Pengadilan Banding MotoGP mengabulkan permohonan Repsol Honda untuk menunda eksekusi "double long lap penalty" bagi Marc Marquez. Dengan ini, Marquez tidak harus menjalankan sanksi hingga ada keputusan final.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·3 menit baca
AUSTIN, KAMIS – Pengadilan Banding MotoGP mengabulkan permohonan Repsol Honda untuk menunda sanksi double long lap bagi Marc Marquez menyusul kecelakaan dalam balapan seri pembuka MotoGP 2023 di Portimao, Portugal, Minggu (26/4). Keputusan ini membuat Marquez tidak harus menjalani hukuman dua putaran panjang saat dia kembali tampil, dan belum ada keputusan final. Repsol Honda mengajukan permohonan "on the stay of execution" tersebut karena merasa ada peluang menang banding, sehingga perlu ada keputusan untuk mencegah kerusakan yang tidak bisa diperbaiki.
Potensi kerusakan yang tidak bisa diperbaiki itu berpotensi terjadi jika Marquez menjalankan double long lap penalty saat kembali balapan, tetapi belum ada keputusan final banding atas keputusan klarifikasi Panel Stewards MotoGP. Jika Marquez menjalani hukuman, dia akan dirugikan karena akan kehilangan posisi dalam balapan. Itu merupakan kerusakan yang tidak bisa diperbaiki, jika kemudian banding Repsol Honda dikabulkan.
"Pemohon menyampaikan bahwa penundaan eksekusi berguna dan sangat diperlukan untuk melindungi hak-hak pebalap dari kerugian yang tidak dapat diperbaiki pada Kejuaraan Dunia Grand Prix 2023 dan akhirnya kepentingan pebalap terkait dengan kerugian yang tidak dapat diperbaiki melebihi kepentingan FIM dalam kasus ini," bunyi pernyataan Pengadilan Banding MotoGP yang diumumkan pada, Jumat (14/4) dini hari WIB.
Marquez saat ini masih dalam proses pemulihan operasi retak metacarpal ibu jari tangan kanan, dan dipastikan absen dalam balapan MotoGP seri Amerika, 14-16 April. Dia diperkirakan baru bisa tampil dalam balapan seri Spanyol di Sirkuit Jerez, pada 28-30 April. Jika dalam seri keempat itu belum ada keputusan final atas banding yang diajukan, maka Marquez tidak harus menjalankan double long lap penalty.
Banding ini berawal dari kecelakaan dalam balapan di Portimao, yang disebabkan oleh Marc Marquez, yang dinilai oleh steward memacu motor terlalu agresif. Marquez tidak bisa mengendalikan motornya saat akan memasuki tikungan 3 dalam putaran ketiga, sehingga menabrak pebalap Prima Pramac Racing Jorge Martin dan pebalap RNF Racing Aprilia Miguel Oliveira. Steward kemudian menjatuhkan double long lap penalty kepada Marquez, dengan redaksional dijalankan dalam balapan seri Argentina.
Marquez dan Repsol Honda tidak mengajukan banding atas keputusan itu. Marquez kemudian menjalani operasi tulang metacarpal ibu jari tangan kanan yang rertak, dan dipastikan absen dalam balapan di Argentina, di mana dia harus menjalani sanksi jika tampil. Kondisi ini direspons oleh steward dengan mengklarifikasi lingkup penerapan sanksi, di mana redaksional keputusan diubah menjadi sanksi berlaku dalam balapan di mana pebalap berpatisipasi. Klarifikasi itu dinilai merugikan Marquez, sehingga Repsol Honda mengajukan banding atas klarifikasi penerapan sanksi tersebut.
Steward Banding FIM kemudian melimpahkan banding Repsol Honda itu ke Pengadilan Banding MotoGP. Kasus ini memerlukan pendalaman, sehingga tidak bisa diputuskan dengan segera. Oleh karena itu, Repsol Honda mengajukan permohonan supaya diberlakukan penundaan eksekusi sanksi guna melindungi kepentingan pebalap. Pengadilan Banding MotoGP yang diketuai oleh Sakari Vuorensola, dan dengan anggota Robert Hofstetter serta Marek Malecki, akhirnya mengabulkan permohonan on the stay of execution hingga ada keputusan final banding.
"Pada 26 Maret 2023, dalam balapan MotoGP Grande Premio Tissot de Portugal, Panel Steward FIM MotoGP memberlakukan double long lap penalty kepada Marc Marquez, pebalap #93. Pada 28 Maret 2023, Panel Steward FIM MotoGP yang sama, memberi tahu penerapan sanksi yang dikenakan pada pebalap untuk mengklarifikasi ruang lingkup penerapannya," bunyi pernyataan Pengadilan Banding MotoGP.
Pemohon menyampaikan bahwa penundaan eksekusi berguna dan sangat diperlukan untuk melindungi hak-hak pebalap dari kerugian yang tidak dapat diperbaiki pada Kejuaraan Dunia Grand Prix 2023.
"Menyusul banding dari pebalap dan HRC - Tim Repsol Honda terhadap penerapan sanksi, Steward Banding FIM memutuskan untuk merujuk kasus tersebut ke Pengadilan Banding MotoGP pada 29 Maret 2023. Hasilnya, Pengadilan Banding MotoGP memutuskan permohonan penundaan eksekusi penerapan sanksi yang diajukan oleh pemohon banding," lanjut pernyataan itu.
"Putusan penangguhan pelaksanaan penerapan sanksi telah dijatuhkan pada tanggal 12 April 2023 dan diberitahukan pada hari yang sama kepada para pemohon. Keputusan akhir atas banding akan diberikan pada waktunya," pungkas penyataan Pengadilan Banding MotoGP.