Rute LPS Monas Half Marathon Memanjakan dan Menantang Pelari
Dengan titik start dan finis yang berbeda, LPS Monas Half Marathon akan menyajikan rute penuh tempat ikonik dan bersejarah. Di sisi lain, terdapat batas waktu yang ketat yang dapat menjadi tantangan bagi pelari.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Ajang lari LPS Monas Half Marathon pada 2 Juli 2023 menawarkan rute yang memanjakan sekaligus menantang para pelari. Sambil berlari melalui lintasan yang penuh ikon Jakarta, para peserta ditantang menempuh 21 kilometer dengan batas waktu 3 jam 30 menit. Persiapan matang terutama latihan tetap penting dilakukan.
Hal itu disampaikan Direktur Lomba LPS Monas Half Marathon Andreas Kansil dalam diskusi bertajuk “Menikmati Jakarta Melalui Event Olahraga” di Menara Kompas, Jakarta, Selasa (16/5/2023). Dia memastikan rute lomba lari yang digelar LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) bersama Harian Kompas ini menawarkan pengalaman berbeda yang akan memanjakan para pelari.
“Pertama, berlari di Jakarta itu jelas akan memberikan perspektif yang berbeda dari berkendara. Kedua, pengalamannya juga akan berbeda, terutama karena melewati tempat-tempat ikonik dan bersejarah. Terakhir, perspektif dan pengalaman yang berbeda itu menjadi lebih menarik karena para pelari juga ditantang untuk melaluinya dengan cut off time yang lebih cepat,” kata Andreas Kansil.
Para peserta LPS Monas Half Marathon akan menempuh rute dengan titik start dan finis yang berbeda (point to point). Lintasan lari sepanjang total 21,095 kilometer itu terbentang mulai dari Monumen Nasional dan berakhir di Istora Senayan Gelora Bung Karno. Para pelari juga akan melewati rute hari bebas kendaraan bermotor (HBKB) atau car free day (CFD) sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin.
Menurut Andreas, pemilihan rute point to point alih-alih looping atau memutar itu menguntungkan pelari. Hal itu karena pelari tidak akan bosan lantaran harus memutari atau melewati rute yang sama beberapa kali. Para pelari justru akan melewati sejumlah tempat ikonik sepanjang jalur lintasan. Selain Monumen Nasional, pelari akan melewati tempat monumental dan bersejarah lainnya seperti Patung Pemuda, Patung Tani, Stasiun Gambir, Lapangan Banteng, Gereja Katedral, Bundaran HI, dan Taman Ismail Marzuki.
“Dari 13 draf rute, kami pilih rute ini sebagai yang terbaik. Selain paling pas dan melewati ikon-ikon Jakarta, rute ini juga berdampak paling minim terhadap masyarakat karena badan jalan yang digunakan nantinya bisa berangsur dinormalisasikan segera. Kami juga menetapkan cut off point (COP) dan cut off time (COT) lebih ketat guna meregulasi pelari,” ujar Andreas.
Untuk COT, misalnya, pelari wajib menyelesaikan larinya atau mencapai finis dalam waktu 3 jam 30 menit. Batas itu, kata Andreas, lebih cepat 15-30 menit daripada lomba setengah marathon biasanya. Adapun COP atau batas waktu akhir yang harus diraih sampai titik tertentu oleh setiap peserta yang tersebar di tiga poin. COP pertama berada di kilometer 5 (Taman Ismail Marzuki), lalu kilometer 10 di Stasiun MRT Bundaran HI, dan kilometer 15 di Stasiun MRT Istora Senayan.
"Rute itu, kan, cenderung familier bagi peserta karena berada di pusat kota. Namun, dengan adanya COT yang ketat, persiapan fisik tetap penting dilakukan oleh peserta. Pelari sebaiknya tetap berlatih secara maksimal sebelum perlombaan," ujar Andreas.
Kepala Seksi Pengawasan Pengendalian dan Pemanduan Dinas Perhubungan DKI Jakarta Kelik Setiawan, yang juga hadir dalam diskusi, menuturkan, pengaturan COP dan COT yang ketat juga diterapkan agar memastikan jalanan Jakarta bisa segera dikembalikan ke fungsinya. Itu tak lepas dari manajemen lalu lintas yang akan diterapkan Dinas Perhubungan untuk menyeimbangkan mobilitas masyarakat dan pelaksanaan perlombaan. Beberapa opsi manajemen lalu lintas yang akan diambil Dinas Perhubungan, antara lain, penutupan jalan dan kanalisasi.
Rute itu, kan, cenderung familier bagi peserta karena berada di pusat kota. Namun, dengan adanya COT yang ketat, persiapan fisik tetap penting dilakukan oleh peserta.
Berlari dengan aman
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat Satpol PP DKI Jakarta Herry Purnama mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk turut menyukseskan LPS Monas Half Marathon dengan membantu memberi keamanan dan kenyamanan bagi pelari. Herry menuturkan, Satpol PP sudah terbiasa membantu penyelenggaraan acara-acara olahraga, terutama yang beririsan dengan CFD.
Khusus pengamanan LPS Monas Half Marathon, kata Herry, akan ada tambahan personel di lapangan dari biasa 400 orang menjadi 500 sampai 600 orang. Menurut Herry, yang terpenting adalah sinergitas antara panitia dengan instansi terkait terus berjalan untuk melancarkan penyelenggaraan acara. Itu juga perlu dilakukan guna menghadirkan pengalaman berlari yang nyaman dan aman bagi peserta.
Adapun Vice General Manager Event Harian Kompas Budhi Sarwiadi memastikan, komunikasi dengan berbagai pihak, termasuk instansi terkait sudah dilakukan dengan baik, termasuk pemilihan rute, rekayasa lalu lintas, dan dukungan pengamanan. Budhi juga mengatakan, pihaknya akan menyosialisasikan jauh-jauh hari soal penutupan jalan dan rekayasa lalu lintas lain agar masyarakat bisa mengantisipasi.
“Panitia juga akan menginformasikan titik-titik atraksi dan hiburan di sekitar perlombaan yang bisa didatangi oleh masyarakat. Dengan demikian, pelaksanaan lomba lari tidak hanya aman dan nyaman bagi peserta, tetapi juga nyaman dan turut bisa dinikmati warga,” ucap Budhi.
Budhi menambahkan, selain lintasan lari yang memberikan pengalaman berbeda, persiapan matang dan komitmen panitia serta instansi untuk mendukung acara akan menambah daya tarik LPS Monas Half Marathon. Dia pun mengajak masyarakat untuk segera mendaftar perlombaan lari dengan total hadiah Rp 992 juta itu di https://monashalfmarathon.com/