Indonesia menambah koleksi emas berkat sumbangan dari cabang olahraga bela diri. Tambahan emas Indonesia pada hari kedua SEA Games Kamboja di antaranya dipersembahkan oleh atlet karate, vovinam, dan pencak silat.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA, DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO, AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
PHNOM PENH, KOMPAS - Para atlet pada cabang-cabang olahraga beladiri membuka keran medali emas Indonesia pada hari kedua SEA Games Kamboja 2023, Minggu (7/5/2023). Sampai pukul 20.22 WIB, Indonesia menempati posisi ketiga klasemen sementara dengan raihan total 16 emas, 11 perak dan 16 medali perunggu.
Para atlet pencak silat (dua emas), karate (satu emas), dan vovinam (satu emas) menambah empat emas dari delapan emas yang diraih Indonesia pada hari kedua. Empat emas lainnya direbut dari cabang renang (dua emas), balap sepeda (satu emas), dan hoki (satu emas).
Medali emas pembuka direbut oleh karateka Sandi Firmansyah pada nomor kumite di bawah 84 kilogram. Ketenangan dan kecerdikan membawa Sandi merebut medali emas pertamanya pada SEA Games.
Bertanding di Chroy Changvar Hall, Minggu (7/5/2023), Sandi bersikap tenang meskipun dua karateka Indonesia lainnya sudah kalah di final sehingga hanya mendapatkan medali perak. Mereka adalah Cok Istri Agung Sanistyarani (28) dan Ari Saputra.
Di final, Sandi bertemu Christopher Chanco Agustin dari Filipina. Ia memulai pertarungan tanpa menyerang. Ia hanya memancing lawannya dengan gerakan tendangan, tetapi kembali mundur dengan cepat.
Chanco yang tidak sabar mencoba menendang ke arah kepala, tetapi Sandi menghindar dan memukul dada Chanco sehingga meraih satu poin
Setelah itu, Sandi bermain sangat lambat. Dia hanya memancing dan membalas serangan lawan. Chanco terjebak dalam ritme itu dan terlalu berhati-hati dalam menyerang.
Walakin, hingga waktu habis poin tetap 1-0 untuk kemenangan Sandi. Sandi pun berteriak dan memeluk pelatih juga koleganya. Sandi mengungkapkan jika dirinya memang menggunakan strategi bertahan dan mengulur waktu.
"Saya dapat feeling enak dan bisa bermain lepas. Ini SEA Games keempat dan baru kali ini saya menang emas. Sudah sejak 2017," kata Sandi.
Sandi pernah meraih medali perak di SEA Games Vietnam 2021, lalu perunggu pada SEA Games Filipina 2019 dan SEA Games Malaysia 2017. Modal medali emas itu membuat Sandi yakin bisa berlaga pada Asian Games di China.
Medali emas dari Sandi menjadi medali emas kedua bagi tim Karate Indonesia. Medali emas pertama diraih oleh Ahmad Zigi Zaresta Yuda.
Saya dapat feeling enak dan bisa bermain lepas. Ini SEA Games keempat dan baru kali ini saya menang emas.
Kemenangan beruntun
Sementara itu, tim Vovinam Indonesia juga menyumbangkan emas melalui Manik Trisna Dewi yang tampil pada nomor Dragon Tiger Form. Manik menjadi yang terbaik setelah mengoleksi 272 poin.
Hasil ini membuat Manik menyamai prestasinya pada tahun lalu. Pada SEA Games Vietnam 2021, Manik merebut medali emas pada nomor single weapon practice: Ying-yang sword form putri.
Merebut dua emas dalam dua edisi SEA Games secara beruntun dan di nomor yang berbeda tentu bukan pencapaian biasa. Manik berpeluang kembali menambah pundi medali untuk Indonesia karena akan bertanding pada nomor single weapon practice: Yin-yang sword form putri. Dia berharap bisa mengawinkan emas pada SEA Games edisi ke-32 ini.
"Mohon doa restunya juga, besok (hari ini) masih ada tanding main di kelas senjata. Saya main empat nomor di sini. Semoga dilancarkan dan bisa memberikan yang terbaik untuk Indonesia," ucap Manik.
Sementara itu, Ketua Kontingen Tim Indonesia di SEA Games 2023, Lexyndo Hakim, berharap, Manik bisa konsisten di performa terbaik agar kembali mendapatkan emas bagi Indonesia.
"Manik berhasil meraih emas pertama cabor vovinam untuk Tim Indonesia di SEA Games 2023 Kamboja. Kita masih memiliki banyak peluang meraih medali," ujar Lexy.
Sementara itu, para atlet pencak silat yang berlomba di di Chroy Changvar Convention Center: Hall E, Phnom Penh, kembali menunjukkan kepiawaiannya pada disiplin seni dengan merebut dua medali emas pada nomor regu putra dan tunggal putri. Pada nomor regu putra, tim Indonesia diperkuat oleh Anggi Faisal Mubarok, Asep Yuldan Sani, dan Rano Slamet Nugraha.
Pada final, Indonesia menghadapi Thailand. Ketiga pesilat Indonesia itu menampilkan jurus tangan kosong dengan kompak dan serasi. Beberapa jurus dengan tingkat kesulitan tinggi saat melompat sambil menendang dan menjatuhkan badan diperagakan nyaris sempurna. Indonesia meraih nilai 9,97.
Tim regu putra Thailand juga mengimbangi penampilan Indonesia dengan peragaan jurus yang sangat baik. Namun, beberapa kesalahan minor membuat tim Thailand mendapatkan nilai 9,93 dan harus mengakui keunggulan Indonesia.
Pada nomor tunggal putri, Puspa Arum Sari merebut medali emas bagi Indonesia dengan nilai nyaris sempurna 9,97. Puspa mengalahkan pesilat Malaysia Nur Syafiqah Hamzah yang meraih nilai 9,915.
Pada nomor ganda putri, Indonesia juga berkesempatan merebut medali emas. Namun, pesilat Indonesia Ririn Rinasih dan Riska Hermawan kalah tipis dari ganda putri Thailand. Indonesia meraih nilai 9,915 dan Thailand unggul dengan nilai 9,945.
Pada balap sepeda, Indonesia kembali meraih emas pada nomor estafet campuran cross country. Medali emas diraih oleh Sayu Bella Sukma Dewi, Feri Yudhoyono, Zaenal Fanani, dan Dara Latifah. Medali emas itu merupakan emas ketiga dari tim balap sepeda gunung "Merah Putih".
Kejelian memilih urutan pebalap menjadi kunci kemenangan Indonesia. Feri sebagai pebalap tercepat ditempatkan sebagai pebalap pertama untuk membuka keunggulan waktu. Keunggulan itu diteruskan oleh Fanani dan Dara. Sayu Bela sebagai pebalap putri tercepat menyempurnakan keunggulan tim Indonesia dengan waktu 50 menit 11 detik dengan total jarak tempuh 14,8 kilometer.
Kepala pelatih tim nasional balap sepeda Indonesia Dadang Haries Purnomo dari Siem Reap mengatakan, tim Indonesia berpeluang menyapu bersih emas dari dua nomor lagi, yaitu nomor cross country eliminator putra dan putri, yang akan digelar pada Senin (8/5/2023).