AS Roma menang 1-0 atas Leverkusen dan Juventus ditahan imbang 1-1 oleh Sevilla pada laga pertama semifinal Liga Europa. Hasil itu menjadi modal seadanya untuk wakil Italia menghadapi laga kedua di kandang lawan.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
ROMA, JUMAT — Dua wakil Italia tidak bisa mengoptimalkan kesempatan bertindak sebagai tuan rumah pada laga pertama semifinal Liga Eropa yang sama-sama dihelat pada Jumat (12/5/2023). AS Roma hanya menang 1-0 atas Bayer Leverkusen, sedangkan Juventus ditahan imbang 1-1 oleh Sevilla. Dengan permainan lawan yang sangat menjanjikan, hasil itu menjadi modal yang cenderung seadanya untuk mengarungi laga kedua semifinal dan meraih tiket ke final.
Pelatih AS Roma Jose Mourinho seusai laga kepada Sky Sport Italia mengatakan, secara intelektual, laga antara Roma dan Leverkusen adalah pertandingan yang sangat sulit. Tantangan utamanya ialah menjaga konsentrasi selama 90 menit penuh. Lengah sedikit saja, Leverkusen sangat berbahaya dan bisa menghancurkan Roma.
Tetapi, para pemain memiliki mentalitas luar biasa hari ini. Mereka menunjukkan keinginan kuat untuk menang.
”Tetapi, para pemain memiliki mentalitas luar biasa hari ini. Mereka menunjukkan keinginan kuat untuk menang. Mereka menunjukkan empati kepada fans, mereka bertanggung jawab untuk memberikan segalanya guna membuat fans berbahagia hari ini,” kata Mourinho seperti dilansir Football-Italia.
Roma menang atas Leverkusen berkat gol gelandang Edoardo Bove di menit ke-62. Gol itu berawal dari umpan lambung jauh bek Gianluca Mancini yang disambut oleh penyerang Tammy Abraham yang menjadi ”tembok” untuk memantulkan bola kepada Bove yang bergerak dari belakang.
Setelah utak-atik sebentar, Bove mengembalikan bola kepada Abraham yang berdiri cukup bebas di kotak penalti. Dengan gerakan tipu, Abraham lolos dari pengawalan dan melepaskan tendangan keras. Bola tendangan itu sempat ditepis kiper Leverkusen, Lukas Hradecky. Namun, bola liar memantul ke arah Bove yang tidak terkawal dan tanpa kontrol langsung menyontek bola ke sudut kiri bawah gawang yang jauh dari jangkauan Hradecky.
Di atas kertas, Roma memang menang. Akan tetapi, secara permainan, ”I Lupi” alias ”Si Serigala” sejatinya tidak lebih baik dibandingkan Leverkusen. Bahkan, sebagai tim tamu, Leverkusen justru tidak sedikit pun tampak takut atau demam panggung dengan teror dari para suporter Roma alias Romanisti yang memenuhi stadion.
Leverkusen tampil penuh percaya diri seolah-olah mereka bermain di tempat netral. Terbukti, wakil Jerman ini bisa lebih menguasai permainan dengan penguasaan bola 62 persen berbanding 38 persen. Secara statistik, ”Die Werkself” mungkin kalah dalam menciptakan jumlah peluang, yakni 10 tembakan dengan dua tepat sasaran ke gawang berbanding 12 tembakan dengan lima tepat sasaran ke gawang.
Namun, kualitas serangan Leverkusen cenderung lebih bermutu, termasuk satu peluang dari pemain sayapnya, Jeremie Frimpong, yang nyaris menyamakan kedudukan di menit ke-87. Tendangan Frimpong masih bisa ditahan oleh perut gelandang Roma yang sedang bertugas sebagai bek, Bryan Cristante. Pemain nomor empat Roma itu pasang badan menutup gawang yang tidak terkawal kiper Rui Patricio yang telat kembali seusai berbenturan dengan rekannya, bek Roger Ibanez.
Maka itu, Roma tidak bisa besar kepala dengan modal kemenangan 1-0 tersebut. Kalau melihat performa Leverkusen yang sangat meyakinkan tersebut, bukan perkara susah untuk agregat itu berbalik dalam laga kedua semifinal di BayArena, Leverkusen, Jumat (19/5/2023) mendatang.
”Ini belum berakhir. Pekan depan, kami akan membalasnya. Kami bisa melakukannya. Dari pertandingan hari ini, kami seharusnya mencetak gol. Inilah yang perlu kami lakukan pekan depan. Kami mesti mencetak gol dan kami akan melakukannya,” tutur Frimpong dalam wawancara dengan situs resmi Leverkusen yang dikutip Romapress.net.
Juventus nyaris gigit jari
Sementara itu, Juventus nyaris gigit jari saat meladeni Sevilla. ”La Vecchia Signora” alias ”Si Nyonya Besar” tertinggal lebih dahulu oleh penyerang Sevilla, Youssef En-Nesyri, di menit ke-26. Setelah memimpin, tim asal Spanyol itu justru tidak mau bermain aman. Mereka tetap beringas untuk memperbesar keunggulannya.
Di menit ke-28, En-Nesyri nyaris mencetak gol kedua kalau saja lebih tenang saat akan melepaskan tendangan ketika tinggal berhadapan dengan kiper Juventus, Wojciech Szczesny. En-Nesyri sukses menyambut umpan terobosan rekannya, pemain sayap Bryan Gil, dan berlari lebih cepat daripada pemain terakhir Juventus, bek Danilo. Akan tetapi, saat akan berhadapan dengan Szczesny, pemain asal Maroko itu sedikit ragu sehingga bola langsung disosor Danilo yang berhasil menyusul. Bola liar pun bergulir pelan ke pelukan Szczesny.
Secara keseluruhan, Sevilla lebih mendominasi. Memang ”Rojiblancos” kalah penguasaan bola, yakni 40 persen berbanding 60 persen. Hanya, mereka menciptakan peluang jauh lebih banyak dan berkualitas, yaitu 13 tembakan dengan lima tepat sasaran ke gawang berbanding 11 tembakan dengan dua tepat sasaran ke gawang.
Pada laga itu, Sevilla membuktikan mereka memang pantas disebut tim spesialis Liga Europa, dengan koleksi enam gelar (2005/2006, 2006/2007, 2013/2014, 2014/2015, 2015/2016, dan 2019/2020) atau terbanyak sepanjang sejarah kompetisi kasta kedua antarklub Eropa tersebut. Beruntung, Juventus yang notabene raksasa Italia bisa lolos dari kekalahan menyusul gol telat pemain penggantinya, bek Federico Gatti, di menit ke-90+7.
Hasil itu tentu jauh lebih menguntungkan Sevilla yang gantian menjamu Juventus, Jumat depan. Bermain di hadapan suporter sendiri, Sevilla pasti akan bermain dengan lebih percaya diri untuk merengkuh kemenangan dan tiket ke final ketujuh mereka.
”Untuk laga kedua, kami harus lebih waspada terhadap serangan balik mereka. Karena walau sedang diserang, mereka selalu meninggalkan dua-tiga pemain di depan yang memungkinkan bergerak cepat untuk melakukan serangan balik. Kami mesti lebih kompak dan tidak terburu-buru dalam mengumpan. Kami ingin ke final dan membawa trofi ke Turin untuk para penggemar, pelatih, dan klub,” papar gelandang Juventus, Adrien Rabiot, kepada Sky Sport Italia.
Sementara itu, Pelatih Sevilla Jose Luis Mendilibar dilansir Marca.com puas dengan permainan timnya. Mereka mampu meredam agresivitas Juventus yang ingin mengoptimalkan laga kandang untuk meraih kemenangan. Mereka pun yakin bisa mengulangi kisah sukses menyingkirkan tim besar Inggris, Manchester United, di perempat final, pada laga kedua semifinal nanti.
Dalam babak delapan besar itu, Sevilla lebih dahulu menahan imbang 2-2 Manchester United yang bertindak sebagai tuan rumah laga pertama. Lalu, Sevilla menghajar ”Si Setan Merah” yang menjadi tamu dengan skor telak 3-0 pada laga kedua. ”Itulah yang kami inginkan. Dibantu oleh para penggemar, saya yakin kami bisa bermain lebih baik dibanding pertandingan hari ini,” ujar Mendilibar.