Jelang laga melawan Palestina, Shin Tae-yong fokus melatih penyelesaian akhir kepada barisan penyerang Indonesia. Pengalaman buruk membuang banyak peluang pada Piala AFF 2022 tidak ingin diulangi.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Jelang pertandingan menghadapi Palestina dalam agenda FIFA Match Day, aspek penyelesaian akhir menjadi sorotan dari pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong. Pada pemusatan latihan tim yang berlangsung sejak 5 Juni, Shin memberikan menu latihan taktikal, termasuk penyelesaian akhir.
Dalam pemusatan latihan yang berlangsung di Lapangan Thor, Surabaya, Jawa Timur, Shin meminta barisan penyerang timnas, seperti Dimas Drajad dan Dendy Sulistyawan, untuk fokus memperkuat penyelesaian akhir. Mereka dituntut untuk memaksimalkan peluang yang ada. Jika perlu, setiap peluang harus bisa menjadi gol.
"Coach Shin berpesan, saya sebagai pemain depan harus lebih fokus kepada penyelesaian akhir. Jadi kita harus memanfaatkan latihan, karena di pertandingan kita tidak tahu. Kalau bisa, satu peluang satu gol," ujar Dimas, dikutip dari laman resmi PSSI, Senin (12/6/2023).
Shin fokus ke penyelesaian akhir karena pernah punya pengalaman kurang baik saat memimpin timnas pada Piala AFF 2022, Desember lalu. Saat itu, timnas Indonesia dikritik karena terlalu boros peluang. Pada laga pertama melawan Kamboja, para pemain Indonesia membuang banyak peluang emas sehingga hanya menang tipis, 2-1.
Melawan Palestina yang berperingkat 93 FIFA pada 14 Juni di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Shin tidak ingin para pemainnya mengulangi kelemahan yang sama. Oleh karena itu, setelah memberikan porsi latihan fisik pada awal latihan, Shin langsung mempertajam penyelesaian akhir para penyerangnya.
"Kondisi saya lebih baik. Kemarin sempat sedikit ada masalah di lutut, sekarang sudah tidak masalah. Semoga nanti di pertandingan melawan Palestina saya sebagai pemain bisa memberikan yang terbaik dan meraih hasil yang baik juga," kata Dimas.
Dendy juga merasakan kondisi fisiknya lebih baik usai menikmati liburan setelah Liga Indonesia usai. Menurut Dendy, selain latihan taktikal di lapangan, para pemain timnas Indonesia juga menjalani latihan pagi hari di pusat kebugaran. Latihan itu untuk memperkuat otot dan stamina para pemain.
Menurut Shin, kondisi fisik para pemain belum sempurna dikarenakan adanya libur panjang setelah kompetisi usai.
Semua tahu Argentina juara Piala Dunia. Saya hanya akan berusaha tingkatkan fisik dan otot pemain biar bisa berusaha semaksimal mungkin di pertandingan nanti.
"Musim kemarin selesai memang libur panjang karena FIFA Match Day (masih lama). Jadi kelihatan tidak baik secara fisik dan keseluruhan. Kami tidak punya banyak waktu untuk tingkatkan fisik pemain, tetapi kami juga coba fokus latihan tingkatkan otot pemain dan penguatan (fisik dan stamina)," kata Shin.
Lima hari setelah melawan Palestina, timnas Indonesia akan menantang Argentina, yang saat ini berperingkat 1 FIFA. Laga melawan Argentina berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta. Menghadapi dua laga besar nanti, Shin berharap pasukannya menunjukkan permainan terbaik dan tanpa beban. Dia meminta pemain fokus kepada diri sendiri dan mengikuti instruksinya.
"Semua tahu Argentina juara Piala Dunia. Saya hanya akan berusaha tingkatkan fisik dan otot pemain biar bisa berusaha semaksimal mungkin di pertandingan nanti. Saya hanya berharap pemain bisa ikuti instruksi saya," ujarnya.
Mulai lengkap
Setelah sempat terkendala dalam mengumpulkan pemain, timnas Indonesia perlahan mulai lengkap. Shin memanggil 26 pemain untuk menghadapi Palestina dan Argentina. Manajer timnas Indonesia, Sumardji, bahkan harus meminta klub untuk melepas para pemainnya sesegera mungkin karena para pemain butuh menjalani latihan secara bersama untuk meningkatkan kerja sama tim dan kekompakan.
Perlahan pemain yang dipanggil mulai bergabung dengan tim di Surabaya. Dua pemain Persija Jakarta, Witan Sulaeman dan Rizky Ridho, yang sempat lama tidak bergabung akhirnya tiba di Surabaya. Bek kiri Pratama Arhan, yang membela klub Divisi Dua Liga Jepang, Tokyo Verdy, juga sudah bergabung dengan tim. Setibanya di Tanah Air pada Minggu (11/6/2023) malam, Arhan bahkan langsung mengikuti latihan pada keesokan harinya meski baru saja menempuh perjalanan jauh dari Jepang.
"Tak masalah, saya langsung latihan penuh. Latihan tadi juga tidak terlalu tinggi intensitasnya," kata Arhan.
Arhan mengaku sudah mengantongi cara bermain lawan yang ia pelajari saat menyaksikan video pertandingan Palestina. Indonesia dan Palestina sebelumnya sempat dua kali bertemu pada 2011-2012 dalam laga persahabatan. Baik Indonesia maupun Palestina sama-sama memetik satu kemenangan dalam dua laga tersebut. Indonesia memenangkan pertemuan pertama pada 2011 dengan skor telak 4-1. Timnas saat itu masih dibesut pelatih asal Belanda, Wim Rijsbergen. Palestina membalas kekalahan itu pada 2012 dengan skor 2-1.
"Semoga pertandingan nanti melawan Palestina bisa berjalan dengan baik, teman-teman juga sudah mulai kumpul semua, pada berdatangan. Jadi kita persiapan pertandingan selanjutnya ya semoga bisa meraih hasil terbaik," ucap Arhan.