Satria Muda dan Pelita Jaya menatap misi yang lebih besar di derbi Jakarta, lebih dari sekadar menutup musim dengan menang atas tim rival sekota.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jelang derbi Jakarta, Satria Muda Pertamina dan Pelita Jaya Bakrie tidak hanya fokus mengalahkan satu sama lain. Dua tim finalis musim lalu itu terus mengincar peningkatan performa untuk playoff karena sadar dominasi mereka sedang diusik Prawira Harum Bandung.
Laga derbi itu akan menjadi sajian penutup seri 8 sekaligus musim reguler di BritAma Arena, Jakarta, Sabtu (24/6/2023). Tuan rumah Satria Muda yang memuncaki klasemen sementara dengan 56 poin (27 menang-2 kalah) dipastikan finis peringkat pertama jika menang atas rival sekota.
Pelatih Satria Muda Youbel Sondakh ingin menguji beberapa hal di laga itu. Salah satunya menghentikan deretan guard Pelita Jaya yang piawai dalam dribel dan tembakan tiga angka. Tim lawan datang dengan guard asing baru, Dashaun Wiggins, yang belum ada di pertemuan pertama pada Februari lalu.
Selebihnya, Youbel lebih fokus ke performa keseluruhan tim yang masih jauh di bawah standar. Mereka belum menemukan ritme sejak liga dimulai seusai jeda dua bulan, Mei lalu. Dalam tiga laga di seri ini, misalnya, rerata akurasi tiga angka Hardianus Lakudu dan rekan-rekan hanya 16,4 persen. Sangat rendah, bahkan di level IBL.
Tim juara bertahan dua musim beruntun itu pun ditaklukkan Prawira dan nyaris kalah dari tim peringkat ke-8, Bumi Borneo Pontianak, di depan publik sendiri. Youbel mengibaratkan kekalahan dari Prawira itu seperti ditabrak mobil. Teguran bagi mereka sebelum babak playoff dimulai pekan depan.
”Ini kesempatan memperbaiki sebelum playoff. Saya ingin bagaimana kami bisa bangkit sebagai tim dulu. Semoga serangan kami bisa mencapai level puncak. Selain itu, kami juga ingin menguji mental. Laga ini akan berbeda dari gim pertama (Satria Muda menang 72-67),” kata Youbel.
Jika Satria Muda terpeleset, Prawira dan Pelita Jaya bisa mengudeta. Mereka mencatat rekor sama, 26-3, setelah Prawira menang atas West Bandits Solo, 88-63, dan Pelita Jaya menaklukkan RANS PIK, 84-73, pada Jumat. Prawira, yang ditantang Tangerang Hawks di laga terakhir, lebih berpeluang finis di posisi pertama karena unggul rekor pertemuan atas kedua pesaing.
Pelatih Pelita Jaya Djordje Jovicic tidak pernah ragu dengan serangan tim asuhannya. Mereka memiliki pencetak angka andal, seperti duo guard tim nasional Andakara Prastawa dan Muhamad Arighi. Namun, dia masih ingin melihat peningkatan di pertahanan seusai takluk dari Prawira, pertengahan Juni.
Pelita Jaya kemasukan 84 poin ketika itu, jauh lebih tinggi dari rata-rata kemasukan musim ini, yaitu 67,5 poin. ”Kami harus lebih baik dalam bertahan. Pertahanan adalah fondasi. Kami tidak akan bisa selamanya mengandalkan tembakan,” kata Jovicic.
Lebih tenang
Pelita Jaya bisa sedikit tenang. Seusai kalah, mereka menyapu bersih tiga kemenangan di seri Jakarta, antara lain versus tim peserta playoff Bima Perkasa Jogja dan RANS. Rerata kemasukan mereka hanya 61,3 poin. Prastawa yang sempat cedera pada awal seri juga sudah kembali ke rotasi awal.
Ini kesempatan memperbaiki sebelum ’playoff’. Saya ingin bagaimana kami bisa bangkit sebagai tim dulu.
Satria Muda lebih diuntungkan dari sisi jadwal. Mereka punya waktu istirahat tiga hari setelah laga terakhir, sedangkan Pelita Jaya harus tampil lagi kurang dari 24 jam setelah versus RANS. ”Karena itu, pemulihan kondisi jadi fokus kami. Kami ingin menutup musim dengan baik. Pastinya sehat utama, tetapi tujuan utamanya mengambil gim nanti,” kata Prastawa.
Banyak keuntungan yang bisa didapatkan peringkat pertama. Mereka akan bertemu tim unggulan terendah. Dengan kembalinya format kandang dan tandang di playoff sejak terakhir 2019, mereka juga pasti bermain lebih banyak di markas sendiri dari babak awal hingga final.
Laga Derbi Jakarta biasanya selalu menjadi cerminan final. Namun, semua bisa berbeda musim ini. Andai Prawira mencuri puncak klasemen, Satria Muda dan Pelita Jaya dipastikan tidak bisa bertemu di final lagi. Keduanya akan saling beradu di semifinal jika melaju jauh dalam playoff.
Pelatih asing Prawira David Singleton mengatakan, sudah saatnya mereka merusak dominasi duo Jakarta itu pada musim ini. Prawira sangat siap menyambut playoff setelah menang bergantian atas Pelita Jaya di Bandung dan Satria Muda di kandang lawan hanya dalam waktu selang sepekan.
”Musim lalu memang masalahnya di mental. Tetapi, saya yakin musim ini tidak akan terulang. Ini musim berbeda, dengan kisah dan sistem berbeda. Terutama pemain asing (Brandone Francis dan Jarred Shaw) lebih baik yang membawa perubahan besar. Kalian bisa melihat itu,” kata Singleton.
Di sisi lain, forward Satria Muda, Laurentius Oei, melihat laga derbi nanti wajib dimenangi. Mereka butuh modal percaya diri untuk melenggang ke playoff. Kekalahan di depan publik sendiri akan menjadi pukulan besar. ”Jangan sampai kami kalah di kandang sendiri,” tuturnya.