Gelar ”scudetto” yang diraih Napoli pada musim ini bukanlah sebuah kebetulan. Napoli telah membuktikan bisa menjadi tim terbaik di Italia berkat pakem sepak bola menyerang dan dominan.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
NAPOLI, JUMAT - Napoli tak terbantahkan memegang predikat tim terbaik di Italia sepanjang musim 2022-2023. Berakhirnya penantian ”Si Keledai Kecil” akan gelar scudetto didasari sejumlah faktor, mulai dari kecerdasan strategi transfer, kepiawaian pelatih Luciano Spalletti meramu kekuatan kolektif tim, hingga spirit magis dari pemilik ”gol tangan Tuhan”, almarhum Diego A Maradona.
Padahal, Napoli memulai musim ini bukan sebagai calon pesaing scudetto alias gelar juara Liga Serie A Italia karena melakukan bongkar-pasang besar-besaran skuad pada musim keduanya bersama Spalletti. Si Keledai Kecil kehilangan sejumlah ikon sekaligus bintang utama dalam beberapa musim terakhir, seperti Lorenzo Insigne, Dries Mertens, Kalidou Koulibaly, dan Fabian Ruiz.
Sebagai gantinya, Direktur Olahraga Napoli Cristiano Giuntoli mendatangkan pemain debutan di Liga Italia, misalnya Khvicha Kvaratskhelia, Kim Min-jae, Mathias Oliver, dan Tanguy Ndombele. Dengan strategi transfer itu, Napoli mendulang keuntungan finansial sebesar 4,4 juta euro atau sekitar Rp 71,2 miliar. Mereka adalah salah satu dari 11 klub Liga Italia yang mencatatkan neraca keuangan positif dalam dua sesi bursa transfer musim 2022-2023.
”Kami adalah kuda hitam pada permulaan musim. Tidak banyak yang percaya pada (kemampuan) kami,” ujar Victor Osimhen, penyerang Napoli, dilansir Sky Sport Italia seusai timnya menahan imbang Udinese, 1-1, Jumat (5/5/2023) dini hari WIB, di Stadion Friuli.
Hasil imbang itu cukup bagi Napoli untuk mengakhiri 33 tahun dahaga scudetto. Terakhir kali sebelumnya mereka meraih gelar itu adalah pada musim 1989-1990, yaitu saat masih dibela Diego Maradona. Selama musim 2022-2023, Napoli hanya dua pekan terlempar dari puncak, yakni di pekan keempat dan kelima. Ketika itu, posisi puncak dikuasai Atalanta.
Secara umum, kedatangan pemain baru membantu Napoli di bawah kendali Spalletti menjadi kekuatan yang sulit ditebak pada musim ini. Mereka tampil dominan, sehingga mampu menghasilkan rerata 2,42 poin per laga di Liga Italia. Catatan poin itu hanya kalah dari Barcelona (2,48) di Liga Spanyol.
Spalletti membentuk Napoli sebagai anomali di sepak bola Italia. Mereka menjadi tim yang ofensif sekaligus memiliki pertahanan tertangguh di Liga Italia. Padahal, selama ini, juara Italia identik tim yang mementingkan pertahanan tangguh dan bermain pragmatis.
Musim ini, Napoli menjadi tim dengan lini serang terbaik di Italia dengan torehan 69 gol. Jumlah itu melampaui expected goals (xG) yang berada di angka 56,4. Selain itu, kekokohan pertahanan Napoli, yang baru kemasukan 23 gol, juga tidak tersaingi di Liga Italia.
Kami telah membuka era baru dan berharap memenangkan liga lagi musim depan dan musim-musim berikutnya. (De Laurentiis)
Statistik luar biasa itu turut didukung performa brilian dua pemain depan, Osimhen dan Kvaratskhelia. Osimhen memimpin daftar pencetak gol terbanyak musim ini dengan 22 gol. Ia juga menyamai capaian 46 gol George Weah, pemegang rekor bintang Afrika tersubur sepanjang sejarah Liga Italia.
Adapun Kvaratskhelia telah menghasilkan 12 asis, jumlah asis terbanyak hingga pekan ke-33 Liga Italia. Ia adalah satu-satunya debutan di Italia yang bisa mencetak digit ganda gol maupun asis pada musim ini. Pemain asal Georgia itu juga telah menghasilkan 12 gol.
Napoli menunjukkan bahwa tim dengan filosofi menyerang bisa menjadi raja di Italia. Mereka menciptakan rerata 62,6 persen penguasaan bola per laga. Dari lima liga top Eropa, catatan penguasaan bola Napoli itu hanya kalah dari Manchester City (64,9 persen), Bayern Muenchen (64,8), dan Barcelona (63,7). Koleksi 21.263 operan atau 644,3 operan per gim Napoli tidak tersaingi di Italia.
Spalletti mengatakan, dirinya sempat tidak suka dengan sikap beberapa kelompok suporter yang melakukan protes menyusul kebijakan transfer klub. Ia menegaskan, dirinya lebih memahami kebutuhan tim yang dibutuhkan untuk bersaing meraih scudetto setelah musim lalu finis di peringkat ketiga.
”Sejak awal, saya bertekad mengeluarkan kemampuan maksimal dari semua pemain dan juga membangun mentalitas mereka. Jadi, trofi ini saya dedikasikan kepada pemain, tifosi Napoli, dan semua pihak yang membantu saya mewujudkan tim (juara) ini,” kata Spalletti kepada DAZN.
Spalleti menjadi pelatih tertua yang pertama kalinya membawa timnya meraih scudetto. Ia membantu Napoli meraih scudetto untuk kali ketiga pada usia 64 tahun dan 58 hari.
Aura Maradona
Keberhasilan Napoli mengunci gelar juara dengan menyisakan lima laga tak lepas dari tuah sang legenda, Maradona. Aura sang mantan kapten masih terasa di setiap laga kandang Napoli musim ini, meskipun ia telah tutup usia pada 2020 lalu.
Keputusan De Laurentiis, pemilik Napoli, dan Wali Kota Napoli Luigi de Magistris mengubah nama stadion dari San Paolo menjadi Diego Armando Maradona pada Desember 2020 ternyata menghadirkan berkah. Musim ini, Napoli mencetak rekor tertinggi keterisian stadion di abad ke-21.
Laga kandang mereka rerata dihadiri 45.525 penonton (83,2 persen) dari kapasitas 54.726 tempat duduk. Persentase itu jauh lebih tinggi dibandingkan saat Napoli meraih rekor poin tertinggi, 91 poin, pada musim 2017-2018 (78,7 persen).
Dukungan suporter itu membantu Napoli mengemas 36 poin dari 16 laga. Hanya AC Milan dan Lazio yang bisa menundukkan mereka di kandangnya itu pada musim ini. ”Saya merasa aura Diego Maradona ikut terlibat dan mungkin melindungi kami untuk meraih kesuksesan ini,” ucap Spalletti.
Laurentiis, yang juga Presiden Napoli sejak 2004, mengatakan, pihaknya ingin menancapkan era dominasi baru di Italia. ”Kami telah membuka era baru dan berharap memenangkan liga lagi musim depan dan musim-musim berikutnya,” ucapnya dikutip Corriere dello Sport.
Laurentiis memastikan pesta puncak perayaan scudetto akan dilaksanakan setelah laga melawan Fiorentina di Stadion Diego Armando Maradona, Minggu (7/5). Sebelum itu, Neapolitan, sebutan warga Napoli, diizinkan melangsungkan perayaan di ruang-ruang publik kota. Napoli juga merencanakan parade bus terbuka setelah laga pamungkas musim ini, yaitu kontra Sampdoria, 4 Juni mendatang.