Dengan diikuti 30 atlet dari 17 provinsi, persaingan sengit tersaji dalam perlombaan lompat jauh pada Kejuaraan Nasional Atletik 2023. Fenomena itu menjadi modal positif untuk berkembangnya lompat jauh di Indonesia.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·6 menit baca
Persaingan sengit tersaji dalam perlombaan lompat jauh senior Kejuaraan Nasional Atletik 2023 di Stadion Sriwedari, Solo, Jawa Tengah, Jumat (23/6/2023). Dari 30 atlet yang berpartisipasi, ada tujuh pelompat yang menembus lompatan 7 meter. Meskipun belum bisa memecahkan rekor nasional, fenomena itu menjadi secercah harapan untuk berkembangnya lompat jauh. Lagi pula, nomor perlombaan itu punya sejarah positif bagi Indonesia di sejumlah kejuaraan internasional.
”Ini mungkin perlombaan dengan peserta paling ramai yang pernah saya ikuti. Tadi, saya berada di urutan ke-29. Jadinya, lama sekali nunggu giliran untuk pemanasan dan lomba. Bahkan, saya hanya sekali mencoba pemanasan. Akibatnya, saya telat panas dan tidak optimal di awal-awal percobaan,” ujar pelompat Nusa Tenggara Barat (NTB), Sapwaturrahman, yang meraih medali emas.
Lompat jauh Kejurnas 2023 diminati oleh banyak peserta. Ada 30 atlet dari 17 provinsi yang ikut serta sehingga timbul antrean panjang yang membuat satu pelompat harus menunggu sekitar 30 menit untuk setiap percobaan dari enam kali kesempatan. Perhitungannya, satu pelompat butuh sekitar 1 menit dari mengambil ancang-ancang hingga melompat untuk setiap percobaan.
Persaingannya pun sangat sengit. Sejak percobaan pertama, beberapa pelompat langsung melesat menembus lompatan 7 meter, seperti yang dibukukan mantan atlet pemusatan latihan nasional (pelatnas) asal Bangka Belitung, Ahmad Ambali Syukur; dan atlet Jawa Barat, Suwandi Wijaya, yang dikirim dalam SEA Games Kamboja 2023.
Memasuki pertengahan perlombaan atau percobaan keempat hingga keenam, persaingan jauh lebih ketat. Usai mencatat lompatan 7,30 meter di percobaan kedua, Ambali sempat memimpin dengan lompatan 7,49 meter di percobaan keempat. Pelompat asal Jebus, Kabupaten Bangka Barat, itu menyalip Suwandi yang memimpin usai mengemas lompatan 7,34 meter di percobaan ketiga.
Sapwaturrahman, yang biasa disapa Sapwan, pun mesti mengeluarkan kemampuan terbaik agar tidak mencoreng statusnya sebagai andalan Indonesia saat meraih perunggu SEA Games 2023. Setelah "telat panas" dengan lompatan sekitar 6 meter di dua percobaan pertama, Sapwan bangkit dengan lompatan 7,45 meter di percobaan ketiga.
Kalau ada persaingan kompetitif dari tingkat nasional, pelompat akan lebih siap menjalani persaingan lebih berat di level internasional.
Memasuki percobaan keempat, Sapwan menunjukkan kemampuan aslinya dengan menembus lompatan 7,71 meter. Seketika, atlet kelahiran Sumbawa, NTB, 13 Mei 1994, itu memimpin klasemen sementara. Kendati kagum dan memberi apresiasi kepada capaian Sapwa di lompat keempat, sejumlah pesaing tidak menyerah begitu saja.
Batas kemampuan
Ambali dan Suwandi terus mencoba untuk menyalip Sapwan. Ambali, yang memegang rekornas remaja (U-18) dan yunior (U-20) dengan 7,65 meter yang dicetak di Kuala Lumpur, Malaysia, 21 Juli 2018, berusaha keras melampaui batas kemampuannya demi mengalahkan Sapwan. Demikian pula Suwandi. Dia berupaya mengulangi lompatan terbaiknya, 7,78 meter, yang diukir di Kuala Lumpur, 24 Agustus 2017.
Sayangnya, karena terlalu ngotot, Ambali justru gagal memanfaatkan dua percobaan terakhir. Di lompatan kelima, Ambali mengalami cedera engkel kanan karena posisi mendarat yang buruk. Usai menerima perawatan medis, dia tetap mencoba melakukan lompatan keenam atau lompatan pamungkas. Namun, karena rasa nyeri yang belum hilang, dirinya tidak bisa berbuat banyak.
Adapun Suwandi hanya mampu mempertajam lompatannya menjadi 7,43 meter di percobaan keenam. Sebaliknya, meski tidak mungkin lagi terkejar, Sapwan malah bisa memperbaiki lompatannya menjadi 7,85 meter di percobaan terakhir.
Secara keseluruhan, ada tujuh pelompat yang bisa menembus lompatan sekitar 7 meter sekaligus memenuhi limit Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumatera Utara 2024 dengan 7,00 meter. Sisanya, 18 atlet bermain di lompatan sekitar 6 meter dengan selisih yang tidak berjauhan. Praktis, cuma lima atlet yang bermain di lompatan sekitar 5 meter. ”Persaingan kali ini seru sekali yang membuat saya terpacu untuk tampil maksimal,” kata Sapwan.
Si "Anak Hilang"
Persaingan sengit lompat jauh Kejurnas 2023 turut mencuatkan kembali nama Ambali. Dalam ASEAN School Games 2018 di Kuala Lumpur, Ambali menyita perhatian dengan meraih emas sekaligus memecahkan rekornas U-18 dan U-20. Dengan postur tubuh yang sama dan daya ledak yang cenderung lebih baik, pelompat kelahiran 17 Juni 2001 itu digadang-gadang menjadi penerus Sapwan.
Sayangnya, karena tidak bisa beradaptasi, Ambali tidak lama berada di pelatnas. Di akhir 2019, dia memilih pulang kampung. Bahkan, dia sempat hilang sekitar dua tahun karena fokus meneruskan pendidikan dan mengikuti seleksi masuk kepolisian.
Karena dorongan mantan pelatih dan rekan-rekannya di pemusatan latihan daerah (pelatda), Ambali akhirnya turun gunung satu setengah tahun terakhir. ”Tadinya, saya sempat berpikir berhenti dari dunia atletik. Apalagi, saya sudah kerja juga. Tapi, pelatih dan teman-teman di pelatda terus mengajak saya untuk berlatih lagi. Akhirnya, saya terpancing untuk mencoba berlatih lagi,” tuturnya.
Dengan latihan yang singkat, Ambali mengaku tidak mudah untuk kembali mencapai performa terbaiknya. Bahkan, dalam Kejurnas 2022 di Semarang, Jawa Tengah, dia harus puas dengan medali perunggu lewat lompatan terbaik 7,27 meter.
Akan tetapi, berkat persaingan yang lebih ketat, Ambali terlecut untuk berusaha lebih keras di Kejurnas 2023. Hasilnya, dia bisa memperbaiki prestasi dan jarak lompatan walau belum bisa mengulangi raihan terbaiknya lima tahun lalu. ”Saya rasa Kejurnas kali ini adalah perlombaan terbaik yang pernah saya alami. Dari sini, motivasi saya semakin tumbuh untuk bisa lebih baik dari rekornas saya, setidaknya di PON nanti,” ujarnya.
Menyambut positif
Sementara pelatih Sapwan, Ariy Dermawan, menyambut positif persaingan sengit di Kejurnas 2023. Fenomena itu menjadi modal penting untuk perkembangan lompat jauh Indonesia. ”Kalau ada persaingan kompetitif dari tingkat nasional, pelompat akan lebih siap menjalani persaingan lebih berat di level internasional,” tuturnya.
Bahkan, karena fenomena positif itu, Sapwan mampu mencetak lompatan 7,85 meter di Kejurnas yang lebih baik dibanding saat dirinya meraih perunggu dengan 7,62 meter di SEA Games 2023. Hasil lompatan di Kejurnas itu pun setara dengan capaian pelompat Filipina, Janry Ubas, yang merebut emas SEA Games 2023.
Namun, menurut Manajer Tim Atletik Indonesia di SEA Games 2023 Mustara Musa, fenomena itu tidak istimewa. Hasil lompatan para peraih medali masih jauh di bawah rekornas lompat jauh milik Sapwan dengan 8,09 meter yang dicetak saat dirinya meraih perunggu Asian Games 2018 di Jakarta, 26 Agustus 2018.
Perlu upaya lebih keras agar lompat jauh bisa kembali merajai Asia Tenggara. Paling tidak menyamai prestasi Sapwan ketika merengkuh emas SEA Games Filipina 2019 dengan 8,03 meter yang sekaligus memecahkan rekor lompat jauh SEA Games milik pelompat Filipina Henry Dagmil dengan 7,87 meter yang diukir di Nakhon Ratchasima, Thailand, 10 Desember 2007.
Lagi pula, grafik Sapwan cenderung menurun setelah SEA Games 2019, yakni meraih perunggu dengan 7,61 meter di SEA Games Vietnam 2021 tahun lalu dan tidak membaik signifikan di SEA Games 2023. Dengan kondisi itu, Sapwan tidak masuk daftar pelatnas yang dibiayai mandiri Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia maupun yang dibiayai Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk Asian Games Hangzhou, China 2022 pada 23 September-8 Oktober 2023.
Dengan performa saat ini, Sapwan dinilai sulit bersaing dengan pelompat terbaik Asia yang konsisten bermain di lompatan sekitar 8 meter, seperti atlet China, Wang Jianan, yang meraih emas Asian Games 2018 dengan 8,24 meter dan rekan senegaranya, Zhang Yaoguang, yang merebut perak ajang itu dengan 8,15 meter.
”Dari hasil Kejurnas ini, mungkin ada pelompat yang bisa masuk ke pelatnas tetapi belum tentu bisa dikirim ke kejuaraan internasional. Kalau di atas kertas tidak bisa bersaing, percuma memberikan kesempatan ke ajang internasional. Jadi, buktikan dulu kemampuan mereka mulai dari SEA Games (terdekat), baru selanjutnya ke tingkat Asia,” pungkas Mustara.