Panen Emas di Trek Panas ”Cross Country”
Tim balap sepeda gunung Indonesia menyapu bersih medali emas nomor ”cross country olympic” di kategori putri dan putra dalam SEA Games Kamboja 2023. Hasil ini diraih berkat perjuangan para pebalap di tengah udara panas.
SIEM REAP, SABTU — Dua pebalap sepeda gunung Indonesia yang baru berusia 19 tahun, Sayu Bella Sukma Dewi dan Feri Yudhoyono, menyapu bersih medali emas nomor cross country olympic atau XCO putri dan putra pada SEA Games Kamboja 2023. Selain itu, atlet senior Zaenal Fanani juga meraih medali perak XCO putra.
Pencapaian ini merupakan buah pemusatan latihan berkelanjutan yang dilakukan oleh PB ISSI, dengan target besar mengantar para atlet Merah Putih itu ke level Olimpiade.
Perjuangan para atlet di SEA Games Kamboja ini merupakan tahapan pertama untuk menuju ke level dunia, terutama bagi para atlet muda. Persaingan di trek Kulen Mountain, Siem Reap itu, bukanlah puncak target prestasi mereka. Ajang ini lebih untuk menempa mental bertanding serta semangat juang mereka menghadapi persaingan yang lebih berat di level Asian Games, kejuaran dunia, serta Olimpiade.
Baca juga: Sayu Bella dan Feri Yudoyono Membuka Jalan Emas Balap Sepeda
Persaingan di Kamboja diakui oleh Sayu Bella sangat berat karena trek sangat teknikal, serta semakin sulit dengan udara panas yang menguras stamina tubuh. Bahkan, pebalap putri Indonesia Dara Latifah yang sudah berada di posisi ketiga, harus melepas perunggu, karena pada putaran terakhir mengalami blank karena tubuhnya mengalami sengatan panas berlebih.
”Tadi medannya sangat teknikal, turunannya juga curam, dan garden rock menuntut kita untuk hati-hati sekali. Di sini tenaga dan teknik benar-benar terpakai. Cuaca juga sangat panas dan menguras tenaga,” ungkap Sayu Bella dalam wawancara dengan PB ISSI seusai penyerahan medali emas.
”Persaingan cukup sulit karena para pesaing senior sudah sering berlaga dan ini baru SEA Games kedua saya, tetapi saya bisa meraih medali emas. Untuk peluang besok (di nomor team relay), akan ikut arahan pelatih untuk baiknya bagaimana dan akan berusaha maksimal untuk Indonesia,” ujar pebalap asal Bali tersebut.
Performa Sayu, Dara, serta Della Anjar Wulan dalam SEA Games ini dinilai oleh kepala pelatih tim nasional balap sepeda Indonesia Dadang Haries Purnomo sudah sesuai harapan. Bahkan, tim putri sebenarnya berpotensi meraih medali perunggu, jika Dara tidak mengalami kendala fisik karena udara yang sangat panas.
Baca juga: Pebalap Cross Country Putra Sapu Bersih Medali di Kamboja
”Kalau kita bicara tentang performa Sayu, sejak SEA Games Vietnam hingga saat ini, memang luar biasa perkembangannya. Ini merupakan hasil dari proses pelatnas yang kita lakukan sehingga membuahkan hasil. Sebelumnya, Sayu juga sudah juara di level Asia, juga ajang UCI di Thailand saat Sayu menyapu bersih kategori U-23 dan elite,” ungkap Dadang dari Kulen Mountain.
Sayu Bella menunjukkan potensi besar yang bisa diasah untuk menuju ke level dunia sejak dia dipanggil masuk tim SEA Games Vietnam 2021, yang berlangsung pada 2022. Setelah SEA Games Vietnam itu, Sayu dan para pebalap sepeda lainnya melanjutkan latihan di Yogyakarta tanpa henti. Menjelang SEA Games Kamboja, dia juga mengikuti Kejuaraan Asia di Korea Selatan, serta Kejuaraan MTB di Thailand, saat dia meraih emas.
Kekuatan Sayu Bella ditegaskan saat dia meraih medali emas di Kamboja, saat dia mampu unggul hingga 4 menit atas peraih medali perak Nur Assyira Zainal Abidin dari Malaysia, dan unggul 5 menit atas pebalap Thailand, Yonthanan Phonkla, yang meraih perunggu.
Medannya sangat teknikal, turunannya juga curam, dan garden rock menuntut kita untuk hati-hati sekali. Di sini tenaga dan teknik benar-benar terpakai.
”Dari hasil, memang betul performa Sayu dari setelah SEA Games Vietnam sampai saat ini peningkatannya luar biasa. Kalau kita lihat dengan lawan-lawan di ASEAN, Sayu leading cukup jauh,” tegas Dadang.
”Tetapi, itu tidak hanya pada Sayu, karena dua rekan Sayu, Dara dan Della, juga punya kans yang cukup bagus hari ini. Dara tadi ada di posisi ketiga, tetapi di lap terakhir mengalami semacam heatstroke karena sangat panas di sini, mencapai 42 derajat, sehingga dia tiba-tiba blank. Itu di lap terakhir di posisi perunggu sebenarnya,” jelas Dadang.
Potensi putri
Adapun Della finis di posisi kelima. ”Hasil ini luar biasa jika kita bedah satu per satu potensi MTB putri Indonesia. Apalagi, usia mereka kini sama semua, di usia 19 tahun menuju ke 20 tahun. Jadi luar biasa mereka ini. Ini sesuai dengan harapan di putri,” tegas Dadang.
Prestasi membanggakan juga diraih para pebalap sepeda gunung yang tampil di XCO putra. Pebalap berusia 19 tahun Feri Yudhoyono meraih medali emas, diikuti oleh kakak kandungnya, Zaenal Fanani, yang merah perunggu. Pebalap Indonesia, Ihza Muhammad, juga tampil brilian dengan finis di posisi ketiga. Namun, karena ada aturan SEA Games pasal 37 C, satu negara hanya bisa meraih dua medali perseorangan jika kompetisi tim dan perseorangan berlangsung bersamaan. Oleh karena itu, medali perunggu yang seharusnya menjadi milik Ihza, dialihkan kepada pebalap peringkat keempat, Khim Menglong asal Kamboja.
”Hasil SEA Games posisi satu, dua, tiga, tetap kita (Indonesia). Tetapi, dalam aturan SEA Games, medali ketiga dikasih kepada peringkat keempat. Poin UCI satu, dua, tiga, tetap milik kita,” ungkap Dadang.
Baca juga: Totalitas Mengasah Mentalitas Emas
Menurut Dadang, sapu bersih medali di bagian putra itu di luar perkiraan. Target awal adalah mempertahankan pencapaian SEA Games Vietnam, yaitu satu emas dan satu perak.
”Saat itu kekuatan kita hanya dua pebalap, Fanani dan Ihza. Kali ini diperkuat tiga pebalap putra, dan tiga putri, yang memiliki kemampuan setara. Ihza dan Feri Yudhoyono adalah pebalap muda yang masih memiliki kesempatan cukup panjang,” ungkap Dadang.
Hasil hari pertama itu semakin memotivasi tim balap sepeda gunung Indonesia untuk kembali meraih hasil terbaik dalam nomor team relay (XCR) yang akan berlangsung pada Minggu (7/5/2023). ”Di team relay kesempatan kita juga cukup besar, tinggal kita mengatur strategi pemasangan atlet, dan urutan pebalap, yang terpenting itu,” tegas Dadang.
Hari terakhir balap sepeda gunung akan melombakan nomor eliminator, pada Senin (8/5/2023). Nomor ini sempat dirahasiakan jalurnya oleh tuan rumah sehingga strategi baru bisa ditentukan setelah walking track dan latihan singkat selama satu jam, pada 4 Mei lalu. ”Trek eliminator sudah diketahui, per lap 500 meter,” ungkap Dadang. (ANG)