Nuggets Juara Pertama Kali, Jokic Menapak Puncak Dunia
Pencapaian Jokic sebagai pebasket lengkap sudah. Setelah berbagai rekor dan penghargaan individu, ”Si Joker” akhirnya merasakan juara bersama Nuggets.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
DENVER, SELASA — Masalah pelanggaran center Nikola Jokic, ketegangan para pemain, dan urgensi Miami Heat sempat membuat Denver Nuggets keteteran. Namun, seperti yang sudah terlihat sepanjang seri final NBA 2023, senjata Nuggets terlalu banyak dan kuat untuk bisa diredam tim lawan.
Jokic dan rekan-rekan pun menutup musim dengan trofi juara seusai menang atas Heat dalam gim 5, 94-89, di Ball Arena, Selasa (13/6/2023) WIB. Mereka mengakhiri seri berformat terbaik dalam 7 gim dengan 4-1. Gelar itu adalah yang pertama untuk Nuggets sejak bergabung di liga pada 1976.
Seusai bel akhir, Ball Arena bergetar. Para penonton kandang bergemuruh menyambut pesta yang sudah dinanti sekitar dua generasi. Saat para pemain dan staf pelatih Nuggets berpelukan, Jokic bersalaman dengan seluruh pemain Heat. Rekannya, Jamal Murray, menangis dalam posisi jongkok.
Tugas sudah selesai. Kami bisa pulang ke rumah sekarang. Hasil ini berkat usaha luar biasa semua orang dalam tim. Saya sangat bahagia karena kami menang di gim (eliminasi ini).
”Tugas sudah selesai. Kami bisa pulang ke rumah sekarang,” kata Jokic, yang juga berhasil meraih cincin juara pertama setelah delapan musim bermain. ”Hasil ini berkat usaha luar biasa semua orang dalam tim. Saya sangat bahagia karena kami menang di gim (eliminasi ini),” lanjutnya.
Jokic menjadi pemain terbaik Nuggets dengan sumbangan 28 poin, 16 rebound, dan 4 asis. Dia sangat ”wangi” (banyak mencetak poin), memasukkan 12 kali dari 16 lemparan (75 persen). Adapun ketika dia di lapangan, Nuggets mengungguli Heat dengan 12 poin. Pria asal Serbia itu pun terpilih sebagai most valuable player (MVP) Final.
Nuggets memulai laga dengan kurang meyakinkan akibat masalah pelanggaran Jokic. Sang center 28 tahun ini sudah mendapat dua pelanggaran pada kuarter pertama. Dia harus ditarik saat kuarter pertama masih menyisakan 2 menit dan 51 detik, lalu baru masuk lagi di medio kuarter kedua. Nuggets berbalik dari unggul 18-16 jadi tertinggal 27-31.
Namun, Jokic sendiri pula yang mengangkat timnya, terutama pada paruh kedua. Dia bermain nyaris di sepanjang dua kuarter terakhir dan mencetak 19 poin. ”Si Joker”, julukannya, menjadi oase di tengah paceklik poin yang terjadi antara kedua tim dan drama kejar-kejaran skor.
Sebagai konteks, kedua tim sama-sama membawa urgensi terbesar di gim ini. Nuggets ingin juara, sedangkan Heat ingin memperpanjang napas. Karena itu, usaha mereka sangat terlihat, terutama saat bertahan. Adapun skor total di gim 5 merupakan yang terendah dalam seri ini.
”Tiga atau empat menit terakhir itu terasa seperti adegan film, dua tim saling melempari keranjang masing-masing, tetapi tidak kunjung menciptakan poin. Itu bukan tentang bagaimana memasukkan bola, tetapi lebih ke upaya mereka (untuk bertarung),” kata pelatih Heat, Erik Spoelstra.
Serangan Nuggets sering bermasalah, tecermin dari jumlah turnover yang mencapai 19 kali. Mereka juga tampak tegang jelang raihan trofi pertama sepanjang sejarah. Terlihat dari akurasi sangat rendah dalam tembakan bebas, hanya 56,5 persen (13-23).
Meskipun demikian, semua terlihat lebih mudah bagi tim tuan rumah ketika Jokic di lapangan. Mereka selalu bisa menemukan celah di pertahanan lawan. Adapun Murray (14 poin, 8 asis) dan Michael Porter Jr (16 poin, 13 rebound) turut berperan besar dalam kemenangan tersebut.
Jokic mengakhiri musim ini dengan berada di puncak dunia. Dia sudah lengkap sebagai pebasket. Setelah dua musim sebelumnya meraih MVP berturut-turut, dia akhirnya merebut cincin juara dan gelar MVP Final. Adapun pemenang NBA sering dilabeli sebagai juara dunia.
Istimewanya lagi, menurut ESPN, Si Joker menjadi pemain pertama dalam sejarah yang memimpin perolehan total poin, rebound, dan asis, dari seluruh pemain di satu musim playoff. Produksi reratanya sepanjang playoff adalah 30,1 poin; 13,3 rebound; dan 9,8 asis.
”Jokic adalah sosok manusia hebat. Dia berhasil menjadi suami, ayah, anak, saudara yang hebat (di luar lapangan). Di dalam lapangan, dia telah membuktikan diri sebagai pemain terbaik di NBA. Dia adalah MVP kami. Kami mencintainya dan berterima kasih dia mengenakan seragam Nuggets,” kata Malone.
Kejutan Butler
Forward bintang Jimmy Butler sempat menyalakan asa Heat pada pertengahan kuarter keempat. Setelah ”bau” (sedikit mencetak poin) nyaris tiga setengah kuarter dengan hanya catatan 8 poin, dia menciptakan 13 poin kilat dalam kurang dari 5 menit tersisa.
Butler, total mencatat 21 poin, sempat membuat Heat unggul 89-88. Namun, tim tamu justru harus rela ”hidup” dan ”mati” karena sang bintang. Butler sendiri yang membuat kesalahan umpan pada 27 detik terakhir. Kesalahan itu berujung dengan keunggulan 3 poin Nuggets.
”Saya belajar banyak (dari final ini). Saya berharap bisa menyelesaikan misi ini (jadi juara) karena mereka (para pemain Heat) pantas mendapatkannya. Tetapi, saat ini saya hanya bisa bersyukur karena bisa bertarung bersama dengan mereka,” tutur Butler.
Inkonsistensi kembali menjadi masalah utama Heat. Center Bam Adebayo yang tampil agresif di paruh pertama dengan sumbangan 18 poin hanya menambah 2 poin di paruh kedua. Guard veteran Kyle Lowry (12 poin), memasukkan 4 kali tembakan tiga angka, juga kurang terlihat di kuarter penentu.
Adapun Butler masih belum bisa meraih cincin juara setelah dua kali masuk final dalam empat musim terakhir. Heat juga masih paceklik gelar sejak ditinggalkan sang ikon pada dekade lalu, LeBron James. (AP/REUTERS)