Lionel Messi Dirindu Paris Saint-Germain tetapi Tak Diinginkan Suporter
Nasib Lionel Messi bersama PSG kian tak pasti usai dikenai sanksi karena perjalanan tanpa izin ke Arab Saudi. Messi sejatinya masih dibutuhkan PSG, tetapi para suporter terlanjur membencinya.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
PARIS, MINGGU – Nasib Lionel Messi bersama Paris Saint-Germain semakin tak pasti usai dikenai sanksi karena melakukan perjalanan bisnis ke Arab Saudi, yang membuatnya mangkir dari latihan tim pada Senin (1/5/2023). Bintang asal Argentina itu masih sangat dibutuhkan PSG, tetapi dia terlihat sudah dibenci oleh para suporter tim berjuluk ”Les Rouge-et-Bleu” alias ”Si Merah-Biru” tersebut.
Karena perjalanan tanpa izin itu, Messi mendapatkan sanksi dua pekan mulai 3 Mei, yang sempat membuat nama pemain asal Rosario, Argentina itu dicoret dari tim dan melewatkan laga saat PSG menang 3-1 atas tuan rumah Troyes pada pekan ke-34 Liga Perancis, Senin (8/5).
Akan tetapi, sanksi itu dipersingkat karena Messi meminta maaf melalui video di akun Instagram pada Jumat (5/5). ”Saya meminta maaf sebesar-besarnya kepada rekan setim dan klub. Saya berpikir kami akan mendapatkan hari libur sesudah pertandingan (PSG kalah 1-3 dari tim tamu FC Lorient pada pekan ke-33, Minggu, 30 April). Saya telah merencanakan perjalanan ini dan tidak bisa membatalkannya karena pernah membatalkannya sebelumnya,” ujar Messi.
Messi yang bergabung dengan PSG pada musim panas 2021 itu kembali berlatih dengan tim mulai Senin (8/5) dan mendapatkan kesempatan bermain penuh tatkala timnya menang 5-0 atas tim tamu AC Ajaccio pada pekan ke-35, Minggu (14/5). ”Saya berbicara dengannya pada hari Selasa untuk melihat bagaimana pola pikirnya, dan saya menemukan dirinya masih sangat bertekad untuk bermain,” ungkap pelatih PSG Christophe Galtier sebelum laga pekan ke-35 tersebut.
Messi tetap menyihir
Dalam kemenangan 5-0 atas Ajaccio itu, Messi memang tidak mencatatkan diri sebagai pencetak gol atau pembuat asis. Namun, Messi tetap mampu menyihir keseluruhan permainan dengan kemampuannya yang magis. Sejumlah media dan lembaga survei pun memberikan skor rating di atas rata-rata untuk pemain berusia 35 tahun tersebut.
Bahkan, ada beberapa yang memberikan Messi skor jauh lebih tinggi ketimbang penyerang Kylian Mbappe yang mengemas dua gol, yakni Google dengan 4,4 berbanding 4,2 dan laman Whoscored dengan 8,33 berbanding 7,84. Kenapa demikian, 90min.com menilai, Messi melakukan semuanya dengan baik, menciptakan peluang dengan umpan dan dribel yang tajam, meski terus mendapatkan ejekan dari pendukung timnya.
”Messi dicemooh oleh suporter PSG. Walau ini bukan insiden yang pertama, ejekan kali ini terasa lebih keras dan lebih jelas. Rasa tidak hormat itu direspons pemenang Piala Dunia Qatar 2022 itu dengan bahasa tubuh yang penuh makna. Dia terlihat lebih diam sepanjang pertandingan, meski dirinya memainkan peran yang besar. Memperlakukan pemain terhebat sepanjang masa seperti itu akan menimbulkan banyak perdebatan dan tampak agak aneh. Apalagi dia telah berkontribusi dengan 15 gol dan 15 asis di Liga Perancis musim ini,” terang Eurosport.com.
Dalam laga itu, Messi menerima perlakuan tidak sedap dari para penggemar PSG. Saat nama pemain kelahiran 24 Juni 1987 itu disebutkan sebelum tendangan mula, suporter bersorak-sorai dengan nada menghina. Dirinya pun menerima cemoohan setiap kali menyentuh bola di awal laga.
Sejumlah media di Perancis menyebut perlakuan buruk itu dipicu karena pendukung PSG muak dengan loyalitas Messi yang dianggap setengah hati. Selain karena faktor Messi yang tidak bisa berbuat banyak ketika PSG disingkirkan Bayern Munchen di 16 besar Liga Champions musim ini, ada isu pemain yang kontraknya berakhir 30 Juni mendatang itu ingin pulang ke Barcelona. Isu lainnya, dia berniat hengkang ke klub Arab Saudi, Al-Hilal yang menawarikan kontrak fantastis.
Kedewasaan Messi
Akan tetapi, Messi menunjukkan kedewasaannya. Tak sedikit pun pemenang tujuh kali Ballon d’Or atau Predikat Pemain Terbaik Dunia itu coba membalas perlakuan negatif tersebut. Dirinya membalas segalanya dengan permainan mengesankan.
Saya berbicara dengannya pada hari Selasa untuk melihat bagaimana pola pikirnya, dan saya menemukan dirinya masih sangat bertekad untuk bermain.
Di menit ke-72, Messi melakukan aksi indivual. Dia mengutak-atik bola di separuh wilayah permainan lawan. Dia sempat melewati tiga pemain untuk memberikan umpan kepada pemain pengganti, Vitor Ferreira yang akhirnya melakukan tendangan dari luar kotak penalti. Sayangnya, bola itu masih melebar tipis dari tiang kanan bawah gawang lawan.
Messi pun membuat kemelut di depan kotak penalti pada menit ke-76. Pergerakan tanpa bolanya memancing dua pemain lawan untuk menjatuhkannya di area tersebut. Sejumlah rekannya datang menghampiri untuk membela Messi yang mendapatkan provokasi dari lawan usai terjatuh, khususnya bek sekaligus kapten Marquinhos dan pemain sayap Achraf Hakimi yang emosinya terpancing dan adu dorong dengan beberapa pemain lawan.
Keributan itu menyebabkan Hakimi diganjar kartu merah di menit ke-77 dan menyusul gelandang lawan, Thomas Mangani setelah wasit mengecek video tayangan ulang pada menit ke-80. ”Messi tetap fokus dengan keinginan untuk menghidupkan permainan dan menciptakan peluang. Dia sudah terbiasa dengan itu (ejekan) karena dia sering berada dalam situasi sulit sepanjang karirnya,” kata Galtier.
Terlepas dari itu, kemenangan atas Ajaccio membawa PSG kokoh di puncak klasemen dengan 81 poin dari 35 laga. ”Les Parisiens” unggul enam poin atas Lens di peringkat kedua. Mereka tinggal membutuhkan tambahan empat poin dari tiga laga sisa musim ini untuk mengamankan gelar Liga Perancis ke-11, yaitu melawan tim tuan rumah Auxerre, bertandang ke Starsbourg, dan menjamu Clermont Foot pada pekan terakhir.
”Para pemain sangat bertekad untuk tampil dengan baik. Mereka ingin menjadi juara dan mereka menyadari bahwa Lens tidak akan menyerah. Kalau salah langkah, kami bakal mendapatkan tekanan berlipat (untuk menjalani sisa musim ini),” tutur Galtier. (AP/AFP/REUTERS)