Indonesia memiliki satu peluang untuk membawa gelar juara Asia bulu tangkis. Anthony Sinisuka Ginting menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang akan tampil di final.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
DUBAI, SABTU - Setelah banyak wakil tersingkir pada perempat final, Indonesia masih memiliki harapan untuk mempunyai juara Asia bulu tangkis 2023. Anthony Sinisuka Ginting adalah pembawa harapan itu, sekaligus menjadi pembuka peluang menjadi juara Asia tunggal putra dari Indonesia dalam 16 tahun terakhir.
Anthony menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang akan tampil pada final Kejuaraan Asia Bulu yang akan berlangsung di Sheikh Rashid Bin Hamdan Indoor Hall, Al Nasr Club, Dubai, Uni Emirat Arab, pada Minggu (30/4/2023). Semifinalis lainnya, Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja, kalah dari pasangan China, Jiang Zen Bang/Wei Ya Xin, dengan skor 17-21, 15-21.
Kemenangan Anthony atas wakil Jepang, Kanta Tsuneyama (Jepang), 21-13, 21-16, menempatkan Anthony ke final Kejuaraan Asia untuk pertama kalinya. Sebelumnya, hasil terbaik tunggal putra peringkat kedua dunia ini, dalam ajang yang selevel dengan turnamen BWF World Tour Super 1000 tersebut, adalah perempat final. Anthony mencapainya pada 2022 sejak pertama kali lolos ke Kejuaraan Asia pada 2016.
Seperti Kejuaraan Dunia, Kejuaraan Asia memberlakukan peraturan bahwa peserta adalah pebulu tangkis yang memenuhi syarat masuk peringkat tertentu. Tahun ini, Anthony mewakili tunggal putra Indonesia bersama Jonatan Christie dan Chico Aura Dwi Wardoyo.
Chico kalah pada babak kedua dari Prannoy H.S. (India), sementara Jonatan batal bertanding meski telah tiba di Dubai. Tunggal putra unggulan pertama itu sakit, sehari sebelum kejuaraan dimulai pada 25 April.
Anthony pun bersyukur bisa mencapai final Kejuaraan Asia untuk pertama kalinya dan final pertama pada tahun ini. “Untuk final, saya akan fokus pada pola pikir dan kondisi fisik. Saya bermain hari ini dalam kondisi lelah setelah perempat final, tetapi saya tidak mau menyerah begitu saja. Saya harus mengatasi semua masalah yang ada,” tuturnya.
Pemain berusia 26 tahun itu bermain selama satu jam 22 menit saat mengalahkan juara All England, Li Shi Feng (China), pada perempat final, Jumat. Dia pun kelelahan setelah menang dengan skor 10-21, 23-21, 26-24.
Anthony memenangi perempat final setelah kehilangan gim pertama dan tertinggal 14-17 pada gim kedua. Dengan waktu pemulihan yang pendek sebelum semifinal, Anthony dibantu pelatih teknik, fisik, masseur, dan fisioterapis untuk memulihkan kondisi fisiknya. Selama melawan Tsuneyama, dia bermain tenang dan taktis melalui serangan cepat, terutama melalui smes silang.
Untuk final, saya akan fokus pada pola pikir dan kondisi fisik.
Jika bisa mengalahkan Loh Kean Yew (Singapura), lawan dalam laga final perebutan gelar juara, Anthony akan menjadi tunggal putra kelima dari Indonesia yang menjadi juara Asia sejak ajang ini digelar pada 1962. Dia memiliki peluang itu berdasarkan statistik kemenangan 3-2 atas Loh.
Anthony akan menyamai prestasi Muljadi, Jeffer Rosobin, Taufik Hidayat, dan Sony Dwi Kuncoro. Taufik, yang tiga kali menjadi juara seperti Sony, menjadi tunggal putra Indonesia terakhir yang menjadi juara Asia, yaitu pada 2007.
Pada 2022, Indonesia memperoleh gelar dari ganda putra, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan. Akan tetapi, pasangan peringkat ke-21 dunia itu tak lolos ke Dubai karena terdapat empat rekan mereka yang memiliki ranking lebih baik. Mereka adalah Fajar Afian/Muhammad Rian Ardianto (1), Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (3), Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin (10), dan Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri (15).
Meski meloloskan tiga wakil ke perempat final yang berlangsung Jumat, yaitu Fajar/Rian, Hendra/Ahsan, dan Bagas/Fikri, tak ada satu pun yang menang. Tiga ganda putra itu menjadi bagian dari tujuh wakil Indonesia, dari total sembilan wakil, yang tersingkir pada perempat final.
Setelah bermain baik dalam tiga babak sebelumnya, kekalahan pada semifinal ganda campuran, dikatakan Gloria, disebabkan performa dia dan Dejan yang menurun. “Pada babak-babak sebelumnya, kami merasa performa kami sudah baik, tetapi hari ini penampilan kami menurun. Kami belum tahu penyebabnya apa, nanti setelah ini akan diskusi dengan pelatih,” kata Gloria.
Sementara, Dejan menilai, dia masih harus belajar beradaptasi ketika situasi di lapangan tidak sesuai ekspektasi. Dejan masih kesulitan menemukan pola bermain yang tepat ketika berhadapan dengan kendala tersebut.
“Hari ini, kami akui bahwa lawan lebih siap. Mereka sangat siap sejak awal dan kami terus tertekan. Kami telah berusaha, tetapi sulit keluar dari tekanan itu. Meski demikian, kami bersyukur bisa mencapai semifinal,” tutur Dejan.
Dengan kekalahan Dejan/Ferdinansyah, China dipastikan membawa pulang gelar juara dari ganda campuran. Jiang/Wei akan berebut gelar juara dengan rekan senegara mereka, Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong. (iya)