Tim Indonesia menciptakan hujan emas pada hari pertama cabang gulat. Pencapaian itu menawan karena berhasil mendominasi Vietnam.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
PHNOM PENH, KOMPAS — Tim gulat Indonesia mengakhiri paceklik medali emas SEA Games selama 10 tahun. Empat emas sekaligus diraih pada SEA Games Kamboja 2023 berkat keberanian para pegulat nasional, yang tidak gentar menantang atlet dari tim langganan juara umum sejak 1999, yaitu Vietnam.
Sapu bersih emas dipersembahkan empat pegulat dari gaya Romawi di Chroy Changvar International Convention and Exhibition Center, Phnom Penh, Minggu (14/5/2023). Mereka adalah Suparmanto (63 kilogram), M Aliansyah (67 kg), Andika Sulaeman (77 kg), dan Lulut Gilang Saputra (87kg).
Jauh sebelum berangkat, mereka sempat ditawarkan pindah kelas agar tidak bertemu Vietnam yang merupakan raksasa Asia Tenggara. Setiap negara hanya boleh mengikuti maksimal 18 dari 30 kelas dan ada kelas yang tidak diikuti Vietnam. Namun, tawaran itu ditolak para pegulat.
Yang istimewa, tiga dari empat pegulat, selain Suparmanto, berhasil mengalahkan atlet Vietnam dalam perjalanan meraih emas. Aliansyah (31), misalnya, sukses menang di final atas pegulat Vietnam Bui Manh Hung dalam duel yang berlangsung dramatis hingga waktu 6 menit berakhir.
Laga berujung imbang 5-5, tetapi Aliansyah diputuskan menang karena mendapat nilai lebih besar dalam salah satu bantingan (4 poin). Adapun Bui merupakan atlet yang mengalahkannya di SEA Games Vietnam 2021 sehingga Aliansyah harus puas dengan medali perak.
Tidak hanya sekali, atlet asal Kalimatan Timur itu menang dua kali beruntun. Dia mengalahkan Bung pada babak penyisihan, siang harinya. ”Jadi, (memang ingin) balas dendam ini. Pokoknya mau menang, mau membuktikan ke anak saya kalau bisa jadi contoh buat dia,” kata Aliansyah.
Aliansyah tidak menyerah meskipun sering tersudut. Dia sudah berselebrasi saat unggul 11-3. Berdasarkan peraturan, laga akan dinyatakan berakhir dengan kemenangan mutlak jika salah satu pegulat sudah unggul 8 poin. Namun, keunggulan itu hilang akibat pelatih Vietnam mengajukan ”challenge” yang berujung anulir poin.
Tangan Aliansyah dianggap melakukan tarikan ilegal, tepat sebelum dia menciptakan enam poin beruntun lewat bantingan. Alhasil, selain mendapat kartu kuning, skornya kembali menjadi 5 poin. Bui justru mendapatkan dua poin berkat pelanggaran itu.
Namun, pada sisa satu menit, Aliansyah mencurahkan seluruh tenaga untuk bertahan. Dia ingin membuktikan belum habis meskipun terakhir kali meraih emas pada SEA Games 2011 di Jakarta. ”Saya berharap dengan penampilan itu, para yunior bisa mengikuti,” tuturnya.
Saya berharap dengan penampilan itu, para yunior bisa mengikuti.
Prestasi serupa juga dicapai Andika (26). Peraih perak tahun lalu itu membalaskan dendam dalam perjalanan ke final atas pegulat Vietnam Nguyen Son Ba. Dia menang mutlak hanya dalam satu menit setelah laga dimulai.
”Sejak awal, yang ada di pikiran saya hanya ingin memberikan segalanya hari ini. Selain penasaran tahun lalu, saya juga ingin mempersembahkan emas untuk ibu yang tepat ulang tahun hari ini,” kata Andika yang pertama kali menyumbang emas di SEA Games.
Pelatih tim gulat spesialis gaya Romawi, Fathur Rahman, mengatakan, emas di level Asia Tenggara memang spesial. Namun, semua lebih klimaks karena bisa mengalahkan para atlet Vietnam. Seperti diketahui, pegulat Indonesia selalu kesulitan ketika bertemu Vietnam, yang sangat serius mengembangkan cabang gulat dalam dua dekade terakhir.
”Hari ini juga sekaligus memperlihatkan, sebetulnya atlet kita tidak kalah dan Vietnam. Cuma, ya, memang jam terbang yang membedakan. Saya tadi tanya pelatih Vietnam, mereka bersiap dengan berlatih selama beberapa bulan di negara pecahan Rusia,” ujar Fathur.
Tim gulat telah melampaui target pada hari pertama pertandingan. Mereka meraih 4 emas, dari target awal hanya 2 emas, 3 perak, dan 4 perunggu. Pegulat Indonesia masih akan bertarung dalam 10 nomor lagi, masing-masing dari gaya bebas putri dan putra.
Ketua Umum Persatuan Gulat Seluruh Indonesia Trimedya Panjaitan berharap cabang gulat kembali diperhitungkan. ”Tahun lalu, ketika hanya 4 atlet, kami berhasil melampaui target dengan 3 perak. Sekarang baru hari pertama, sudah terlampaui. Semoga kami diberikan kepercayaan lebih,” ujarnya.
Sementara itu, di cabang judo, Indonesia berhasil menyumbangkan satu emas dari Dewa Kadek Rama Warma Pura (66 kg) dan satu perunggu dari Muhammad Alfiansyah (60 kg).