Setelah absen dari dua edisi SEA Games terakhir karena dualisme kepengurusan, Kemenpora berencana mengirim tim tenis meja ke SEA Games 2023. Langkah itu untuk menghindari sanksi pembekuan dari federasi internasional.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Setelah absen dari dua edisi SEA Games terakhir karena dualisme kepengurusan, Kementerian Pemuda dan Olahraga berencana mengirim tim tenis meja ke SEA Games Kamboja 2023 guna menghindari sanksi dari Federasi Tenis Meja Internasional atau ITTF. Kemenpora terus berusaha melengkapi dokumen administrasi agar Indonesia masih bisa berpartisipasi walau hari pertama jadwal pertandingan tenis meja dimulai pada 9 Mei.
”Yah, tenis meja ikut pengukuhan Kontingen Indonesia untuk SEA Games 2023. Insya Allah, tenis meja akan berangkat ke SEA Games kali ini,” ujar Menpora Dito Ariotedjo saat menjawab pertanyaan awak media yang melihat ada plang tenis meja di salah satu barisan cabang yang mengikuti Upacara Pengukuhan Kontingen Indonesia untuk SEA Games 2023 di Kantor Kemenpora, Jakarta, Selasa (2/5/2023).
Sebelumnya, Dito mengundang dua ketua umum pengurus induk cabang tenis meja Indonesia ke Rumah Dinas Menpora di Jalan Widya Chandra, Jakarta, Rabu (19/4), yakni Peter Layardi Lay yang memimpin Pengurus Besar Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PB PTMSI) dan Oegroseno yang memimpin Pengurus Pusat/PP PTMSI. Dalam pertemuan itu, Peter dan Oegroseno dikabarkan sepakat untuk menyerahkan masalah yang terjadi kepada Dito.
Kesepakatan itu menjadi sinyal positif untuk menuntaskan dualisme kepengurusan PTMSI selama kurang lebih 10 tahun terakhir. Dito akan memimpin langsung proses normalisasi PTMSI yang dilaksanakan sesuai peraturan berlaku dan terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, terutama Peter maupun Oegroseno.
Dito memastikan, usai mengambil langkah konkret hingga mencapai kesepakatan dengan Peter dan Oegroseno, dirinya bersama Tim Review Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional, Kemenpora melakukan review khusus kepada atlet tenis meja Indonesia dari dua pengurus tersebut. Adapun Tim Review beranggotakan sejumlah pihak, yaitu akademisi, praktisi, dan pemangku kebijakan terkait.
”Dalam dua minggu terakhir, alhamdulillah kami sudah bereskan masalah di PTMSI dan langsung diadakan review khusus. Jadi, atlet-atlet yang dibina kedua pihak dikumpulkan dan dilaksanakan seleksi ulang. Ada empat-enam atlet terdiri dari putra dan putri yang akan diberangkatkan ke SEA Games ini,” kata Dito.
Ketika ditanya kapasitas atlet-atlet itu untuk bersaing karena tenis meja Indonesia absen dalam dua SEA Games terakhir, yakni SEA Games Vietnam 2021 tahun lalu dan SEA Games Filipina 2019, Dito menuturkan, dirinya percaya para petenis meja tersebut bisa bersaing di SEA Games 2023. Bahkan, Dito memberi target emas kepada tim tenis meja kalau bisa berpartisipasi pada SEA Games ini.
”Atlet-atlet dari dua kubu itu sejatinya tetap menjalani pembinaan. Jadi, kalau diberangkatkan, mereka siap untuk bertanding. Mereka mampu bersaing di level internasional. Sebab, secara mandiri atau personal, mereka sering ikut kejuaraan. Maka itu, kami targetkan mereka emas, sama seperti yang. Itu telah menjadi komitmen bersama dalam SEA Games ini,” tutur Dito.
Atlet-atlet yang dibina kedua pihak dikumpulkan dan dilaksanakan seleksi ulang.
Demi hindari sanksi
Pengiriman tim tenis meja ke SEA Games 2023 begitu mendesak, kata Dito, untuk menghindari sanksi dari ITTF. Sempat ada informasi, kalau permasalahan itu terus berlarut, tenis meja Indonesia berpotensi dibekukan dari kegiatan internasional.
”Dengan ikut SEA Games, itu menjadi sinyal kepada ITTF bahwa dualisme kepengurusan sudah berakhir. Di sisi lain, itu bisa menjadi momentum untuk menghidupkan kembali animo tenis meja di tengah masyarakat. Tenis meja sebenarnya olahraga yang sangat digemari masyarakat karena bisa dimainkan di mana saja. Bahkan, olahraga ini bisa dikembangkan menjadi cabang prioritas nasional,” kata Dito.
Sejauh ini, Kemenpora bersama tim CdM atau Ketua Kontingen Indonesia untuk SEA Games 2023 sedang berupaya mendaftarkan tim tenis meja di tengah waktu yang begitu mepet. Mereka hanya memiliki waktu sekitar sepekan sebelum dihelatnya laga pembukaan tenis meja. ”Kontingen tenis meja kita telah siap, tinggal masalah administrasi ke panitia lokal di sana saja. Kami terus perjuangkan agar tenis meja Indonesia tidak absen di SEA Games ini,” jelas Dito.
CdM Indonesia untuk SEA Games 2023, Lexyndo Hakim menyampaikan, pihaknya menunggu arahan Menpora terkait keberangkatan tim tenis meja. Dari informasi terakhir, tenis meja perlu melengkapi dokumen administrasi. Kalau beres, tim CdM Indonesia akan menjalin komunikasi dengan panitia lokal di Kamboja.
Yang jelas, kesempatan mendaftar masih terbuka tetapi harus diusahakan dengan optimal. ”Sampai sekarang, belum ada kepastian mengenai tim tenis meja. Kami lagi menunggu dokumen administrasi mereka. Kalau sudah beres, tentu kami akan melayani (membantu) mereka,” pungkas Lexy.