Menjadi tuan rumah SEA Games untuk pertama kalinya berarti sangat besar bagi bangsa Kamboja. Mereka mengerahkan segalanya untuk memberikan kesan positif kepada pendatang dari luar negeri.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA dan DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO dari PHNOM PENH, KAMBOJA
·4 menit baca
PHNOM PENH, KOMPAS — Semarak penyelenggaraan SEA Games mulai menggema di seantero kota Phnom Penh, Kamboja, Selasa (2/4/2023), atau tiga hari jelang pembukaan pada 5 Mei. Kamboja mengerahkan upaya maksimal menyambut para duta negara-negara Asia Tenggara. Sejak dari bandara, atmosfer SEA Games sudah terasa. Spanduk promosi SEA Games lebih semarak di tempat-tempat wisata.
Kota Phnom Penh terus bersolek beberapa hari sebelum upacara pembukaan SEA Games. Di tempat-tempat umum, poster, spanduk, hingga videotron yang mempromosikan ajang pesta olahraga terbesar bangsa-bangsa Asia Tenggara itu terpampang jelas. Adapun di Bandara Internasional Phnom Penh, para atlet dan ofisial dari setiap kontingen disambut puluhan sukarelawan dan juga poster SEA Games yang tertempel di dinding.
Ketika keluar dari pintu kedatangan, ada sekelompok grup musik tradisional dengan pakaian khas Kamboja yang menyambut para atlet dari negara lain. Grup musik tradisional itu berjaga hingga dini hari. Begitu para duta negara lain muncul dari balik pintu, mereka menabuh kendang dan memainkan musik tradisional sembari menari kecil untuk menyambut kedatangan para tamu istimewa tersebut.
Lantaran baru pertama kali menjadi tuan rumah SEA Games, pemerintah setempat seperti berusaha keras memperkenalkan citra baik Kamboja kepada pendatang luar negeri. Selain di bandara dan tempat-tempat umum, promosi SEA Games kian gencar di tempat-tempat wisata, salah satunya Wat Phnom. Pemasangan spanduk promosi SEA Games di kawasan wisata dimaksudkan agar warga luar Asia Tenggara juga terdiseminasi informasi.
Di kompleks wisata yang terletak di jantung kota Phnom Penh itu, wisatawan dari Eropa atau Amerika silih berganti menaiki tangga menuju pagoda utama, tempat patung Buddha raksasa diletakkan. Di jalan utama depan kawasan Wat Phnom, terpasang umbul-umbul dan papan promosi SEA Games lengkap dengan maskot dua kelinci bernama Borey dan Rumduol.
Senang rasanya SEA Games sudah semakin dekat. Kami sangat gembira akhirnya Kamboja (berkesempatan) menjadi tuan rumah. Begitu banyak orang dari luar negeri yang datang ke kota kami. Itu membuat saya bangga.
”Senang rasanya SEA Games sudah semakin dekat. Kami sangat gembira akhirnya Kamboja (berkesempatan) menjadi tuan rumah. Begitu banyak orang dari luar negeri yang datang ke kota kami. Itu membuat saya bangga,” ucap salah seorang warga Phnom Penh, Seiha Sean (35), saat ditemui di sekitar kawasan wisata Wat Phnom.
Semarak SEA Games tidak hanya dirasakan warga Phnom Penh, tetapi juga membawa Ahmad bin Yusuf (37) ke sana. Ahmad yang berasal dari sebuah desa di dekat perbatasan Kamboja-Thailand itu mengatakan, setiap hari ia datang ke Phnom Penh mengantar tamu yang datang dari Thailand untuk menikmati keindahan ibu kota Kamboja tersebut. Namun, kini ia ingin menetap lebih lama karena peluang kerja yang begitu banyak bisa ia dapat menjelang perhelatan ajang multicabang olahraga itu.
”Apa saja bisa saya kerjakan, buat panggung, memasang gambar, membuat hiasan. Semua saya kerjakan, yang penting dapat uang,” kata Ahmad.
Ahmad tidak sendiri. Dari kampungnya halamannya, ia juga mengajak beberapa kerabatnya untuk mengadu nasib di Phnom Penh memanfaatkan momentum SEA Games. Mereka tersebar di Phnom Penh untuk bekerja serabutan. ”Turis pasti banyak yang datang, makanya saya senang betul SEA Games dilaksanakan di sini,” ungkapnya.
Sisa pekerjaan
Sementara itu, di kompleks olahraga Stadion Nasional Olympic, Phnom Penh, sisa-sisa pekerjaan proyek SEA Games dikebut. Para pekerja proyek terlihat masih menyiapkan arena perlombaan cabang olahraga senam aerobik, dance sport, dan voli indoor. Di sekitar stadion, truk-truk pembawa semen dan material proyek terlihat masih berdatangan. Di tengah suhu luar ruangan yang mencapai 36 derajat celsius, para sukarelawan dan pekerja proyek tetap beraktivitas.
Persiapan arena sudah memasuki tahap akhir. Orang luar dilarang masuk dan mengambil gambar di gedung perlombaan senam aerobik dan dance sport. Sementara di tribune penonton arena voli indoor, besi-besi yang belum selesai terpasang masih belum dibereskan. Selain di arena-arena tersebut, semua persiapan sudah selesai.
Begitu berartinya SEA Games 2023 ini, Pemerintah Kamboja bahkan membuat kebijakan untuk meliburkan kampus serta sekolah-sekolah negeri dan swasta selama 29 hari, terhitung sejak 20 April hingga 18 Mei.
Kebijakan itu dalam rangka menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat serta merayakan SEA Games. Selain itu, tiket-tiket pertandingan di SEA Games juga digratiskan agar masyarakat Kamboja bisa merasakan atmosfer SEA Games di rumah sendiri.
”Berpartisipasi di sini berarti kami dapat memperoleh pengalaman kerja sosial, memahami berbagai fungsi event olahraga, dan khususnya mendorong partisipasi mahasiswa dalam SEA Games. Kami ingin mengangkat profil bangsa di kancah internasional,” ujar Sonn Kanika, siswa SMA Hun Sen Chak Angre, Phnom Penh, dilansir dari Khmer Times.