Barcelona Sambut Era Baru Setelah Kepergian Sergio Busquets
Pemain terakhir dari era emas tiki-taka Barca, gelandang Sergio Busquets akan meninggalkan klub asal Catalan itu akhir musim ini. Barca pun harus memutar otak untuk mencari pengganti sepadan guna memulai era baru.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
BARCELONA, KAMIS - Gelandang bertahan sekaligus kapten Barcelona Sergio Busquets telah memutuskan akan meninggalkan klub Catalan itu pada akhir musim ini. Sebagai pemain terakhir dari era emas tiki-taka yang tersisa, kepergian Busquets akan menjadi era baru untuk Barca. Tak ayal, klub berjuluk Blaugrana itu harus segera mencari penggantinya untuk meneruskan tradisi tiki-taka khas mereka.
”Waktunya tiba untuk mengumumkan bahwa ini menjadi musim terakhir saya bersama Barca. Ini adalah perjalanan yang tak terlupakan. Saya selalu bermimpi bermain dengan seragam ini dan di stadion ini. Realitanya telah melampaui semua impian saya. Saya bermain selama 15 musim di klub terbaik di dunia dan bermain lebih dari 700 pertandingan,” ujar Busquets dalam video perpisahan di laman resmi Barcelona, Rabu (10/5/2023).
Busquets memulai karier di tim utama Barca usai dipromosikan dari tim B pada musim 2008/09. Dengan bakat besarnya, pemain asal Sabadell, Spanyol itu langsung mengambil alih posisi Yaya Toure di jantung lini tengah tim yang bermarkas di Stadion Camp Nou tersebut. Perannya mungkin jarang diperhatikan karena aksi Xavi Hernandez, Andres Iniesta, dan Lionel Messi yang jauh lebih disorot publik.
Busquets adalah gelandang bertahan yang tidak bertahan. Pemain kelahiran 16 Juli 1988 itu tidak melakukan tekel heroik melainkan lebih memilih melangkah keluar untuk menutup ruang. Dia tidak berlari menempuh berkilo-kilometer, tetapi sering kali tidak bergerak. Dia nyaris tidak menonjol. Akan tetapi, dirinya tahu kapan harus memegang bola, memainkannya, dan melepaskan umpan. Dirinya pandai mengatur tempo dan visinya jauh ke depan serta tidak terduga-duga tetapi selalu memastikan semua di sekelilingnya bekerja dengan baik.
Mendiang legenda Barca Johan Cruyff menyebut Busquets sebagai hadiah tak ternilai yang diturunkan semesta untuk Barca. Demikian diungkapkan oleh mantan pelatih Los Cules, Josep Guardiola. Bahkan, Guardiola mengungkapkan, Messi terpana dengan aksi Busquets saat pertama kali berlatih dengan tim utama. Pelatih yang mengantarkan Spanyol juara Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2012, Vicente del Bosque pernah berkata ingin menjadi pemain seperti Busquets kalau diberi kesempatan bermain di era sekarang.
Berkat kemampuan uniknya, peran Busquets tidak tergantikan walau para senior dan rekan seangkatannya yang membawa era emas tiki-taka satu per satu pensiun ataupun hengkang dari Barca. Tak heran, koleksi gelar pemain tinggi kurus itu untuk Barca hanya kalah dari Messi dan Iniesta. Dalam 15 musim, dirinya berkontribusi memberikan delapan gelar Liga Spanyol, tujuh Piala del Rey, tujuh Piala Super Spanyol, tiga Liga Champions, tiga Piala Super Eropa, dan tiga Piala Dunia Klub.
Dengan Barca unggul 13 poin atas Atletico Madrid di urutan kedua dari lima laga tersisa, Busquets pun berpeluang mengangkat trofi Liga Spanyol kesembilannya pada akhir musim ini. ”Itu merupakan suatu kehormatan dan sumber kebanggaan untuk bisa membela dan memenangkan banyak penghargaan selama bertahun-tahun. Tetapi, semua ada awal dan akhirnya. Meski bukan keputusan yang mudah, saya pikir waktunya telah tiba,” ucap Busquets yang ikut mempersembahkan Piała Dunia 2010 dan Piała Eropa 2012 untuk ”Tim Matador”.
Pelatih Barca saat ini, Xavi Hernandez sudah mencoba merayu Busquets untuk bertahan lebih lama karena kualitasnya yang masih dibutuhkan tim. Hanya saja, negosiasi kontrak baru yang gagal membuat pemain yang telah berusia 34 tahun itu tidak bergeming untuk mengakhiri kebersamaannya dengan Barca. ”Busquest adalah salah satu gelandang bertahan terbaik di dunia, yang terbaik yang pernah dimiliki Spanyol” terang Xavi dilansir The Guardian, Rabu.
Waktunya tiba untuk mengumumkan bahwa ini menjadi musim terakhir saya bersama Barca. Ini adalah perjalanan yang tak terlupakan.
Tentunya, Xavi mesti memutar otak selepas ditinggal Busquets. Sejauh ini, gelandang asal Belanda Frenkie de Jong yang paling memungkinkan meneruskan tongkat estafet tersebut. Sejak bergabung empat musim lalu, pemain berusia 25 tahun itu sering ditugaskan menggantikan peran Busquets saat sang senior itu yang tidak bermain. Adapun Franck Kessie dan Eric Garcia sama-sama memiliki karakter berbeda. Lagi pula, Kessie yang bergabung pada musim panas lalu dan Garcia yang kembali ke Catalan dua musim lalu lebih banyak menjadi penghangat bangku cadangan.
Opsi lain kalau ingin mencari pemain dengan karakter mirip, yakn Nicolas Gonzalez yang sedang dipinjamkan ke Valencia sejak musim panas lalu. Itu adalah momentum yang tepat bagi pemain berusia 21 tahun tersebut, yang memilih dipinjamkan untuk mencari menit bermain lebih banyak. Apalagi sebagai produk asli akademi Barca atau ”La Masia”, dia bisa menjadi pewaris untuk meneruskan tradisi tiki-taka.
Di luar segenap pilihan itu, Xavi mungkin akan mengoptimalkan jendela transfer musim panas mandatang untuk mencari pengganti yang tepat dan sepadan. Marca.com, Kamis (11/5), melaporkan, Gelandang Real Sociedad Martin Zubimendi adalah pilihan favorit tetapi Barca disinyalir tidak siap untuk merealisasikan operasi transfer yang akan memakan biaya besar tersebut.
Nama lainnya, yaitu gelandang Manchester City Ilkay Gundogan dan gelandang Inter Milan Marcelo Brozovic. “Keduanya sudah memiliki opsi untuk dibarter dengan penyerang Memphis Depay sejak lama (sebelum Barca menjual Depay ke Atletico Madrid pada musim dingin lalu). Barca cmungkin bisa mengaktifkan rencana itu kembali (mendatangkan Gundogan atau Brozovic),” ungkap Marca.