Para pegulat Indonesia berharap mendapatkan kepercayaan tampil di Asian Games Hangzhou. Mereka pantas mendapat peluang itu karena telah membuktikan diri di SEA Games Kamboja.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah melampaui ekspektasi di SEA Games Kamboja 2023, tim gulat Indonesia langsung menatap kompetisi lebih tinggi. Para pegulat nasional akan segera dipersiapkan untuk mengikuti Asian Games Hangzhou 2022 pada 23 September-8 Oktober mendatang.
Rencana itu disampaikan Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PP PGSI) Trimedya Panjaitan dalam pelantikan dan pengukuhan kepengurusan PP PGSI periode 2022-2026 di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (26/6/2023).
”Besok mungkin kami akan kumpulkan 14 atlet (SEA Games lalu) dan tim pelatih untuk membicarakan pelatnas berikutnya, mengingat Asian Games sudah sebentar lagi. Dengan prestasi kami di SEA Games, kami berharap bisa dipercaya lagi di Asian Games,” kata Trimedya seusai dilantik untuk periode kedua menjabat Ketum PP PGSI.
Di Kamboja, tim gulat berhasil melampaui target 2 medali emas dengan raihan total 6 emas, 6 perak, dan 2 perunggu. Capaian prestasi itu adalah yang terbaik sejak SEA Games 1997 di Jakarta (9 emas, 6 perak, 5 perunggu). Adapun semua pegulat yang dikirim bisa pulang dengan medali. Pemusatan latihan nasional masih diliburkan setelah pulang dari Kamboja.
Menurut Trimedya, program pelatnas masih menanti kepastian dari Kementerian Pemuda dan Olahraga. ”Kalau kami sih 14 atlet sudah siap, tergantung nanti diberikan kuota berapa oleh Kemenpora. Juga nanti try out ke luar tergantung dari ada dana atau tidak untuk persiapan ke luar negeri, seperti kemarin ke Korsel (sebelum SEA Games),” ujarnya.
Acara pelantikan kepengurusan baru PP PGSI turut dihadiri Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo dan Ketum Komite Olahraga Nasional Indonesia Marciano Norman. Kedua tokoh itu mengakui cabang gulat harus diberikan kesempatan lebih karena sudah terbukti bisa menghasilkan prestasi.
Acara dilanjutkan dengan pemberian bonus kepada para pegulat peraih medali. Peraih emas mendapatkan Rp 300 juta, perak (Rp 200 juta), dan perunggu (Rp 100 juta). Bonus itu di luar dari pemberian Presiden Joko Widodo.
Dito mengatakan, kuota pegulat yang dikirim masih belum dipastikan karena sedang dalam pembahasan Tim Review Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional (PPON). Dua faktor yang menjadi pertimbangan adalah rekam jejak prestasi di Kamboja dan potensi prestasi di Hangzhou.
”Kami sangat bahagia karena gulat bisa melampaui target. Tentu itu menjadi dasar optimisme di Asian Games nanti. Kami terus mengejar persiapan karena Asian Games tidak akan lama lagi. Saya targetkan daftar atlet diumumkan secepatnya,” ujar Dito.
Dari rekam jejak prestasi, para pegulat yang kemungkinan besar dikirim adalah peraih emas di Kamboja. Jika di Asia Tenggara saja belum bisa menjadi yang terbaik, akan sulit bersaing di level Asia. Peraih emas di Kamboja antara lain M Aliansyah (67 kilogram) dan Andika Sulaeman (77kg) dari gaya Romawi Yunani serta Randa Riandesta (79kg) dari gaya bebas.
Berbeda jauh
Menurut Aliansyah, kualitas pegulat level Asia Tenggara sangat jauh dibandingkan dengan Asia. Pembeda paling nyata adalah pengalaman bertanding. Adapun Asia berisikan para pegulat kawakan dunia yang berasal dari negara Asia Timur, seperti Jepang, dan negara pecahan Rusia.
”Karena itu, pastinya kami butuh persiapan di negara-negara besar gulat, seperti Kirgizstan. Kalau di Korsel seperti kemarin agaknya susah karena bahkan pegulat mereka saja sudah sulit bersaing,” kata Aliansyah yang sudah berpengalaman mengikuti Asian Games 2010 dan 2018.
Terakhir kali pegulat Indonesia mengikuti Asian Games adalah pada 2018 saat berstatus tuan rumah. Sebanyak 18 pegulat tampil, tetapi tidak satu pun berhasil meraih medali. Padahal, mereka sudah melakukan persiapan serius dengan berlatih tiga bulan di Bulgaria.
Persiapan matang merupakan salah satu kunci keberhasilan tim gulat di SEA Games lalu. Para pegulat nasional berlatih intensif di Daegu, Korea Selatan, selama sekitar tiga pekan. Mereka bergabung dengan latihan tim gulat kota Daegu yang dipimpin langsung oleh pelatih lokal, Cho Sang-wuk. Para atlet menjalani latih tanding setiap hari.
Jangka panjang
Rudiansyah, pelatih tim gulat Indonesia, mengatakan, perlu pelatnas jangka panjang dan mengikuti banyak kompetisi untuk bisa bersaing di level Asia. Vietnam, yang merajai Asia Tenggara dan melakukan pelatnas tidak terputus, bahkan sulit bersaing di Asian Games.
Adapun Trimedya sudah terpilih kembali sebagai ketum pada Oktober lalu. Dia terpilih secara aklamasi oleh 25 dari 26 pengurus provinsi. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat RI itu akan melanjutkan masa bakti setelah juga memimpin pada periode 2018-2022.
Setelah pelantikan dan pengukuhan, acara dilanjutkan dengan pemberian bonus kepada para pegulat peraih medali. Peraih emas mendapatkan Rp 300 juta, perak (Rp 200 juta), dan perunggu (Rp 100 juta). Bonus itu di luar dari pemberian Presiden Joko Widodo.