Sejumlah legenda sepak bola dunia, seperti Roberto Carlos, mengakui besarnya potensi para pemain belia Indonesia. Mereka membutuhkan kompetisi usia dini yang rutin dan sistemik agar matang di level senior.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Empat legenda sepak bola dunia terkesima dengan talenta pemain-pemain belia Indonesia selama mengikuti pelatihan dan seleksi tim U-16 di Jakarta. Meskipun punya banyak pemain muda berbakat, Indonesia masih perlu membenahi dan meningkatkan kompetisi yunior agar mereka bisa berkembang baik di tingkat elite.
Pada hari terakhir pelatihan dan seleksi tim U-16 Indonesia, Kamis (1/6/2023), di Jakarta, empat eks pemain dunia, yaitu Roberto Carlos, Juan Sebastian Veron, Eric Abidal, dan Giorgos Karagounis, memandu empat tim berbeda. Keempat tim itu mengikuti turnamen mini 2 x 20 menit serta menjalani dua laga.
Sebanyak 56 pemain U-16 dibagi menjadi empat tim yang diasuh masing-masing oleh seorang legenda itu. Carlos memimpin tim marun, Veron tim biru, Abidal tim putih, sedangkan Karagounis tim kuning. Setelah menjalani dua laga, Veron memuji kemampuan mengolah bola dari 14 pemain belia di timnya.
Menurut dia, pemain muda Indonesia punya bakat alamiah yang sangat bagus sehingga berpeluang menjadi pemain hebat yang bisa mengangkat prestasi tim nasional Indonesia di masa depan. Namun, legenda klub Italia, Lazio dan Inter Milan, itu mengingatkan, modal talenta saja tidak cukup bagi pemain untuk mendunia.
Ia menegaskan, Indonesia perlu memiliki kompetisi usia dini yang berjenjang, serupa dengan liga-liga di Eropa. ”Para pemain bertalenta itu perlu didukung kompetisi untuk mengasah kemampuan dan pengalaman bertanding mereka. Kalau bisa, Indonesia harus memiliki kompetisi muda yang lebih baik dari negara di Eropa,” ujar Veron, mantan pemain yang mencatatkan 72 cap bersama tim nasional Argentina pada periode 1996-2010.
Saat mengasuh pemain muda Indonesia, Veron memberikan pelajaran teknik penting, terutama bagi pemain gelandang. Ia mencontohkan pergerakan yang perlu dilakukan pemain untuk melepaskan diri dari tekanan (pressing) ketat lawan ketika menguasai bola.
Ia juga memberikan nasihat kepada para pemain di timnya agar tak sekadar mengandalkan kaki dan kekuatan fisik. ”Kaki memang penting, tetapi yang paling penting di sepak bola adalah menggunakan otak. Selama di lapangan, kalian harus fokus dan konsentrasi dengan apa yang terjadi dalam permainan,” katanya di hadapan para pemain asuhannya.
Serupa Veron, Carlos juga menganggap pemain-pemain belia Indonesia bagus dan bisa menerapkan instruksinya dengan baik. ”Sebagai mantan pemain, saya menilai kalian bermain di level yang bagus. Semoga kalian bisa mendapat lebih banyak kesempatan bertanding karena itu diperlukan untuk menambah pengalaman, terutama jika mendapatkan hasil buruk atau membuat kesalahan di laga,” ungkap Carlos, juara Piala Dunia 2002 bersama tim nasional Brasil.
Dalam kegiatan itu, Carlos meminta para pemainnya untuk menggunakan blok pertahanan tinggi dengan tiga menit melakukan pressing ketat satu lawan satu hingga sepertiga akhir pemain lawan. Kemudian, selama dua menit, Carlos memerintahkan pemainnya untuk melakukan zonal pressing atau tekanan sesuai dengan wilayah posisi pemain.
Semua legenda menyampaikan bahwa Indonesia tidak kekurangan bakat. Dengan pengurus baru PSSI, kami berharap kompetisi usia muda dapat dijalankan berkesinambungan sehingga pemain bisa ditempa di kompetisi.
Jadi, dalam lima menit, tim marun asuhan Carlos menampilkan permainan yang berbeda-beda dalam situasi tanpa bola. Tak hanya itu, Carlos juga memberikan instruksi agar tim asuhannya tidak ragu melakukan sepakan dari semua sisi gawang lawan (shoot on sight).
Bekal karier
Tonci Ramandei, bek tengah tim marun, terkesan dengan pengalaman diasuh Carlos, legenda Real Madrid yang dikenal memiliki tendangan kaki kiri mematikan. ”Mendapatkan instruksi dan pelatihan langsung dari legenda adalah bekal penting untuk pengembangan karier saya,” kata Tonci yang berasal dari Papua.
Pelatih tim U-16 Indonesia, Bima Sakti bersyukur, anak asuhannya mencicipi pendidikan sepak bola yang penting dari lima legenda sepak bola dunia, termasuk Marco Materazzi yang tidak ikut menangani tim di turnamen mini karena kembali ke Italia, Rabu (31/5/2023) malam. Bima berkata, kelima pemain itu memberikan teknik-teknik dasar sesuai dengan keahlian mereka.
Materazzi, misalnya, mengajarkan kemampuan bertahan yang baik. Carlos memberikan bekal pemahaman pemain sayap untuk mengoper, menggiring bola, dan melepaskan tembakan. Adapun Veron dan Karagounis memberikan pemahaman terkait peran-peran berbeda seorang gelandang.
”Semua legenda menyampaikan bahwa Indonesia tidak kekurangan bakat. Dengan pengurus baru PSSI, kami berharap kompetisi usia muda dapat dijalankan berkesinambungan sehingga pemain bisa ditempa di kompetisi,” kata Bima yang membantu Indonesia mendapatkan gelar juara Piala AFF U-16 2022.
Merujuk rencana kompetisi 2023-2024, PSSI akan menggelar kembali Elie Pro Academy (EPA) yang telah berjalan sejak 2018. Untuk edisi musim mendatang, PSSI menginisiasi inovasi dengan menggelar kompetisi mulai dari kategori U-13. Maka, EPA edisi kelima akan mencakup kompetisi U-13, U-15, U-18, dan U-21.
Selain itu, PSSI juga memperpanjang durasi EPA menjadi sekitar lima bulan. EPA 2023-2024 dijadwalkan berlangsung pada September 2023 hingga Februari 2024. Pada edisi 2022, EPA hanya berlangsung selama 1,5 bulan. Penambahan durasi itu dipicu perubahan format kompetisi.
Pada 2022, sebanyak 18 tim peserta dipecah menjadi empat grup, kemudian pemenang dari tiap grup akan berjumpa di fase gugur yang meliputi semifinal dan final. Tahun ini, 18 tim yang telah bersaing di format kompetisi penuh akan masuk ke fase gugur yang dimulai dari babak delapan besar hingga final.
Latihan di Qatar
Setelah menjalani pelatihan dan laga turnamen mini, Bima menyatakan, dirinya telah mengantongi daftar pemain pilihan untuk mengikuti pemusatan latihan di Akademi Aspire di Doha, Qatar, September 2023. Ia tengah menanti konfirmasi dari PSSI soal jumlah pemain yang bisa dibawa ke Qatar.
”Saya sudah menyiapkan 28 sampai 30 nama. Sebagian besar dari mereka tergabung dalam skuad Piala AFF U-16 2022 dan kualifikasi Piala Asia U-17 lalu,” ujar Bima.