Christian Adinata tersingkir pada turnamen bulu tangkis semifinal Malaysia Masters karena cedera lutut kiri. Semangat dan potensinya harus dijaga untuk melapisi Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
KUALA LUMPUR, SABTU - Cedera lutut kiri menghentikan perjalanan gemilang pebulu tangkis muda Indonesia, Christian Adinata (21), dalam dua ajang terakhir. Namun, semangat dan performanya perlu terus dijaga ketika Indonesia kini mulai terlalu mengandalkan Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie pada tunggal putra.
Cedera itu dialami saat Christian menghadapi Prannoy H.S (India) pada semifinal turnamen Malaysia Masters, Sabtu (27/5/2023). Laga di turnamen Super 500 itu menjadi semifinal pertama Christian dalam turnamen BWF World Tour.
Sebelum cedera, ia memperlihatkan potensinya untuk naik level. Sebelumnya, di perempat final, Christian menyingkirkan Kidambi Srikanth (India) yang pernah menempati peringkat teratas dunia. Christian turut mengantarkan Indonesia meraih medali emas beregu putra dan meraih medali yang sama di nomor tunggal putra pada SEA Games Kamboja 2023.
Saat melawan Prannoy (30) di Kuala Lumpur, kemarin, Christian sempat tertinggal 1-11. Setelah itu, dia bisa mengimbangi lawannya itu dengan mempercepat irama permainan. Skor pun menjadi imbang pada posisi 15-15 hingga 17-17.
Ketika tertinggal 17-18, Christian mengembalikan servis lambung Prannoy dengan smes. Namun, dengan kaki kiri yang digunakan sebagai tumpuan, posisi mendaratnya tidak sempurna. Christian terjatuh dengan lutut kiri tertekuk ke depan. Seketika, dia memegangi lutut kirinya sambil berbaring.
Prannoy dan pelatih tunggal putra pelatnas Indonesia, Irwansyah, beserta tim medis lantas menghampirinya. Prannoy sempat memberi semangat sebelum Christian lantas meninggalkan lapangan dengan kursi roda saat skor 17-19.
”Christian mengalami cedera lutut kiri, tetapi saya belum bisa bicara detail karena dia langsung dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa dan menjalani MRI. Dokter pertandingan juga menganjurkan seperti itu. Nanti akan kembali diinformasikan setelah ada perkembangan terbaru,” tutur Irwansyah.
Christian, yang tampil sejak babak kualifikasi, menjadi wakil tunggal putra Indonesia tersisa sejak perempat final setelah tiga seniornya tersingkir pada babak pertama dan kedua. Ketiga pemain tersebut adalah Anthony, Jonatan, dan Chico Aura D.W.
Capaian yang diperlihatkan Christian di Kamboja dan Malaysia memperlihatkan juara Italia International Challenge 2022 itu punya potensi untuk dikembangkan. Indonesia butuh tambahan tenaga tunggal putra ketika rentang prestasi antara Anthony dan Jonatan dengan Chico dan Shesar Hiren Rhustavito tak juga mendekat.
Melawan Yamaguchi pasti tidak akan mudah, tetapi saya mau melakukan yang terbaik. (Gregoria M Tunjung)
Usia Chico, yang ditargetkan bisa melapisi Anthony dan Jonatan, tak lagi terbilang muda, yaitu 24 tahun. Maka, agar tunggal putra tak hanya mengandalkan Anthony dan Jonatan, performa dan semangat Christian serta pemain-pemain muda seangkatannya harus dijaga.
”Saya berharap cedera Christian tidak membayakan. Christian sedang dalam performa menanjak. Dia pemain yang menjanjikan dan memiliki kemauan keras untuk menjadi pemain hebat. Jadi, saya berpesan kepadanya untuk tidak terlalu kecewa dengan kejadian ini. Tetap semangat dan fokus pada pemulihan,” tutur Irwansyah.
Akibat cedera itu, Christian kemungkinan batal tampil di Thailand Masters Super 500, pekan depan. Padahal, namanya ada pada undian bersama Chico dan Shesar yang mewakili tunggal putra Indonesia.
Ujian dari Yamaguchi
Sementara tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, akan diuji pemain nomor satu dunia, Akane Yamaguchi, dalam laga final di Kuala Lumpur, Minggu. Mereka pernah 13 kali bertemu. Yamaguchi sepuluh kali menang, termasuk dalam dua pertemuan terakhir.
Namun, final nanti akan menjadi pertemuan pertama mereka saat Gregoria memperlihatkan kenaikan performa pada tahun ini. Malaysia Masters 2023 menjadi final kedua beruntun Gregoria setelah menjuarai Spanyol Masters Super 300 pada 2 April lalu.
Dalam perjalanan menjuarai Spanyol Masters, yang merupakan gelar pertamanya dari turnamen BWF World Tour, Gregoria mengalahkan para peraih medali Olimpiade, yaitu Carolina Marin (Spanyol) dan Pusarla V Sindhu (India). Untuk meraih final Malaysia Masters, Gregoria pun mengalahkan Sindhu pada babak semifinal dengan skor 21-14, 21-17. Sementara Yamaguchi menang atas Han Yue (China) 21-10, 21-17.
Akan tetapi, sepanjang tahun ini, Gregoria belum bertemu Yamaguchi yang merupakan salah satu dari empat pemain tunggal putri yang menguasai persaingan elite dunia. Dia pernah bertemu dua pemain top lainnya, yaitu An Se-young (Korea Selatan) dan Chen Yu Fei (China) dengan hasil kalah.
”Melawan Yamaguchi pasti tidak akan mudah, tetapi saya mau melakukan yang terbaik,” kata Gregoria yang dua kali mengalahkan Yamaguchi pada turnamen di Malaysia, yaitu babak pertama Malaysia Terbuka dan perempat final Malaysia Masters 2022.
Gregoria menjadi satu-satunya wakil Indonesia pada final Malaysia Masters 2023 menyusul kekalahan ganda putra, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin. Mereka kalah dari pemain tuan rumah yang menyingkirkan ganda veteran Indonesia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, pada perempat final, yaitu Man Wei Chong/Tee Kai Wun, dengan skor 17-21, 20-22.
Kejutan di ganda dan tunggal putra membuat final kedua nomor itu mempertemukan barisan pemain non-unggulan. Man/Tee akan bertemu Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae. Dalam perjalanan menuju final, mereka menyingkirkan unggulan teratas, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, pada babak pertama, lalu Ong Yew Sin/Teo Ee Yi (Malaysia/unggulan keenam) dan Takuro Hoki/Yugo Kobayashi (Jepang/4) pada babak-babak berikutnya.
Adapun Prannoy akan berebut gelar juara tunggal putra dengan Weng Hong Yang (China) yang menyingkirkan Anthony pada babak kedua.