Membangun tim sepak bola Indonesia yang kuat perlu dimulai dari klub serta liga yang baik. Program berkelanjutan serta uji nyali juga perlu dikerjakan, seperti laga Indonesia vs Argentina.
Oleh
NINA SUSILO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pertandingan tim nasional sepak bola Indonesia menghadapi tim Argentina dinilai sebagai uji nyali. Ini menjadi salah satu langkah untuk menguatkan sepak bola Indonesia.
Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Indonesia Erick Thohir bersama tim nasional sepak bola yang bertanding di SEA Games 2023 Kamboja bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (5/6/2023). Hadir pula dalam pertemuan tersebut, Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo serta Pelatih Indra Sjafri.
Dalam pertemuan tersebut, menurut Erick, dipaparkan bahwa saat ini adalah momentum untuk memajukan sepak bola Indonesia. Sebab, saat ada generasi emas, momentum tersebut harus segera dimanfaatkan. Ketika terlewatkan, tentu harus menunggu 10-15 tahun lagi untuk mendapatkan momentum kembali.
Untuk itu, disiapkan program berkelanjutan yang didukung sport science serta penyiapan infrastruktur untuk penguatan para atlet. Salah satu yang sedang dipersiapkan adalah training camp di Ibu Kota Nusantara. Pemerintah sudah memberikan tanah dan infrastruktur dasar serta FIFA menyediakan 1,3 juta dollar AS untuk pembangunan lima lapangan sepak bola, satu lapangan bola pantai, dan satu lapangan futsal.
Di sisi lain, penyiapan atlet-atlet muda tetap dilakukan. Untuk atlet berusia 16-17 tahun, seleksi sudah dilakukan dan akan segera dikirim ke Doha, Qatar, untuk menjalani pelatihan. Tim U-20 dan U-22 juga dipersiapkan serta pelatih akan mencoba tim nasional di Asian Games.
Saat ini adalah momentum untuk memajukan sepak bola Indonesia. Sebab, saat ada generasi emas, momentum tersebut harus segera dimanfaatkan. Ketika terlewatkan, tentu harus menunggu 10-15 tahun lagi untuk mendapatkan momentum kembali.
Pelatih Timnas U-22 Indra Sjafri menilai keempat unsur sama penting dalam membangun kemampuan atlet. Baik stamina dan mental maupun keterampilan serta kemampuan kecerdasan taktikal harus terus dilatih. Hal ini semestinya dibangun di klub.
”Karena itu, kita harap klub makin berkualitas dan liga kompetisi semakin baik. Kalau demikian, lima tahun sudah maju. Kalau pemain bagus, jadi pelatih enak,” ujarnya.
Saat ini, Indra Sjafri juga memantau Ahmad Al Khuwailid Mustafa, salah satu pesepak bola yang bermain di Qatar.
Karena itu, kita harap klub makin berkualitas dan liga kompetisi semakin baik. Kalau demikian, lima tahun sudah maju. Kalau pemain bagus, jadi pelatih enak.
Indra pun menceritakan, sepulang umrah mampir ke Qatar dan bertemu dengan para orangtua pemain di Qatar. Mereka adalah WNI yang bekerja di kilang-kilang minyak di negeri tersebut. ”Jadi, kalau kita, misalnya, mau memanggil dia karena memang berprestasi, kualitasnya oke, enggak ada masalah,” ujarnya.
Namun, untuk dipanggil tim nasional persyaratannya adalah warga negara Indonesia, bisa bermain di Indonesia dalam arti terdaftar di asosiasi, dan berkualitas. ”Kita enggak akan bisa memanggil pemain tanpa ada paspor Indonesia,” tuturnya.
Untuk itu, pemantauan dilakukan sembari mempertimbangkan kualitasnya. Selain itu, tentu diperlukan kesediaan yang bersangkutan untuk bermain membela Indonesia.
Peringkat
Selain persiapan atlet muda, uji nyali juga dilakukan melalui FIFA Match Day untuk tim nasional Indonesia, seperti dalam laga Indonesia vs Argentina, 19 Juni mendatang. ”Selama ini, kan, kalau kita bicara FIFA Match Day untuk ranking. Di mana kita melawan Burundi dua kali itu untuk mencari ranking. Sesuai dengan arahan Presiden dan Menpora, masak negara sebesar ini kita rankingnya enggak bisa lebih baik lagi?” tutur Erick.
Karena itu, selain untuk meningkatkan peringkat, pertandingan ini dinilai sebagai uji nyali. ”Istilahnya, kita tes nyalilah. Dan, supaya kita dilirik dunia, yaitu salah satunya (melawan) Argentina ini,” kata Erick menambahkan.
Istilahnya, kita tes nyalilah. Dan, supaya kita dilirik dunia, yaitu salah satunya (melawan) Argentina ini.
Laga Indonesia versus Argentina ini juga dinilai sekaligus membangun apresiasi masyarakat terhadap industri olahraga, terutama sepak bola. ”Jangan, misalnya, di industri entertainment, ketika harga tiketnya sekian dibilang murah. Namun, begitu bicara Merah Putih untuk membangun generasi bangsa, dibilang tiket mahal,” tutur Erick.
Tiket pertandingan Indonesia versus Argentina juga dinilai lebih murah ketimbang tiket acara-acara lain. Sebanyak 20.000 tiket yang dijual pada Senin ini pun terjual habis dalam 10 menit. Menurut rencana, Selasa, dijual kembali 20.000 tiket. Hari berikutnya, 20.000 tiket juga disiapkan.
Adapun sisa tiket untuk laga di Gelora Bung Karno itu akan diberikan kepada sponsor, baik swasta, televisi, maupun BUMN. Ketika ditanyakan apakah akan menonton laga ini, Presiden Jokowi tak menjawab jelas. ”He-he-he, enggak tahu tiketnya dapat nggak,” ujarnya kepada wartawan.
Tentu saja, menurut Erick, PSSI akan mengundang Presiden serta para menteri ke laga ini.