Totalitas Mengasah Mentalitas Emas
Tim balap sepeda Indonesia menjadikan ajang SEA Games sebagai batu loncatan menuju level dunia karena peluang bersinar di level yang lebih tinggi sangat terbuka. Target itu dimulai dengan mengasah mental dan visi besar.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F05%2F03%2F55892072-3600-44e7-a5da-07b56041b11f_jpg.jpg)
Tim balap sepeda disiplin Mountaim Bike, (dari kiri atas) pelatih kepala Dadang Haries Purnomo, pebalap Feri Yudhoyono, Zaenal Fanani, Ihza Muhammad, pelatih Dwi Kurniawan, serta pebalap putri (dari kiri depan) Dela Anjar Wulan, Dara Latifah, dan Sayu Bella Sukma Dewi, berfoto menjelang latihan di Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Senin (24/4/2023).
Udara sejuk pagi hari di pinggiran Kota Yogyakarta menyambut para pebalap sepeda Indonesia yang bersiap menjalani latihan, Senin (24/4/2023). Pebalap disiplin jalan raya Aiman Cahyadi sudah siap di depan hotel tim nasional, berbincang ringan dengan pelatih Rudi Dwi Januar yang sedang memasang roda sepeda cadangan di boncengan motor. Wajah mereka sumringah, meskipun di saat Idul Fitri mereka tidak mudik dan berkumpul dengan keluarga. Tim balap sepeda totalitas menyiapkan diri untuk meraih prestasi tertinggi di SEA Games Kamboja 2023.
"Kalau pulang, pasti banyak ketemu keluarga, paling tidak tiga hari tidak bisa latihan. Kalau di sini, setiap hari bisa latihan. Jadi, ya, lebih baik di sini," ujar Aiman diiringi senyum lebar.
Tim balap sepeda sejak tahun lalu terus menjalani pemusatan latihan nasional, karena banyak kejuaraan yang masuk dalam agenda tim. Pelatnas berkesinambungan ini sejalan dengan target besar untuk mengibarkan Merah Putih di level dunia. Agenda besar itu pula yang mendasari tim mengirimkan Bernard Benyamin Van Aert serta Terry Yudha Kusuma ke Kanada untuk mengikuti Track Nation Cup seri Kanada yang bergulir saat Idul Fitri. Mereka terus didorong mengumpulkan poin untuk lolos ke Olimpiade Paris 2024.
Langkah itu menegaskan visi besar PB ISSI untuk membina atlet-atlet balap sepeda hingga mampu bersaing di level dunia. Para pebalap didorong untuk memiliki visi besar, mereka tidak boleh berpuas dengan prestasi lokal, nasional, maupun regional seperti SEA Games. Kejuaraan-kejuaraan itu lebih menjadi tahap menempa diri, hingga bisa menjadi kekuatan yang diperhitungkan di level benua Asia, kejuaraan-kejuaraan dunia, serta puncaknya di Olimpiade.
Oleh karena itu, komposisi pebalap tim nasional merupakan kombinasi pebalap senior, seperti Aiman, dan para pebalap muda. Keberadaa pebalap senior dengan segudang prestasi serta semangat juang tinggi, diharapkan menginspirasi para pebalap muda untuk memupuk visi ke ajang dunia.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F05%2F03%2Fa0ee892a-6f5b-43ba-a59f-1218210a95fa_jpg.jpg)
Pebalap sepeda disiplin road race Aiman Cahyadi (kiri) bersama rekan-rekannya di tim nasional balap sepeda untuk SEA Games Kamboja 2023 bersiap menjalani latihan di lokasi pemusatan latihan nasional Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Senin (24/4/2023). Timnas balap sepeda diperkuat oleh 16 atlet, yang akan berlomba dalam disiplin road race dan mountain bike di Kamboja. Balap sepeda ditargetkan meraih empat medali emas, meningkat dari pencapaian SEA Games Vietnam 2021 dengan tiga emas, empat perak, satu perunggu.
"Ini pelatnas berkesinambungan, setelah SEA Games Vietnam kami tidak pernah berhenti. Itu karena kami melihat peluang untuk lolos ke Olimpiade dari beberapa disiplin. Kami melihat perkembangan sejak dari SEA Games Vietnam hingga saat ini, hampir sleuruh disiplin memiliki peluang semua, bahkan yang tidak kami prediksi, seperti mountain bike, road race," ujar pelatih kepala balap sepeda Indonesia Dadang Haries Purnomo.
"Peluang ke Olimpiade itu kita tangkap, dan perkembangan anak-anak ini luar biasa. Salah satu contoh tim road race menyapu prestasi di Tour of Thailand, jadi poin dan peringkat dunia mereka naik. Awalnya, road race hanya dipersiapkan untuk SEA Games, tetapi seiring berjalannya waktu, mereka memiliki potensi untuk ke level lebih tinggi. Memang kami masih membangun setahap semi setahap performa anak-anak untuk lebih baik lagi," ujar Dadang.
Setali tiga uang, disiplin sepeda gunung atau Mountain Bike (MTB) juga memunculkan potensi untuk bisa lolos ke Olimpiade. Sejak dimulainya pelatnas MTB pada 2019, MTB tidak dipertimbangkan bisa lolos ke Olimpiade. Namun, setelah SEA Games Vietnam 2021 hingga saat ini, atlet-atlet MTB sangat pesat perkembangannya dan ada potensi untuk bisa bersaing dalam kualifikasi Olimpiade.
"Di MTB sepanjang pemusatan latihan ini, atlet-atlet kita terutama yang muda, seperti Feri Yudhoyono, Sayu Bella (Sukma Dewi), Dara Latifah, dan atlet elite (Zaenal) Fanani, mereka bisa mempertahankan performanya, bahkan sekarang terus naik. Itu dibuktikan dalam Thailand MTB Cup lalu (Maret 2023), di mana Sayu Bella memborong gelar di U-23 dan elite putri, serta Feri juga di U-23 dan elite, Fanani juga, plus ditunjukan di Kejuaraan Asia Korea Selatan," jelas Dadang.
Ini pelatnas berkesinambungan, setelah SEA Games Vietnam kami tidak pernah berhenti.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F05%2F03%2F158f69d5-0904-471c-b61c-3d6c95f15351_jpg.jpg)
Pelatih balap sepeda displin road race Rudi Dwi Januar memberi arahan menjelang latihan di lokasi pemusatan latihan nasional Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Senin (24/4/2023). Timnas balap sepeda diperkuat oleh 16 atlet, yang akan berlomba dalam disiplin road race dan mountain bike dalam SEA Games Kamboja.
Peningkatan performa para atlet road race dan MTB itu, membuka peluang pebalap sepeda Indonesia untuk berkiprah di level dunia. "Sebelum itu, untuk Olimpiade peluangnya hanya di Trek dan BMX, tetapi ternyata dua disiplin ini (road race dan MTB) juga perlu pehatian, perlu kita siapkan. Dua disiplin itu, saat ini langkah awalnya memang fokus ke SEA Games dahulu," lanjut Dadang.
Dalam pelatnas SEA Games ini, tim road race juga diperkuat oleh tiga pebalap sepeda Trek andalan Indonesia yaitu Bernard Benyamin Van Aert, Terry Kusuma Yudha, dan Ayustina Delia Priatna. Mereka selama ini fokus mengikuti seri kejuaraan dunia Track Nation Cup untuk mengumpulkan poin peringkat dunia dengan tembakan lolos ke Olimpiade Paris 2024. Keberadaan mereka dalam tim diharapkan menyemai mentalitas untuk menarget prestasi dunia.
Memupuk mentalitas kelas dunia itu, diakui oleh Dadang tidak mudah. Tim pelatih perlu bersabar, karena perubahan harus setahap demi setahap.
"Sangat sulit. Jujur, ada beberapa pebalap yang baru bergabung di mountain bike dan road race, mereka ternyata tidak bisa langsung menerima penerapan sports science, perlu proses dan kesabaran untuk merubah mind set, proses tidak bisa instant, ada langkah langkahnya. Selama ini banyak yang awalnya hanya mikirin (berprestasi di) PON terus, dan gak pernah mikir yang lain," ungkap Dadang.
Padahal, lanjut Dadang, PON hanyalah tahap awal dari pembinaan berjenjang. Jika berhenti di PON, maka prestasi hanya akan ada di level jago kandang. Saat mereka bersaing di level lebih tinggi akan kesulitan.
Baca juga : Tim Balap Sepeda Indonesia, Bernard/Terry Lolos ke Final Madison Putra
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F05%2F03%2Fd714172c-c520-4f7e-841d-1dfc10977ce2_jpg.jpg)
Pebalap sepeda disiplin road race Ayustina Delia Priatna mendengarkan arahan pelatih kepala Dadang Haries Purnomo di lokasi pemusatan latihan nasional Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Senin (24/4/2023). Timnas balap sepeda diperkuat oleh 16 atlet, yang akan berlomba dalam disiplin road race dan mountain bike di SEA Games Kamboja.
"Padahal, saya melihat gap antara PON dan SEA Games sangat jauh. Jadi saya berharap, anak-anak yang sudah lolos di PON, kualitasnya tidak terlalu jauh untuk ke SEA Games, karena itu level terbawah di ajang internasional. Jika level mereka sudah bagus sejak dari daerah, maka akan lebih cepat untuk ditingkatkan ke level lebih tinggi, ada Asian Games, dan Olimpiade. KIta perlu menanamkan pola pikir seperti itu," jelas Dadang.
Misi mengangkat prestasi balap sepeda Indonesia ke level dunia itu juga menerapkan sports science yang sejauh ini sangat signifikan meningkatkan performa atlet.
"Saat ini kita ada tim pendukung, terdiri atas tim gizi tiga orang di bawah dr Mirza (Hapsari) yang pernah pegang timnas sepakbola, lalu ada tim recovery dipimpin dr Dika (Andhika Respati) yang menangani masalah cedera bersama dua fisioterapis. Kemudian ada tim sport analysis yang selalu memantau semua pergerakan proses pelatnas ini, serta ada psikiater yang juga pernah di tim bulu tangkis. Saat ini tim balap sepeda betul-betul menerapkan sports science. Tim gizi, misalnya, bekerja 24 jam, tiap pagi menimbang berat badan, mengukur tensi darah, menimbang makanan, memantau kadar lemak, massa otot dideteksi terus. Mereka tanpa libur," jelas Dadang.
Tantangan di Kamboja
Filosofi dasar pelatnas berkesinambungan itu menjadi pondasi penting bagi para atlet untuk bekerja keras meningkatkan kemampuan, serta berjuang maksimal dalam setiap kejuaraan yang diikuti. Kali ini, mereka akan mewakili Merah Putih meraih prestasi tertinggi di SEA Games Kamboja 2023. Ini memang ajang batu loncatan, tetapi setiap atlet termotivasi mengeluarkan performa terbaik demi bangsa.
Tim balap sepeda diproyeksikan meraih empat medali emas di Kamboja, lebih baik dari SEA Games Vietnam 2021 dengan tiga medali emas, empat medali perak, satu medali perunggu.
Dalam SEA Games yang lalu, medali emas diraih oleh Tiara Prastika Andini di nomor downhill, Zaenal Fanani di nomor MTB-XCO atau sepeda gunung olimpiade, serta Ayustina Delia Priatna di nomor individual time trial (ITT) disiplin road race. Medali perak diraih oleh Andy Prayoga (downhill), Ihza Muhammad (MTB-XCO), dan Aiman Cahyadi meraih dua perak di nomor ITT dan mass start disiplin road race. Perunggu dipesembahkan oleh Ayustina Delia Priatna di nomor mass start.
Baca juga : Saatnya Menendang Target Lebih Tinggi
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F05%2F03%2Fc204109c-77c2-4ac9-9648-b04767ebb868_jpg.jpg)
Para pebalap disiplin road race di tim nasional balap sepeda untuk SEA Games Kamboja 2023, mengawali latihan di lokasi pemusatan latihan nasional Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Senin (24/4/2023). Timnas balap sepeda diperkuat oleh 16 atlet, yang akan berlomba dalam disiplin road race dan mountain bike di Kamboja.
Persaingan meraih medali emas di Kamboja akan lebih sulit, karena sejumlah nomor yang menjadi andalan Indonesia tidak dilombakan, seperti downhill, dan individual time trial. Disiplin road race hanya akan melombakan nomor mass start dan criterium kategori putra dan putri. Sedangkan disiplin MTB ada lima medali emas dari nomor MTB-XCO putra-putri, Eliminator (XCE) putra-putri, dan Team Relay (XCR).
Pelatih disiplin road race Rudi Dwi Januar mengatakan, kondisi lintasan di loop Angkor Wat datar dengan lebar sekitar enam hingga delapan meter. Pebalap akan menempuh jarak 25 kilometer untuk satu putaran. Kondisi lintasan itu menjadi salah satu pertimbangan menentukan strategi untuk meraih medali emas. Terutama, dalam menentukan siapa sprinter yang akan menyerang di lintasan akhir menjelang finis.
"Menurut informasi awal dari pelatih kepala, Pak Dadang, yang sudah ada di sana, jarak shooting sangat pendek, hanya beberapa ratus meter setelah tikungan terakhir 90 derajat. Jadi, perlu dianalisis lebih lanjut untuk menentukan strategi, apakah dengan breakaway atau taktik lain," ungkap Rudi.
Secara umum, lanjut Rudi, dengan kondisi trek datar serta jarak menuju finis yang pendek, strategi akan bertumpu pada para sprinter untuk melakukan serangan akhir. "Di putra kita memiliki sprinter kuat Terry Yudha Kusuma, dan di putri ada Ayustin (Ayustina Delia Priatna). Namun, sekali lagi, itu juga akan tergantung pada kondisi saat balapan," ungkap Rudi.
Terkait dengan potensi persaingan meraih medali emas, Rudi menilai, kekuatan balap sepeda road race di Asia Tenggara belum banyak berubah. Untuk kategori putra, Thailand dan Malaysia masih menjadi lawan terkuat, karena mereka memiliki sprinter yang bagus. Sedangkan dikategori putri, Thailand dan Vietnam, yang akan menjadi saingan Indonesia.
Baca juga : Tenis Meja akan Dikirim untuk Hindari Sanksi
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F05%2F03%2F7c5da8b5-eb82-4706-8629-5c38529df646_jpg.jpg)
Para pebalap disiplin road race di tim nasional balap sepeda untuk SEA Games Kamboja 2023, menjalani latihan di lokasi pemusatan latihan nasional Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Senin (24/4/2023). Timnas balap sepeda diperkuat oleh 16 atlet, yang akan berlomba dalam disiplin road race dan mountain bike di Kamboja.
"Lintasan road race datar, nanti beberapa tim akan mempersiapkan sprinter. Kalau melihat sejarahnya, latar belakang negara-negara ASEAN, sprinter bagus dimiliki Malaysia. Namun, kita tidak boleh lengah, karena Filipina dan Thailand, juga Vietnam juga bagus. Kalau tuan rumah Kamboja, untuk catatan di road race belum ada," jelas Dadang.
Untuk menghadapi persaingan itu, tim balap sepeda fokus pada pemeliharaan kondisi fisik atlet sejak setelah pulang dari Tour of Thailand pada awal April lalu. Dalam kejuaraan itu, tim putra Indonesia tampil solid meskipun dalam kondisi cuaca sangat panas, dengan meraih gelar juara umum tim serta tim terbaik ASEAN. Di ajang pemanasan SEA Games 2023 itu pula, Terry mengukuhkan statusnya sebagai sprinter top dengan meraih jersey hijau, serta jersey ungu untuk pebalap terbaik ASEAN.
Sejak pulang dari Thailand itu, tim terus berada di Yogyakarta untuk melanjutkan pemusatan latihan. Setiap hari mereka berlatih dengan rute dari wilayah Sleman hingga Kulon Progo. Tim road race akan berangkat ke Kamboja dari Jakarta pada 6 Mei, dan akan berlomba pada 11-13 Mei. Sedangkan, tim MTB sudah berada di Kamboja sejak 29 April, dan akan memburu medali pada 6-8 Mei. Fanani dan kawan-kawan berpeluang mempersembahkan medali emas pertama bagi Indonesia.
Lintasan balap
Saat ini, tantangan yang dihadapi oleh tim MTB adalah kondisi lintasan yang belum diketahui pasti. Selain itu, masa pengenalan trek hanya singkat, yaitu walking track yang dijadwalkan pada 4 Mei, disusul dengan latihan selama satu jam. Trek untuk nomor Eliminator juga belum diketahui, karena tidak ada dalam technical handbook.
"Ada beberapa infromasi yang belum disampaikan panitia kepada kita, salah satunya trek Eliminator, karena trek eliminator tidak dicantumkan dalam THb (technical handbook). Maka, itu akan memengaruhi strategi. Jika sirkuit eliminator itu sebatas trek seperti World Cup di Palangkaraya, maka karakter pebalap yang kan diturunkan akan berbeda sedikit," ungkap Dadang dari Siem Reap, Selasa (2/5/2023).
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F05%2F03%2F61d955f5-cacc-4c66-99a6-272ed50d6379_jpg.jpg)
Pebalap sepeda disiplin Mountain Bike Sayu Bella Sukma Dewi bersiap menjalani latihan bersama rekan-rekannya di tim nasional balap sepeda untuk SEA Games Kamboja 2023 di lokasi pemusatan latihan nasional Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Senin (24/4/2023). Timnas balap sepeda diperkuat oleh 16 atlet, yang akan berlomba dalam disiplin road race dan mountain bike di Kamboja.
"Beberapa negara yang bekerja sama dengan Kamboja (dalam SEA Games ini) sudah tahu (trek eliminator) itu, salah satunya Thailand, karena semua proyek technical delegate dari Thailand. Maka, ini akan berbeda strateginya, karena tim eliminator dari negara-negara peserta rata-rata yang akan turun justru atlet downhill," ujar Dadang.
"Itu sudah saya prediksi, kemungkinan sirkuit eliminator bukan sirkuit yang digunakan di cross country, berbeda dengan di kejuaraan Asia. Jadi, sirkuitnya menggunakan sebagaian sirkuit cross country, sehingga karakter pebalap yang akan diturunkan berbeda. Sampai saat ini memang untuk trek eliminator tidak disampaikan dalam THb. Awalnya, kita berpikir trek eliminator sama dengan sikuit cross country," ungkap Dadang.
Namun, kondisi ini bukan sesuatu yang terlalu dirisaukan oleh tim MTB Indonesia. Persiapan selama ini sudah memperhitungkan berbagai potensi perubahan yang dilakukan oleh tuan rumah Kamboja yang berusaha meraih medali emas sebanyak mungkin dari balap sepeda. Tim balap sepeda Indonesia sejak awal menyeleksi pebalap berdasarkan prestasi serta karakter pebalap untuk menyesuaikan dinamika persaingan.
"Komposisi pebalap merupakan hasil seleksi di kejurnas. Saat ini mereka yang terbaik untuk SEA Games. Komposisi ini, menurut saya, yang terbaik yang pernah dimilki Indonesia, komplet, baik di road race dan MTB. Untuk MTB, di kategori putra dan putri ada 3 atlet yang punya kemampuan berimbang, yang putri usianya 19 tahun semua, yang putra kombinasi ada atlet elite Fanani berusia 32 tahun, Feri Yudhoyono pendatang baru, adik Fanani, yang baru berusia 19 tahun, yang jadi harapan kita di MTB, dan Ihza Muhammad berusia 22 tahun.
Potensi persaingan di MTB, lanjut Dadang, untuk nomor eliminator akan ketat antara Indonesia, Thailand, dan Singapura. "Tuan rumah juga bisa mengancam, karena mereka mengenal lintasan, dilatih pelatih asing, dan sejak SEA Games Vietnam sudah ada yang muncul atlet yang bagus. Kamboja akan berusaha menambah medali dari MTB," pungkas Dadang. (ANG)