Pengalaman Pahit untuk Melejit
Walau gagal meruntuhkan dominasi Thailand, tim beregu putri bulu tangkis Indonesia mendapatkan pengalaman mahal. Di usia yang masih belia, mereka mampu meladeni pebulu tangkis elite Asia Tenggara.
PHNOM PENH, KOMPAS – Tim bulu tangkis beregu putri Indonesia menelan pil pahit dengan kalah tiga kali beruntun dari Thailand di final SEA Games. Namun, kekalahan ini justru menguatkan Indonesia yang mayoritas turun dengan para pebulu tangkis belia. Para pebulu tangkis itu mengakui pengalaman mencicipi ajang multicabang sebagai pemain utama semakin mengasah mental dan kepercayaan diri mereka.
Laga final bulu tangkis antara tim beregu putri Indonesia dan Thailand di SEA Games Kamboja adalah yang ketiga kalinya secara beruntun. Kedua negara sebelumnya sudah pernah bertemu di final SEA Games 2019 dan 2021. Hanya saja, Indonesia selalu takluk dari Thailand di dua pertemuan itu.
Baca juga : Tim Putri Thailand Belum Tertandingi
Catatan buruk coba dihapus oleh tim bulu tangkis putri Indonesia di laga final kali ini yang diwakilkan oleh Komang Ayu Cahya Dewi di sektor tunggal putri, Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi di ganda putri, dan Ester Nurumi Tri Wardoyo (tunggal putri). Namun, wakil-wakil Thailand ternyata masih jauh lebih kuat untuk dibendung para pebulu tangkis belia Indonesia.
Di laga pertama, Komang takluk dua gim langsung, 19-21 dan 17-21, dari Lalinrat Chaiwan yang berperingkat 23 dunia. Kekalahan Komang tidak mampu dibalas oleh ganda putri Febriana/Amalia di laga kedua. Sebagaimana Komang, pasangan ganda putri Indonesia itu juga kalah dalam dua gim, 11-21 dan 15-21.
Thailand benar-benar menujukkan keperkasaannya dengan memenangi laga ketiga. Ester yang menghadapi Supanida Kathetong dibuat tidak berdaya dengan kalah dua gim langsung, 11-21 dan 12-21.
Tidak seperti Indonesia, Thailand menurunkan sejumlah pebulu tangkis yang sudah berpengalaman. Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai yang berhadapan dengan Febriana/Amalia, misalnya, adalah pasangan berperingkat sembilan dunia. Adapun Febriana/Amalia saat ini berperingkat 14 dunia.
Baca juga : Tantangan Final Skuad Muda Bulu Tangkis
Komang yang melawan Lalinrat bahkan merupakan pemain debutan di SEA Games Kamboja. Tunggal putri Indonesia sebelumnya bersandar pada Gregoria Mariska Tunjung dan Putri Kusuma Wardani. Kali ini, Komang yang berstatus tunggal putri ketiga Indonesia mendapat tanggung jawab besar sebagai tunggal putri utama di SEA Games.
Rasanya jadi tunggal pertama itu ada rasa sedikit tegangnya. Karena, kan, saya mainnya juga pertama. Terus ini kan SEA Games pertama saya juga. Jadi benar-benar serba pertama.
“Rasanya jadi tunggal pertama itu ada rasa sedikit tegangnya. Karena, kan, saya mainnya juga pertama. Terus ini kan SEA Games pertama saya juga. Jadi benar-benar serba pertama,” kata Komang ditemui seusai bertanding di Gedung Bulu Tangkis Kompleks Olahraga Morodok Techo, Phnom Penh, Kamis (11/5/2023).
Ada perbedaan besar dari segi pengalaman antara Komang dan Lalinrat. Sebagai pebulu tangkis putri berperingkat 23 dunia, Lalinrat sudah banyak mencicipi laga-laga kelas dunia bersama lawan-lawan yang jauh lebih hebat. Lalinrat tampak tenang dan tidak goyah kendati Komang sempat memimpin jauh di awal set pertama. Perlahan-lahan, ia mulai mendikte permainan Komang. Seketika kendali laga menjadi berbalik menguntungkan Lalinrat.
Kondisi yang sama juga dialami Ester yang tampil di laga ketiga. Meladeni Supanida, Ester dibuat tidak berkutik dengan kombinasi pukulan akurat dan teknik penempatan bola di dekat net yang sangat baik. Thailand pada akhirnya keluar sebagai pemenang dengan skor 3-0 sekaligus menjuarai nomor beregu putri enam kali secara beruntun.
Pengalaman berharga
Walau hanya mampu merebut perak, tim beregu putri Indonesia mendapat banyak pengalaman berharga selama mengikuti SEA Games Kamboja. Perjalanan tim beregu putri Indonesia diawali dengan kemenangan atas Kamboja dan Filipina sebelum bertemu Thailand di laga puncak. PP PBSI menurunkan mayoritas pebulu tangkis putri belia karena tim utama dipersiapkan untuk Piala Sudirman pada 14-21 Mei 2023.
Baca juga : Tim Putra Indonesia Dipastikan Raih Medali
“Tim sedang tertinggal 0-2, pasti sebelum masuk lapangan ada rasa tegangnya. Tapi saat masuk lapangan sudah tidak tegang lagi. Malah saya bisa menampilkan yang cukup baik. Saya tahu bermain di beregu apalagi multicabang seperti ini tanggung jawabnya lebih besar. Apalagi membawa nama Indonesia,” kata Ester.
Sementara itu, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Rionny Mainaky, menilai pebulu tangkis Thailand unggul dari sisi pengalaman. Meski kalah, Rionny menyebut para pebulu tangkis putri Indonesia sudah mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Hanya saja karena masih belum banyak pengalaman, mereka sedikit merasa tertekan sehingga tidak terlalu yakin dan lepas saat mengembalikan bola lawan.
“Mereka main cukup baik. Hanya ya karena masih muda maka menekan lawan itu masih belum maksimal. Kalau untuk hasil hari ini saya rasa cukup (baik). Nanti (kekurangan) kami akan evaluasi sebagai bekal di nomor perorangan,” kata Rionny.