Kesalahan individu silih berganti terus dipertontonkan para pemain Manchester United. Konsistensi itu mengantarkan Sevilla melaju ke semifinal Liga Europa.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
SEVILLE, JUMAT — Manchester United masih sulit melepaskan diri dari bayang-bayang kesalahan individu para pemainnya sendiri. Sejak pertemuan pertama, Sevilla selalu diuntungkan dengan blunder dari barisan belakang MU. Kesalahan itu harus dibayar mahal ”Setan Merah” dengan kekalahan telak 0-3 yang sekaligus mengakhiri kiprah mereka di Eropa musim ini.
Tugas MU di pertemuan kedua cukup berat karena harus mencetak gol dalam laga yang berlangsung di markas Sevilla, Stadion Ramon Sanchez Pizjuan, Seville, Spanyol, Jumat (21/4/2023) dini hari WIB. Pada pertemuan pertama, Sevilla mampu menahan imbang MU, 2-2, di hadapan pendukungnya. Kesuksesan Sevilla menahan MU di Stadion Old Trafford terjadi akibat dua gol bunuh diri, masing-masing dari bek Tyrell Malacia dan Harry Maguire.
Kesalahan individu itu kembali diulangi MU di pertemuan kedua. Performa buruk pantas disematkan kepada Maguire yang berkontribusi terhadap gol pertama Sevilla yang dicetak oleh Youssef En-Nesyri. Bek timnas Inggris itu mencoba menetralkan serangan Sevilla dengan menyodorkan bola kepada kiper David De Gea.
Namun, tiga pemain depan Sevilla, termasuk En-Nesyri, dengan gigih melancarkan tekanan sehingga membuat Maguire terdesak. Berbeda dengan rekannya, Lisandro Martinez, yang lebih tahan terhadap pressing, Maguire dengan ceroboh mengoper bola pada Aaron Wan-Bissaka di sayap kanan. Sial bagi Maguire, bola operannya justru mampu direbut pemain Sevilla dan En-Nesyri bisa dengan mudah merobek jala De Gea.
”Kami kehilangan sedikit ketenangan dalam membangun (serangan). Kami membuat lebih banyak kesalahan daripada biasanya. Kami bisa menutup kesalahan yang kami buat, tetapi tidak melakukannya. Jika kami memberikan gol seperti yang terjadi hari ini, kami pasti akan kalah,” kata gelandang MU, Christian Eriksen, dikutip dari laman UEFA.
Berdasarkan catatan Opta, kesalahan individu dari Maguire membuat MU menciptakan dua kesalahan yang berujung langsung pada gol Sevilla. Ini adalah kedua kali MU melakukan lebih dari satu kesalahan individu dalam satu pertandingan musim ini. Sebelumnya, MU juga melakukan hal yang sama saat melawan Brentford pada Agustus tahun lalu.
Maguire langsung menjadi sasaran tembak para pendukung MU di media sosial akibat penampilan buruknya. Pada pertemuan pertama Maguire tidak menjadi pilihan utama manajer Erik ten Hag. Ten Hag lebih sering mempercayakan posisi bek tengah kepada Martinez.
Akan tetapi, cederanya Martinez membuat Ten Hag tidak mempunyai pilihan lain, kecuali Maguire. Menurunkan formasi dasar 4-3-3, Maguire berduet dengan Victor Lindelof sebagai palang pintu. Mereka diapit oleh Bissaka di kanan dan Diogo Dalot di kiri.
Tidak ayal blunder dari Maguire yang berujung gol En-Nesyri menambah tekanan bagi MU yang harus mencetak setidaknya dua gol untuk melampaui keunggulan agregat Sevilla. Hal itu tidak mudah karena MU bermain di bawah intimidasi sekitar 40.000 suporter Sevilla.
Hingga jelang babak pertama usai, Sevilla terus menebar ancaman ke pertahanan MU. Lucas Ocampos sempat menambah keunggulan Sevilla, tetapi golnya kemudian dibatalkan wasit karena Marcos Acuna lebih dulu terperangkap offside dalam proses terjadinya gol.
Sudah jelas saat kamu membuat kesahalan, akan sangat sulit memenangi pertandingan sepak bola.
Secara statistik, Sevilla memang lebih mendominasi laga. Tim besutan pelatih Jose Luis Mendilibar itu menghasilkan total 20 tembakan dengan enam di antaranya mengarah tepat ke gawang MU. Adapun sepanjang laga, MU mencatatkan 16 tembakan dan hanya tiga yang tepat sasaran.
Berbahayanya serangan-serangan Sevilla membuat nilai expected goal (xG) mereka pun unggul jauh dibandingkan MU, yaitu 2 berbanding 0,98. Sevilla tampil lebih efisien karena dengan xG 2, tapi mampu mencetak tiga gol.
”Kami memperlakukan pertandingan ini seperti final. Kami mengatakan sebelum pertandingan bahwa kami tidak boleh menjual diri kami sendiri,” kata penyerang Sevilla, Erik Lamela.
Gol cepat
MU yang kesulitan bangkit justru kembali dikejutkan dengan gol cepat ketika babak kedua baru berjalan 80 detik. Meneruskan umpan sepak pojok dari Ivan Rakitic, Loic Bade menanduk bola yang melengkung ke atas dan tidak bisa diantisipasi De Gea.
Gol itu memaksa Ten Hag kembali melakukan pergantian pemain. Ia mengutus Wout Weghorst untuk menggantikan Anthony Martial. Sebelumnya, Ten Hag juga sudah memasukkan Marcus Rashford dan Luke Shaw.
Namun, kehadiran ketiga pemain itu di atas lapangan tidak banyak meningkatkan ketajaman lini depan MU. Dua pemain pivot Sevilla, Nemanja Gudelj dan Fernando, mampu menutup celah di lini pertahanan saat dua bek sayap sibuk menghentikan manuver Rashford dan Shaw.
Di saat membutuhkan dua gol tambahan agar memaksakan pertandingan berlanjut ke babak perpanjangan waktu, konsistensi kesalahan individu MU kembali muncul. Kali ini, De Gea salah mengantisipasi bola hasil sapuan pemain Sevilla. Bola kemudian direbut En-Nesyri yang dengan mudah mencetak gol ke gawang MU yang sudah kosong ditinggal De Gea. Hingga laga usai, skor 3-0 untuk Sevilla tetap bertahan.
”Sudah jelas saat kamu membuat kesahalan, akan sangat sulit memenangi pertandingan sepak bola,” kata Ten Hag seusai laga.
Hasil ini membawa Sevilla melaju ke semifinal Liga Europa. Sevilla akan bertemu Juventus yang pada laga lainnya sukses menahan imbang Sporting Lisbon, 1-1, di markasnya. Juventus melaju ke semifinal berkat keunggulan agregat, 2-1. (AFP)