Gravitasi Nikola Jokic dan Jamal Murray menjadi misteri baru bagi pertahanan Miami Heat. Denver Nuggets unggul 3-1 pada Final NBA karena selalu satu langkah lebih maju.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
MIAMI, SABTU — Duo bintang Denver Nuggets, Nikola Jokic dan Jamal Murray, ”membakar” habis tuan rumah Miami Heat dengan sengatan gravitasinya. Kombinasi mereka menghasilkan asap pekat di pertahanan Heat yang membantu pemain Nuggets lain berpesta pada gim ke-4 final NBA 2023.
Heat terpaksa kecolongan dua kali beruntun di markas sendiri, Kaseya Center. Nuggets kembali mencuri satu gim lewat kemenangan telak 108-95 pada Sabtu (10/6/2023) WIB. Menariknya, bukan Jokic dan Murray yang menjadi bintang utama kali ini, melainkan forward spesialis bertahan Aaron Gordon.
Gordon mencetak skor terbanyak dalam kariernya di playoff, 27 poin, dengan tambahan 7 rebound dan 6 asis. Dia juga mencatat poin tertinggi di gim ke-4, melampaui Jokic (23 poin) dan Murray (15 poin). Akurasinya sangat tinggi, hingga 73,3 persen. Hanya 4 dari 15 tembakan yang meleset.
Dominasi forward 27 tahun itu, terutama di area dalam, tidak mampu dibendung Jimmy Butler dan rekan-rekan. ”Dia (Gordon) memenangkan pertandingan kami hari ini. Dia adalah pemain terbaik di lapangan. Tugasnya sangat sulit karena juga harus menjaga pemain terbaik lawan,” puji Jokic.
Gim ke-4 memperlihatkan, Nuggets selalu satu langkah lebih maju dibandingkan dengan Heat. Jokic dan Murray memang tidak mendominasi seperti gim ke-3 saat mengombinasikan 66 poin, 31 rebound, dan 20 asissekaligus jadi pasangan pertama dalam sejarah dengan catatan tripledouble 30 poin pada laga NBA.
Namun, kemenangan Nuggets dan kejutan Gordon adalah berkat pengaruh tidak terlihat mereka. Pertahanan Heat selalu fokus mengantisipasi pergerakan dan kombinasi Jokic-Murray. Sampai akhirnya menciptakan lubang besar yang bisa dieksploitasi pemain Nuggets lain.
”Tim ini melakukan pekerjaan hebat dalam mencari pemain (yang kosong). Hal itu membuat ritme permainan kami mengalir. Saya sendiri hanya ingin menjadi rekan yang baik dan berguna. Saya mengambil apa pun yang diberikan, termasuk menembak saat terbuka,” kata Gordon.
Gordon berkali-kali menciptakan poin dengan mudah di area dalam. Pemain setinggi 2,03 meter yang terkenal sebagai ahli dunk itu nyaris selalu berlari tanpa bola ke dekat keranjang. Dia sering kali berakhir dijaga pemain yang kalah tinggi dan atletis, seperti guard Duncan Robinson atau Gabe Vincent.
Dia (Gordon) memenangkan pertandingan kami hari ini. Dia adalah pemain terbaik di lapangan.
Center Heat, Bam Adebayo, biasanya bertugas sebagai pelindung area sekitar keranjang. Namun, dia yang menjadi penjaga Jokic dan Murray justru sering dipancing hingga garis tiga angka. Murray, 12 asis, tinggal melempar bola ke dekat keranjang untuk diteruskan Gordon dengan dunk.
Nuggets, seperti di gim ke-3, pun selalu unggul sejak kuarter kedua. Setiap Heat mencetak poin, mereka selalu membalas pada penguasaan selanjutnya. Hingga akhirnya tim tamu bisa mengakhiri kuarter ketiga dengan keunggulan 86-73, sekaligus ”mematikan” euforia penonton di Kaseya Center.
Keunggulan 13 poin itu menjadi modal Nuggets pada kuarter terakhir saat Jokic terpaksa ditarik keluar karena foul trouble. Pemain lain menjadi lebih nyaman. Salah satunya forward Bruce Brown yang mencetak 11 poin di kuarter keempat dan finis dengan sumbangan total 21 poin.
Unggul 3-1, Nuggets saat ini hanya butuh satu kemenangan lagi untuk meraih gelar juara NBA pertama kali. Mereka akan menjalani gim ke-5 di kandang sendiri, Ball Arena, pada Selasa pagi. Adapun hanya satu tim yang bisa bangkit dari ketinggalan 1-3 pada final, yaitu Cleveland Cavaliers pada 2016.
Butler berkata, tidak ada kata menyerah dalam kamus Heat. ”Kami tidak akan berhenti di sini. Kami akan terus berjuang dan menjadi lebih baik mulai besok. Sekarang kami berada dalam situasi yang harus menang di setiap gim tersisa. Kami mampu dan harus melakukan itu,” ujarnya.
Heat kembali bertumpu kepada Butler (25 poin, 7 rebound, 7 asis) dan Adebayo (20 poin, 11 rebound). Duo veteran, guard Kyle Lowry dan forward Kevin Love, cukup membantu dengan sumbangan dua digit poin. Namun, tidak cukup. Para penembak jitu menghilang saat dibutuhkan.
Duet guard, Vincent dan Max Strus, tidak memasukkan satu pun dari total 7 kali tembakan tiga angka. Heat menyudahi laga dengan akurasi tiga angka 32 persen (8-25), kalah jauh dari Nuggets 50 persen (14-28). Padahal, tiga angka merupakan kunci utama Heat memenangi seri ini.
Kemenangan semata wayang Heat terjadi di gim ke-2, saat akurasi tiga angka mereka mencapai 48,6 persen. Adapun di tiga gim yang berujung kekalahan, akurasi dari lemparan jauh itu bahkan tidak menyentuh 34 persen. Masalah tersebut membuat serangan tim asuhan Erik Spoelstra tidak mengalir.
Heat terpaksa mencari poin dari area dalam. Butler dan Adebayo pun menjadi tumpuan utama. Mirisnya, cara itu sudah bisa diantisipasi oleh Nuggets. ”Setiap kali kami merasa mampu menipiskan jarak jadi 6 atau 8 poin, mereka membuatnya lagi jadi 12 poin,” kata Spoelstra. (AP/REUTERS)