PBVSI Panggil 16 Pemain Putri untuk AVC Challenge Cup
PBVSI memanggil tiga pebola voli putri untuk melengkapi 13 pemain yang tampil di SEA Games Kamboja 2023. Mereka akan tampil pada AVC Challenge Cup untuk putri yang berlangsung di Gresik pada 18-25 Juni 2023.
Oleh
JOHANES WASKITA UTAMA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia atau PP PBVSI memanggil 16 pemain putri untuk berlaga pada ajang AVC Challenge Cup 2023 untuk putri yang akan berlangsung di GOR Tri Dharma Gresik, Jawa Timur, 18-25 Juni 2023. Kerangka utama tim adalah para pemain yang membawa pulang medali perunggu dari SEA Games Kamboja 2023, April lalu.
Pada SEA Games 2023 lalu, PP PBVSI membawa 14 pemain ke Kamboja, tetapi hanya 12 pemain yang didaftarkan tampil. Mereka merebut medali perunggu dengan mengalahkan Filipina pada perebutan posisi ketiga setelah kalah menyakitkan dari Vietnam, 2-3, di babak semifinal.
Sebanyak 13 pemain yang dibawa ke Kamboja, termasuk 11 pemain yang dimainkan, kembali dipanggil. Mereka ditambah tiga pemain baru, yakni middle blocker senior Yolla Yuliana serta dua pemain muda middle blocker Gresik Petrokimia, Dhea Cahya Pitaloka (21), dan Ajeng Viona Adela (20), outside hitter Surabaya Bank Jatim. Hanya satu pemain SEA Games 2023 yang tidak dipanggi kali ini, yakni middle blocker Shintia Alliva Maulidina.
Mereka bergabung dengan 13 pemain lain, yakni middle blocker Wilda Siti Nurfadhila, Agustin Wulandari, Myrasuci Indriani, opposite Megawati Hangestri, Hanny Budiarti, outside hitter Ratri Wulandari, Mediol Stiovanny Yoku, Aulia Suci Nurfadila, setter Tisya Amalia Putri, Arneta Putri Amelian, libero Yulis Indahyani, Dita Azizah, dan pemain serba bisa Nandita Ayu.
Ini menjadi penampilan pertama tim putri Indonesia pada ajang AVC Challenge Cup. ”Kami memanggil 16 pemain, sebanyak 11 pemain adalah anggota tim yang tampil pada SEA Games 2023. Mereka disiapkan untuk tampil pada AVC Challenge,” kata Wakil Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PP PBVSI Loudry Maspaitella kepada Tim Humas PP PBVSI, Rabu (31/5/2023). Dia menambahkan, para pemain langsung berkumpul di Gresik pada 2 Juni untuk menjalani pemusatan latihan.
AVC Challenge adalah kompetisi di tingkat kontinental, di bawah Konfederasi Bola Voli Asia (AVC), yang menjadi titik awal untuk bisa berlaga pada Liga Nasional Bola Voli (VNL), kompetisi bola voli tahunan yang diikuti 16 negara terbaik dunia. AVC Challenge hanya diikuti oleh negara yang tidak tampil di VNL pada tahun yang sama.
Juara AVC Challenge berhak mewakili Asia untuk tampil pada FIVB Challenge, turnamen di bawah Federasi Bola Voli Internasional (FIVB), yang akan diselenggarakan pada Juli 2023. Tim putra dan putri yang menjadi juara FIVB Challenge 2023 berkesempatan tampil pada VNL 2024 menggantikan tim juru kunci VNL yang terdegradasi.
AVC Challenge untuk putri di Gresik diikuti oleh 12 negara. Adapun AVC Challenge untuk putra akan berlangsung di Taipei, Taiwan, 8-15 Juli 2023. Tahun ini, sebanyak empat tim putri dan tiga tim putra Asia telah berkompetisi di VNL, yakni tim putri China, Jepang, Korea Selatan, dan Thailand, serta tim putra China, Jepang, dan Iran.
Sebagai tuan rumah, tim asuhan pelatih Alim Suseno ini akan tergabung di Grup A bersama Makau dan Filipina. Adapun Pul B terdiri dari Hong Kong, Taiwan, dan Iran, serta Pul C berisi India, Australia, dan Kazakhstan. Tiga negara lain, yakni Uzbekistan, Mongolia, dan Vietnam, bergabung di Pul D.
Belajar dari pengalaman Thailand, yang tim putrinya tahun lalu menempati peringkat ke-8 VNL, perlu fokus untuk menentukan apakah akan membina tim putra atau putri.
Sebelum keberangkatan tim ke SEA Games Kamboja, April lalu, Loudry mengatakan, Indonesia perlu bekerja keras untuk meningkatkan prestasi tim nasional bola voli putri. Hal itu berbeda dengan tim putra yang merebut medali emas pada tiga SEA Games terakhir dan sejumlah pemainnya memperkuat klub di luar negeri yang perlu usaha keras untuk mengejar prestasi tim putri negara Asia lain, terutama Thailand.
”Belajar dari pengalaman Thailand, yang tim putrinya tahun lalu menempati peringkat ke-8 VNL, perlu fokus untuk menentukan apakah akan membina tim putra atau putri. Thailand memilih fokus pada tim putri karena merasa masih mampu bersaing. Dengan dukungan dana, analisis data, dan statistik, hasilnya bisa mereka petik sekarang,” ujar mantan setter andalan tim nasional ini.
Mengikutsertakan timnas putri pada AVC Challenge Cup dengan menjadi tuan rumah adalah upaya PBVSI untuk memberi lebih banyak kesempatan bagi timnas putri berkompetisi di tingkat Asia. Kesempatan untuk bertanding dengan tim yang berkualitas akan membantu timnas putri untuk lebih berkembang.
”Tim bola voli putri yang berkualitas di Indonesia itu tidak banyak, dan yang mengikuti kompetisi hanya itu-itu saja. Karena itu, timnas putri kesulitan mencari lawan latih tanding, bahkan harus bertanding melawan tim putra untuk mencari lawan sepadan. Padahal, untuk meningkatkan prestasi, tim harus lebih sering bermain bersama,” kata pelatih Alim Suseno.