Jangan Menangis untuk Messi, Indonesia!
Jika Lionel Messi tidak datang ke Jakarta, hal itu tidak perlu ditangisi. Mari menikmati kesempatan langka timnas Indonesia yang akan berduel dengan Argentina, sang juara dunia.
Laporan media Argentina, TyC Sports, yang menyebut Lionel Messi tidak akan ikut dengan rombongan skuad Argentina melanjutkan tur Asia ke Jakarta, Indonesia, membuat ribuan pecinta sepak bola di Tanah Air kecewa. Mereka, yang sudah memenangi perang tiket untuk menyaksikan laga Indonesia versus Argentina di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senin (19/6/2023), berpeluang kehilangan momen sekali seumur hidup menyaksikan langsung pesepak bola terbaik di abad ini.
Messi memutuskan untuk segera menjalani liburan yang dibutuhkannya usai menghadapi Australia di Beijing, China. Setelah itu, ia bersiap untuk bergabung dengan klub barunya, Inter Miami.
“Messi memutuskan untuk segera menjalani liburan yang dibutuhkannya usai menghadapi Australia di Beijing, China. Setelah itu, ia bersiap untuk bergabung dengan klub barunya, Inter Miami,” ungkap TyC Sports, Selasa (13/6/2023) malam WIB.
Menjadi megabintang, seperti Messi, memang serba sulit. Ia tentu punya keinginan untuk menyapa seluruh penggemarnya di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Tetapi, ia harus realistis karena kekuatan fisiknya sudah tidak lagi seperti lima tahun lalu.
Baca juga : Kedatangan Timnas Argentina dan Orientasi Pengembangan Sepak Bola Indonesia
Sebagai gambaran, sejak menjalani fase gugur Piala Dunia Qatar 2022, Messi dikabarkan harus menerima perawatan suntikan penahan rasa sakit sebelum laga untuk menghindari nyeri di kakinya. Berdasarkan pantauan Kompas selama berada di Qatar, Messi kerap memegang bagian belakang paha kirinya ketika laga memasuki akhir babak kedua.
Itu terlihat jelang masa perpanjangan waktu melawan Belanda di babak perempat final, lalu final kontra Perancis pada duel puncak. Kondisi itu menandakan pemilik tujuh Ballon d’Or itu memiliki masalah hamstring yang ditahannya demi mempersembahkan trofi Piala Dunia 2022.
Alhasil, amat logis apabila Messi memilih tidak memprioritaskan tur ke Jakarta demi segera menikmati masa liburan jeda kompetisi. Sebab, Messi sudah harus bergabung dengan klub barunya, 1 Juli mendatang. Inter Miami dijadwalkan bakal menggelar acara pengenalan Messi sebagai pemain anyar di putaran kedua Liga Mayor Amerika Serikat antara 1 atau 5 Juli.
Seiring situasi itu, Messi hanya memiliki waktu istirahat selama dua pekan setelah merampungkan musim pamungkas bersama Paris Saint-Germain dan menjalani laga persahabatan dengan Argentina. Sebagai perbandingan, rekan setim Messi di skuad “La Albiceleste” mayoritas baru kembali ke klubnya di Eropa, akhir Juli.
Baca juga : Ikhtiar Menjaga Peningkatan Performa Tim ”Garuda”
Selain itu, Messi juga tidak memiliki keharusan untuk bergabung dengan timnya di Indonesia. Ketua Umum PSSI Erick Thohir pun telah menegaskan, pihaknya mendatangkan Argentina bukan Messi All-Star, meskipun ia tetap berharap Messi bisa ikut ke Indonesia.
“Jadi ini pertandingan Indonesia melawan Argentina, bukan Messi All-Star,” ucap Erick.
Merujuk The Athletic, biaya dasar untuk mendatangkan timnas level “A” atau 10 besar ranking FIFA, seperti Argentina, Brasil, Perancis, dan Belgia, berada di kisaran 5 juta dollar Euro atau sekitar Rp 74 miliar.
Dengan kondisi itu, maka PSSI dipastikan tidak membayar biaya tambahan khusus untuk mendatangkan Messi ke Jakarta. Ongkos untuk kedatangan khusus Messi tentu membutuhkan biaya mahal.
Baca juga: Javier Zanetti Perantara Erick Thohir Datangkan Timnas Argentina
Sebagai contoh, berdasarkan informasi yang Kompas himpun, PSSI dan BRI membayar Roberto Carlos, eks bek kiri Brasil, lebih dari Rp 3 miliar untuk datang ke Jakarta, awal Juni ini, demi memberikan pelatihan dan membantu proses seleksi tim U-16 Indonesia. Jumlah itu belum termasuk tiket pesawat pulang pergi menuju dan dari Jakarta.
Banyak sisi positif
Lalu, apabila Messi tidak datang, masih pantaskah menyaksikan laga Argentina melawan Indonesia? Jawabannya, tentu sangat pantas.
“Melawan Argentina memberikan banyak sisi positif bagi timnas Indonesia. Kita harus banyak memetik pelajaran, mulai dari cara bermain, sikap profesional para pemain, dan pengelolaan manajemen dari sebuah tim berlabel juara dunia,” ujar Kurniawan Dwi Yulianto, legenda timnas Indonesia, kepada Kompas, Rabu (14/6/2023).
Tanpa Messi, daya tarik tim Argentina akan tetap besar dengan kehadiran pemain muda terbaik Piala Dunia 2022, Enzo Fernandez, lalu pemain utama, seperti Angel Di Maria, Emiliano Martinez, Rodrigo De Paul, dan Alexis Mac Allister.
Baca juga : Memahami Alasan Lionel Messi Memilih Inter Miami
Jangan lupakan pula Julian Alvarez, peraih treble winner bersama Manchester City, yang berpeluang tampil di Jakarta. Alvarez baru tiba di China, Rabu (14/6/2023) ini.
Ia kemungkinan besar tidak akan dipaksakan tampil melawan Australia oleh Pelatih Argentina Lionel Scaloni karena baru menyelesaikan pesta juara bersama City di Manchester, Inggris, Selasa (13/6/2023) kemarin.
Selain itu, penyerang sayap muda Manchester United, Alejandro Garnacho, akan menjalani debut sebagai pemain utama La Albiceleste di Jakarta. Tak ayal, pendukung Argentina di Tanah Air akan menyaksikan langsung kelahiran calon tulang punggung timnas Argentina di masa depan.
Tak ketinggalan, predikat Argentina sebagai juara Piala Dunia 2022 juga menjadi hal yang patut kita pertimbangkan. Apalagi Argentina menyandang status juara dunia itu baru enam bulan.
Sebagai negara yang hanya menduduki peringkat 150 besar ranking FIFA tentu hanya sebuah keajaiban Indonesia bisa mendapat kesempatan tampil menghadapi tim peringkat satu dunia. Dalam sejarah PSSI dan timnas “Garuda”, kualitas laga melawan Argentina nanti hanya bisa ditandingi dengan duel perempat final Olimpiade Melbourne 1956 menghadapi Uni Soviet.
Baca juga: Antiklimaks Kisah Lionel Messi di PSG
Selain itu, timnas Indonesia juga tengah dalam tren menanjak. Apalagi laga melawan La Albiceleste akan menjadi ajang persiapan Pelatih Shin Tae-yong menyiapkan tim untuk menghadapi babak pra-kualifikasi Piala Dunia 2026, Oktober mendatang, kemudian Piala Asia Qatar 2023, Januari-Februari 2024.
Oleh karena itu, meskipun tanpa Messi, tim Garuda tetap akan mendapatkan kesempatan emas untuk menjajal kekuatan tim berstatus juara dunia. Indonesia berpeluang tumbang dengan kebobolan lima gol atau lebih, tetapi skuad Garuda bisa menunjukkan semangat juang yang diperlukan untuk menjalani laga-laga penting dalam satu tahun ke depan.
Jangan menangis hanya karena Messi tidak datang. Lupakan “La Pulga”, meski perih. Saatnya pencinta bola Indonesia menikmati kesempatan langka menyaksikan tim Garuda beradu strategi dan kemampuan dengan tim terbaik sekaligus juara dunia tiga kali, Argentina.