Indonesia Kembali Usung Nilai Kesetaraan di Homelesss World Cup 2023 di AS
Delapan pemain dari Kota Bandung akan mewakili Indonesia dalam Homeless World Cup 2023 di Sacramento, Amerika Serikat. Mereka berlaga dengan membawa nilai-nilai kesetaraan untuk masyarakat dari kelompok marjinal.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Indonesia mengirimkan delapan pemain untuk perhelatan Homeless World Cup atau HWC 2023 di Sacramento, California, Amerika Serikat, 8-15 Juli 2023. Para pemain yang berasal dari Rumah Cemara, Kota Bandung, ini membawa isu-isu kesetaraan yang menjadi tema besar dalam kompetisi tingkat dunia tersebut.
Manajer Timnas HWC 2023 Subhan Panjaitan menjelaskan, delapan pemain yang akan berlaga memiliki satu kesamaan, yakni berasal dari kelompok marjinal yang membutuhkan kesetaraan. Mereka merupakan warga miskin kota dan orang-orang yang terpinggirkan karena berbagai kondisi.
Pemain yang akan berpartisipasi di HWC 2023 ialah Muhammad Azka Virdiansyah Ahyadi (21), Shilpi Yanti (29), Adis Annisa Suma (25), Aditya Triana (32), Andi Kurniawan (26), Dena Adryana (29), Oka Setiawan (23), dan Raisal Anugrah Hermawan (22). Mereka akan mengikuti kompetisi dengan total peserta 480 orang dari 46 negara.
”Sebagian besar pemain yang berangkat kali ini berlatar belakang miskin kota. Dari delapan pemain terpilih, dua di antaranya perempuan. Ini menunjukkan kami mengedepankan isu kemiskinan kota dan kesetaraan jender,” ujar Subhan dalam perkenalan timnas Hwc 2023 di Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu (14/5/2023).
Menurut Subhan, HWC menjadi wadah yang tepat dalam menyuarakan isu-isu tersebut. Kompetisi tahunan yang diadakan sejak tahun 2003 ini untuk mengampanyekan kesetaraan bagi kelompok yang terpinggirkan.
Indonesia mulai berpartisipasi dengan mengirimkan timnya sejak tahun 2011 melalui Rumah Cemara, yaitu komunitas yang memperhatikan kelompok marjinal dari Kota Bandung. Dalam beberapa kali partisipasi, tim yang berlaga juga diambil dari sejumlah provinsi untuk mewakili masyarakat lebih luas lagi. Terakhir, Indonesia mengirimkan timnya ke dalam HWC 2019 di Cardiff, Inggris.
Namun, kompetisi ini sempat terhenti karena pandemi Covid-19. Indonesia pun kembali mengirimkan timnya di tahun 2023 ini dengan waktu yang terbatas. Oleh karena keterbatasan waktu ini, pemain yang dikirimkan hanya berasal dari Rumah Cemara.
”Di tahun-tahun sebelumnya, kami juga sempat mengadakan seleksi di sejumlah provinsi dengan menggaet organisasi-organisasi mitra. Tahun ini, kami baru dapat informasi di awal 2023 sehingga memiliki waktu terbatas. Jadi, kami utamakan dulu para peserta yang pernah ikut seleksi di HWC sebelumnya,” papar Subhan.
Kompetisi HWC ini mengambil format sepak bola jalanan (street football). Dua tim yang beranggotakan empat pemain akan berlaga di dalam ”kandang” berjeruji dengan berukuran 22 meter x 16 meter. Tidak ada aturan bola keluar sehingga pemain bisa menggunakan jeruji tersebut untuk memantulkan bola sebagai strategi untuk mengecoh lawan.
Pelatih timnas HWC 2023 Albert Rusdiana berujar, memadukan tim dengan kemampuan yang beragam ini cukup menantang. Apalagi, para pemain berasal dari kelompok marjinal dengan beragam permasalahan.
Dengan kondisi itu, Albert dan manajemen tidak mengharuskan para pemain untuk mencapai target tertentu. Meski demikian, dia berharap latihan yang dilakukan membuahkan hasil maksimal.
”Saya tidak membebani tim dengan target peringkat tertentu. Tapi, dengan segala kemampuan, semua anggota siap memberikan yang terbaik bagi Indonesia. HWC tidak cuma soal sepak bola prestasi, tapi ada nilai-nilai sosial dan kemanusiaan di sini,” ujarnya.
Pesohor yang juga eks pengurus Persib, Muhammad Farhan, menilai, sepak bola menjunjung tinggi nilai kesetaraan. Saat para pemain berlaga di lapangan, semua dinilai berdasarkan kemampuannya dalam bermain baik dan mengikuti aturan pertandingan.
Menurut Farhan, prinsip tersebut sejalan dengan nilai-nilai yang diusung oleh HWC. Apalagi, sepak bola adalah salah satu cabang olahraga dengan penggemar paling banyak di muka bumi sehingga bisa menjadi wadah untuk mengampanyekan nilai-nilai kemanusiaan.
”Sepak bola bisa menjadi simbol egaliter dan kemanusiaan. Dengan olahraga ini, dunia bisa menyadari dan memperhatikan kaum marjinal yang juga ingin hidup setara satu sama lain,” ujar Farhan yang turut hadir dalam perkenalan timnas HWC 2023.