Ganda putra selalu menjadi nomor yang diandalkan Indonesia untuk meraih gelar juara dalam turnamen bulu tangkis. Namun, performa pemain nomor itu menurun pada turnamen BWF yang berlangsung sebulan terakhir.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
SINGAPURA, KAMIS — Rangkaian turnamen bulu tangkis di Asia sejak Mei menjadi panggung kompetisi yang sulit dilalui atlet Indonesia, termasuk skuad ganda putra yang selalu diandalkan juara. Di saat pemain senior telah menurun atau tidak dalam performa terbaik, pemain pelapis sulit menembus persaingan level tinggi.
Hasil itu setidaknya terlihat dari turnamen Singapura Terbuka BWF World Tour Super 750 yang berlangsung pekan ini dan Malaysia Masters Super 500 pada pekan sebelumnya. Ganda putra Indonesia hanya akan diwakili Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin pada perempat final Singapura Terbuka di Singapore Indoor Stadium, Jumat (9/6/2023).
Setelah menang atas Kim Gi-jung/Kim Sa-rang (Korea Selatan) dengan skor 21-14, 21-17, pada babak kedua, Kamis, pasangan Indonesia peringkat ke-10 dunia itu akan berhadapan dengan pemain Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik. Selain Leo/Daniel, hanya ada satu wakil lain dari Indonesia yang mendapatkan tiket perempat final, yaitu Anthony Sinisuka Ginting.
Pemain lain, seperti Gregoria Mariska Tunjung, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, dan empat ganda putra tersisih pada babak kedua. Pemain ganda putra itu adalah Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan, serta dua pasangan senior, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
Sebelum mencapai babak delapan besar di Singapura, Leo/Daniel, juga menjadi ganda putra dengan performa terbaik pada Malaysia Masters dan Thailand Terbuka pada dua pekan beruntun sebelumnya. Mereka bertahan hingga semifinal di Malaysia dan menjuarai Thailand Terbuka.
Satu perempat finalis ganda putra di Singapura ini bahkan lebih buruk dibandingkan Malaysia Masters ketika ada Hendra/Ahsan yang mencapai perempat final. Padahal, enam ganda putra Indonesia yang bermain di Singapura lebih banyak dibandingkan lima pasangan yang bertanding di Malaysia.
Selain tersingkirnya pasangan nomor satu dunia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, pada babak pertama di Malaysia dan Singapura karena pengaruh cedera, performa Bagas/Fikri dan Pramudya/Yeremia harus menjadi catatan menjelang ajang pekan depan yang berlevel lebih besar, yaitu Indonesia Terbuka Super 1000. Apalagi, sejak 1 Mei, semua pebulu tangkis berlomba meraih poin sebanyak-banyaknya pada masa kualifikasi Olimpiade Paris 2024.
Saat performa Fajar/Rian terganggu cedera serta penampilan Kevin/Marcus dan Hendra/Setiawan yang menurun, permainan pasangan pelapis pelatnas utama masih naik-turun. Pada umumnya, mereka kesulitan mengatasi tekanan pada momen penting, seperti saat menjelang akhir gim pada persaingan ketat atau justru ketika memimpin perolehan angka. Pramudya dan kawan-kawan juga sering kali kesulitan menerapkan pola main yang tepat ketika lawan mengubah taktik.
Pada awalnya, kami sudah bermain dengan baik, tetapi kalah di fokus dan konsistensi permainan. Setelah kami unggul, lawan justru bisa mengejar.
”Pada awalnya, kami sudah bermain dengan baik, tetapi kalah di fokus dan konsistensi permainan. Setelah kami unggul, lawan justru bisa mengejar,” kata Fikri.
Komentar Fikri tersebut menjadi salah satu gambaran kesulitan yang dihadapi saat bermain melawan pemain top dunia. Mereka kalah dari Chia/Soh 18-21, 17-21 setelah bermain ketat pada gim pertama dan unggul 14-10 pada gim kedua.
Sementara, kekalahan Pramudya/Yeremia dari Ong Yew Sin/Teo Ee Yi, 17-21, 18-21 disebabkan banyaknya kesalahan yang mereka buat. ”Performa kami tadi kurang bagus. Permainan seperti yang diharapkan tidak keluar. Kami terlalu mengikuti tempo lawan. Selain itu, kami kurang tenang,” ujar Pramudya.
Kekalahan itu akhirnya menggoyahkan kembali kepercayaan diri Pramudya/Yeremia yang sempat naik setelah mengalahkan Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen pada babak pertama. Mereka menang 12-21, 21-18, 21-19 setelah tertinggal 2-11 pada gim kedua.
”Untuk Indonesia Terbuka, kami harus meningkatkan mentalitas dan kebugaran fisik,” kata Pramudya yang tampil secara beruntun di ajang SEA Games Kamboja 2023, Malaysia Masters, Thailand Terbuka, dan Singapura Terbuka.
Pertengahan tahun ini memang diwarnai jadwal padat di arena bulu tangkis. Sejak SEA Games yang digelar bersamaan dengan Piala Sudirman pada pertengahan Mei, turnamen BWF berlangsung setiap pekannya di Asia Tenggara.
Dimulai dengan Malaysia Masters, turnamen dilanjutkan dengan Thailand Terbuka, Singapura Terbuka, dan Indonesia Terbuka pada 13-18 Juni. Persaingan di lapangan tak hanya terjadi dalam adu teknik, tetapi juga dalam menjaga kebugaran.