sendiri dan lawan. ”Playoff” tak bisa diperlakukan seperti laga biasa.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kekalahan pada laga pertama menjadi pelajaran bagi Bima Perkasa Jogja dan Dewa United Banten bahwa perempat final Liga Basket Indonesia (IBL) 2023 sama sekali berbeda dengan pertandingan musim reguler. Dengan satu ”nyawa” tersisa, kedua klub butuh menajamkan mentalitas dan daya juang demi menjaga asa lolos ke semifinal.
Bima Perkasa Jogja, tim unggulan keenam, akan dijamu unggulan ketiga Pelita Jaya Bakrie Jakarta pada laga kedua perempat final IBL 2023 di BritAma Arena, Minggu (2/7/2023) malam. Pada laga playoff berformat best of three lainnya, unggulan keempat Dewa United akan menyambut RANS PIK Basketball Club, unggulan kelima, di Arena Sritex, Surakarta.
Dengan hasil negatif pada laga pertama, kemenangan pada laga kedua menjadi keharusan bagi Bima Perkasa dan Dewa United jika ingin melangkah lebih jauh di IBL musim ini. Kemenangan mereka akan memaksa playoff dilanjutkan ke gim ketiga untuk menentukan tim yang lolos ke semifinal.
”Sekarang ibarat nyawa kami tinggal satu lagi. Kalau ingin tetap ’hidup’ atau lolos, mau tidak mau di gim kedua harus all out. Kalau tidak, ya, berarti kami ’mati’,” kata Pelatih Bima Perkasa Efri Meldy.
Meldy berharap timnya memperbaiki kesalahan-kesalahan pada gim pertama, seperti inkonsistensi dan mentalitas yang buruk. Kolektivitas tim dalam menyerang juga menjadi catatan. Meldy pun meminta pemainnya memahami laga playoff sama sekali berbeda dengan pertandingan di musim reguler, baik secara intensitas maupun tekanan.
Perlawanan Bima Perkasa di gim pertama justru tidak sesengit musim reguler. Sebelum kalah 57-70 pada laga playoff, Bima Perkasa sebenarnya telah dua kali takluk dari Pelita Jaya. Namun, kekalahan mereka selalu dengan margin tipis, 71-75 dan 54-61.
Menurut forward senior Bima Perkasa, Yanuar Dwi Priasmoro, rekan setimnya tidak siap dengan tekanan bermain di playoff. Padahal, timnya memiliki kemampuan untuk mengimbangi permainan Pelita Jaya. Ia pun meminta rekan setimnya meningkatkan daya juang dalam pertemuan kedua.
”Secara mental, tim kami kalah. Seharusnya bermain di kandang sendiri usaha kami lebih besar daripada lawan, malam ini malah sebaliknya. Jika ingin bertahan, memang harus all out dan menang. Pemain yang tidak mau mengubah mentalitasnya, lebih baik diganti rekan lainnya,” ucap pemain berusia 34 tahun ini.
Pelajaran bahwa laga playoff tak seperti musim reguler juga dipetik oleh Dewa United. Setelah mampu mengalahkan RANS PIK pada dua laga sebelumnya, Dewa United justru berbalik takluk pada perempat final.
Forward Dewa United, Kaleb Ramot Gemilang, mengatakan, timnya harus memiliki keyakinan menang. Kendati tertinggal satu langkah dari RANS PIK, Dewa United harus percaya diri untuk merebut gim kedua.
Secara mental, tim kami kalah. Seharusnya bermain di kandang sendiri usaha kami lebih besar daripada lawan, malam ini malah sebaliknya.
”Beberapa hal teknis juga harus diperbaiki, terutama akurasi lemparan. Termasuk lemparan saya yang juga buruk sekali, padahal ada beberapa peluang bagus,” tutur peraih gelar Most Valueable Player (MVP) IBL 2019 ini.
Tembok menghadang
RANS PIK menyadari, Dewa United tak akan tinggal diam dengan kekalahan pada gim pertama. Pelatih RANS PIK Bambang Asdianto Pribadi menuturkan, Dewa United masih akan menjadi ”tembok besar” bagi timnya. Tembok itu berupa motivasi tinggi membalas kekalahan dan komposisi pemain yang patut diwaspadai, seperti dua pemain mantan MVP, Kaleb Gemilang dan Xaverius Prawiro. Ada pula pemain asing yang baru didatangkan pada seri 7, Yeison Yan Colome.
Terutama Colome, Bambang akan menyiapkan cara untuk menghentikan guard asal Republik Dominika ini. Colome cukup merepotkan pertahanan RANS, khususnya pada kuarter terakhir gim pertama. Ia menjadi pencetak poin terbanyak Dewa United dengan 18 angka.
”Untuk playoff, persiapan kami lebih pintar lagi, recovery tetap ada. Khusus gim kedua, selain menyetop Colome, hal mayor lain yang akan kami siapkan adalah memperbaiki akurasi lemparan bebas karena persentasenya hanya 45 persen,” ujar Bambang, menyoroti 12 poin yang hilang dari 24 kesempatan lemparan bebas pada gim pertama.
Sementara itu, Pelita Jaya akan fokus untuk menyeimbangkan serangan dan pertahanan dalam gim kedua. Guard Pelita Jaya, Andakara Prastawa Dhyaksa, menyampaikan, pertahanan timnya mengendur ketika terlalu fokus menyerang. Alhasil, keunggulan dengan margin 19 poin pada kuarter ketiga pun mampu diperkecil oleh Bima Perkasa menjadi 7 angka.
”Ini jadi pekerjaan rumah kami, tidak boleh kendur pertahanannya ketika fokus menyerang. Kami harus bermain di level kami terus,” tutur Prastawa, yang menyumbang 18 angka untuk Pelita pada laga gim pertama.