Liverpool Terbang Bersama Revolusi Alexander-Arnold
Liverpool tidak terhentikan sejak Trent Alexander-Arnold mendapatkan peran baru sebagai gelandang saat timnya menguasai bola.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
LONDON, KAMIS – Sejak perubahan peran bek sayap Trent Alexander-Arnold yang berpengaruh terhadap formasi, Liverpool seolah terbang menggapai performa terbaik. Efek domino revolusi itu kembali berlanjut di markas West Ham United, Stadion London, pada Kamis (27/4/2023) dini hari WIB.
Liverpool kembali bertaring di markas lawan. Mereka mencuri tiga poin lewat kemenangan 2-1 setelah tertinggal lebih dulu karena gol cepat gelandang Lucas Paqueta. Sebagai konteks, penampilan tuan rumah sedang berapi-api untuk menghindari zona degradasi, seperti saat mengimbangi pemimpin klasemen Arsenal, medio April.
“Si Merah”, julukan Liverpool, kembali menggunakan formasi yang sama dan nyaris seluruh pemain sama seperti tiga laga sebelumnya. Hanya bek tengah Ibrahima Konate yang absen karena cedera. Perannya digantikan oleh Joel Matip. Sisanya persis sama.
Termasuk Alexander-Arnold yang berperan lagi sebagai inverted full-back lagi. Dia akan menjadi gelandang jangkar saat timnya menguasai bola, mengubah formasi dari 4-3-3 menjadi 3-2-2-3. Adapun bek tim nasional Inggris itu kembali menyumbang asis untuk gol penyeimbang Cody Gakpo.
Sejak diberikan peran baru itu, Alexander-Arnold sudah menyumbang lima asis dalam empat laga terakhir. Jumlah tersebut sudah berkali-kali lipat lebih banyak dibandingkan total 27 pertandingan liga sebelumnya musim ini. Dia tampak nyaman dengan posisi lebih sentral, dibandingkan menyisir sisi sayap.
Tim asuhan manajer Juergen Klopp tersebut turut merasakan manfaatnya. Sejak mengimbangi Arsenal (dengan skor 2-2) dari posisi tertinggal 0-2, Liverpool menang tiga kali beruntun. Dua kemenangan diraih saat bertandang. “Si Merah” biasanya kehilangan jati diri di kandang lawan, hanya menang tiga kali dari 15 laga sebelumnya.
“Mungkin anak-anak telah menemukan diri mereka. Saya sangat senang penampilan kami. Terutama pada paruh pertama. Itu adalah penampilan terbaik kami dalam waktu yang cukup lama. Kami mengontrol permainan, kemasukan, lalu fokus bermain lagi hingga mencetak gol,” ujar Klopp.
Alexander-Arnold lebih terlibat dalam permainan dengan posisi lebih sentral saat penguasaan bola. Terbukti, tidak ada pemain yang menciptakan peluang lebih banyak dibandingkan dirinya sejak melawan Arsenal (12 kali).
Adapun pada laga lawan Leeds United, saat Liverpool menang 6-1, Alexander-Arnold mencatatkan 153 sentuhan. Jumlah itu, menurut Opta, adalah yang terbanyak dalam kariernya sejak berseragam Liverpool. Dia tidak pernah terlibat sebanyak saat ini ketika beroperasi di sayap.
Saat bersamaan, bebannya dalam bertahan tidak terlalu berat lagi. Posisi bek sayap, dalam transisi, akan dilindungi oleh Konate atau Matip. Tergantung bek tengah di posisi condong ke kanan yang diturunkan. Seperti diketahui, Alexander-Arnold terkenal lemah bertahan.
“Posisi saat ini sangat cocok untuknya. Memang menjadi tantangan bagi pemain lain untuk menutupi ruang (yang ditinggalkan Alexander-Arnold), tetapi dengan dia di sana (gelandang) kami jadi tidak banyak kehilangan bola. Bukan rahasia, Trent adalah pemain pintar,” jelas Klopp setelah laga versus Nottingham Forest, pekan lalu.
Virgil van Dijk, bek andalan Liverpool, mengatakan, peran baru bek sayap 24 tahun tersebut telah membawa efek bola salju ke seluruh tim. “Semua jadi tentang bagaimana mencari posisi yang tepat saat dia mendapat bola. Saya pikir dia sudah sangat paham dengan peran itu,” ujarnya.
West Ham cukup beruntung bisa unggul lebih dulu. Paqueta mampu memanfaatkan sedikit celah di pertahanan Liverpool dengan tendangan spekulatif dari luar kotak penalti. Tim asuhan manajer David Moyes itu pun unggul pada menit ke-12.
Namun, keunggulan itu hanya bertahan enam menit. Gakpo yang kembali diturunkan sebagai penyerang tengah, mencetak gol nyaris serupa. Dia juga menendang dari luar kotak penalti setelah menerima umpan Alexander-Arnold.
Laga ditentukan pada paruh kedua lewat bola mati. Matip mencetak gol penentu, memanfaatkan tendangan sudut dari bek sayap kiri Andrew Robertson. Setelah unggul, Liverpool terus menguasai permainan. Adapun mereka unggul telak penguasaan bola, 72,6 persen, dan jumlah tembakan 20-7.
“Liverpool memainkan sepak bola yang baik berkali-kali, tetapi kami juga melakukan itu. Dua gol awal dari jarak jauh amat bagus. Hanya saja saya kurang puas dengan kemasukan gol kedua. Kami seharusnya bisa menghentikan itu,” kata Moyes yang pernah menukangi Everton, rival sekota Liverpool.
Liverpool pun terbang bersama tren positif. Mereka mendekati zona empat besar dengan 53 poin di peringkat keenam. Dengan enam laga tersisa, mereka masih mungkin untuk menggapai zona Liga Champions. Adapun peringkat ketiga Newcastle United dan keempat Manchester United sama-sama mengoleksi 59 poin.
Klopp tidak berekspektasi lebih. Dia hanya berharap menyapu bersih seluruh laga sisa. “Jika kami memenangi seluruh laga, kami bisa bermain di Eropa. Orang bertanya tentang Liga Champions, tetapi (nasib) itu tidak di tangan kami. Kami hanya perlu terus bermain sebaik mungkin hingga akhir musim. Kami harus finis sekuat mungkin untuk membangun musim depan,” pungkasnya. (AP/REUTERS)