Atlet lempar lembing Indonesia, Abdul Hafiz, mengakhiri rasa penasarannya dengan merebut emas pertama di SEA Games. Setelah itu, ia berancang-ancang menatap ajang yang lebih tinggi, Asian Games.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA dari Phnom Penh, Kamboja
·5 menit baca
PHNOM PENH, KOMPAS — Tim atletik Indonesia menambah koleksi emas setelah Abdul Hafiz menjuarai nomor lempar lembing di Stadion Morodok Techo, Phnom Penh, Kamboja, Senin (8/5/2023) sore. Cuaca buruk mengganggu hasil lemparan Abdul. Kendati demikian, ia tetap berhak atas emas pertamanya di SEA Games. Ke depan, Abdul mencoba menatap ajang yang lebih tinggi, yaitu Asian Games.
Abdul meraih emas dengan jarak lemparan mencapai 69,60 meter. Jarak lemparan itu ia capai ketika melakukan percobaan ketiga di babak pertama. Setiap atlet diberikan kesempatan melempar sebanyak tiga kali di babak pertama dan tiga kali di babak final. Pada tiga percobaan di babak final, jarak lemparan terjauh Abdul hanya 69,34 meter, yaitu saat percobaan pertama. Lemparan terjauh dari dua babak itu akan digunakan juri untuk memutuskan siapa yang keluar sebagai pemenang.
Saat pengumuman, Abdul berhasil mengungguli wakil Vietnam, Nguyen Hoai Van, yang mencatatkan lemparan sejauh 69,55 meter. Adapun di tempat ketiga, rekan Abdul, Agustinus Abadi Ndiken, meraih perunggu dengan lemparan 66,20 meter.
Dengan pencapaian ini, Abdul memperbaiki raihannya di SEA Games Vietnam 2021. Kala itu, Abdul meraih medali perak dengan jarak lemparan 70,58 meter, kalah dari Hoai Van yang merebut emas dengan 70,87 meter. Menurut Abdul, cuaca buruk membuat lemparannya dan para rivalnya terganggu.
Cuaca di Stadion Morodok Techo memang tiba-tiba berubah dari panas menyengat menjadi mendung kemudian hujan deras berangin di sore hari. Abdul dan para rivalnya berlomba di tengah angin kencang dan hujan gerimis. Menurut Abdul, embusan angin berlawanan dengan posisi dia melempar.
”Semua peserta lomba hari ini catatan waktunya menurun dibandingkan SEA Games tahun lalu. Soalnya cuaca agak kurang mendukung. Anginnya parah. Lembing yang disediakan juga (kurang memadai),” kata Abdul ditemui seusai berlomba.
Saat menggenggam lembing yang disediakan panitia SEA Games Kamboja, Abdul cukup kaget karena tipenya tidak seperti yang biasa dia gunakan saat berlatih. Menurut Abdul, lembing di Kamboja kualitasnya berbeda dengan yang biasa digunakan di ajang-ajang resmi Federasi Atletik Internasional (IAF).
Di saat yang sama Abdul juga tidak menyiapkan lembing yang biasa dia gunakan di Indonesia untuk dibawa ke Kamboja. Alhasil, dia perlu waktu untuk menyesuaikan teknik lemparan dengan tipe lembing kali ini. Sesi pemanasan digunakan Abdul untuk beradaptasi dengan lembing baru tersebut.
Ketika angin kencang berembus, Abdul mengupayakan agar sudut lemparannya tidak terlalu menjulang ke atas, tetapi sedikit lebih datar. Strategi itu berhasil yang berbuah pada medali emas perdananya. ”Selama ini saya sudah empat kali ikut SEA Games. Tiga edisi itu dapat perak semua. Sekarang baru bisa pecah telor dengan dapat emas,” ujar Abdul.
Belum sesuai ekspektasi
Catatan lemparan kali ini memang belum sesuai ekspektasi Abdul. Namun, ia mengaku cukup puas karena bisa mempersembahkan emas. Setelah keberhasilan meraih emas ini, Abdul bersiap menatap ajang yang lebih tinggi, yaitu Asian Games. Tahun ini, Asian Games akan dihelat di Hangzhou, China, pada September.
Abdul berharap bisa tampil mewakili Indonesia di China. Sebelumnya, ia pernah mengikuti Asian Games 2018 di Jakarta, tetapi hanya menempati peringkat keenam. Menyadari Asian Games memiliki level yang jauh lebih tinggi, Abdul berharap bisa mendapatkan kesempatan untuk beruji coba (try out) dengan atlet-atlet di luar negeri.
Ingin sekalitry out supaya mendapat teknik baru. Atlet-atlet luar negeri itu lemparannya 80 meter ke atas. Saya ingin juga berlatih tanding dengan mereka biar motivasi saya bisa lebih terpacu.
”Ingin sekali try out supaya mendapat teknik baru. Atlet-atlet luar negeri itu lemparannya 80 meter ke atas. Saya ingin juga berlatih tanding dengan mereka biar motivasi saya bisa lebih terpacu,” ujarnya.
Rekor lemparan terbaik Abdul diraih ketika mengikuti SEA Games Filipina 2019. Saat itu, ia meraih perak dengan catatan lemparan sejauh 71 meter. Abdul kalah dari Melvin Calano dari Filipina yang merebut emas dengan 72,86 meter.
Sementara itu, Manajer Pemusatan Latihan Tim Atletik Indonesia Mustara Musa mengatakan, salah satu kunci kesuksesan Abdul meraih emas adalah motivasi terpendam dalam dirinya yang sudah kesekian kalinya selalu meraih perak di SEA Games. Kali ini, Abdul benar-benar bertekad untuk mengakhiri raihan peraknya dan meningkatkannya menjadi emas.
Walakin meraih emas, masih ada beberapa catatan dan evaluasi yang perlu diperbaiki Abdul. ”Tentang hasil lemparan itu belum menjadi pencapaian terbaik. Mutievent beda dengan single event. Jadi memang banyak catatan,” kata Mustara.
Dengan tambahan emas dari Abdul, tim atletik Indonesia sejauh ini sudah mengumpulkan empat emas yang masing-masing disumbangkan oleh Agus Prayogo (marathon), Odekta Elvina Naibaho (marathon), Hendro Yap (20 kilometer jalan cepat), dan Abdul. Setelah SEA Games, para atlet yang tergabung di pelatnas atletik akan menjalani program transisi.
Program tersebut lebih seperti aktivitas rehat sejenak untuk mengembalikan kondisi atlet seperti sediakala. Setelah itu, mereka akan mulai mempersiapkan diri untuk menatap Asian Games yang akan berlangsung empat bulan lagi.
”Setelah SEA Games transisi sebentar. Setelah itu menaikkan lagi programnya. Transisi itu wajib dalam rangka evaluasi dan rileksasi secara fisik dan mental. Jelang SEA Games ada jembatan pembinaan lanjutan (untuk persiapan ke Asian Games),” kata Mustara.
Pada hari ketiga perlombaan atletik ini, Indonesia juga menambah medali dari Maria Natalia Londa yang merebut perak di nomor lompat jangkit. Selain itu, ada Lalu Muhammad Zohri yang merebut perunggu di 200 meter, Odekta (perunggu nomor 5.000 meter), dan Wahyudi Putra (perunggu 1.500 meter).