Jumlah Kontingen Indonesia Berpeluang Lebih Banyak
Menpora Dito Ariotedjo menyebut ada potensi kontingen Indonesia di SEA Games 2023 akan lebih banyak dibandingkan edisi 2021. Ada pemikiran menambal medali yang terancam hilang dengan memaksimalkan nomor-nomor beregu.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
FAKHRI FADLURROHMAN
Pelatih tim renang Indonesia, Michael Piper, memberikan instruksi kepada anak didiknya di Arena Akuatik Senayan, Jakarta, Senin (10/4/2023). Beberapa pekan menjelang SEA Games 2023, para atlet renang Indonesia terus berlatih demi mendapatkan hasil yang terbaik.
JAKARTA, KOMPAS — Hingga beberapa pekan menjelang pembukaan SEA Games Kamboja 2023, susunan atlet yang tergabung dalam kontingen Indonesia belum juga diumumkan. Namun, Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo mengaku sudah memiliki gambaran terkait dengan komposisi kontingen. Perkiraan 39 medali emas yang berpotensi hilang perlu diatasi dengan memaksimalkan perolehan medali dari nomor beregu. Maka itu, ada peluang jumlah kontingen Indonesia di Kamboja akan lebih banyak dibandingkan dengan edisi sebelumnya.
Menurut Dito, susunan kontingen Indonesia sudah final, tetapi perlu ditelaah dan ditinjau lebih lanjut untuk memastikan efektivitas dan efisiensi dari pengiriman atlet ke SEA Games Kamboja. Setelah dilantik menjadi Menpora, Dito mendapatkan pesan dari Presiden Joko Widodo agar tidak melakukan pemborosan dalam pengiriman kontingen SEA Games. Dengan begitu, pemerintah ingin mengirimkan atlet-atlet yang hanya berpotensi mendapatkan medali.
Prinsip efektivitas dan efisiensi itulah yang membuat pengumuman kontingen Indonesia belum juga dilakukan. Agar tak terjadi pemborosan, Dito bersama Tim Peninjau (Tim Review) harus kembali menelaah dan menyisir kembali nama-nama atlet yang sudah masuk dalam draf final kontingen.
”(Sebanyak) 39 medali emas yang kita dapatkan di (SEA Games 2021) Hanoi itu tidak dipertandingkan di Kamboja. Itu sudah banyak sekali jumlahnya. Makanya, di Kamboja banyak juga yang harus kita ubah dari nomor-nomor olahraga individu menjadi grup (beregu). Jadi, potensi bahwa (jumlah) atlet ini agak bengkak itu ada,” ujar Dito dalam kunjungannya ke Menara Kompas, Rabu (12/4/2023).
FAKHRI FADLURROHMAN
Perenang putra Indonesia, I Gede Siman Sudartawa, berlatih di Arena Akuatik Senayan, Jakarta, Senin (10/4/2023). Beberapa pekan menjelang SEA Games 2023, para atlet renang Indonesia terus berlatih demi mendapatkan hasil yang terbaik.
Pada SEA Games Hanoi 2021, jumlah kontingen Indonesia sebanyak 776 orang yang terdiri dari 499 atlet, 214 ofisial, dan 63 pendamping. Mereka mengikuti 318 nomor pertandingan. Indonesia, pada saat itu, menembus peringkat ketiga dalam klasemen akhir perolehan total medali, yaitu dengan rincian 69 medali emas, 92 perak, dan 81 perunggu.
Peluang Indonesia meningkatkan ataupun mempertahankan jumlah medali di Kamboja nanti terbilang berat. Sejumlah cabang olahraga (cabor) yang menjadi lumbung medali Indonesia, seperti panahan, menembak, dan rowing, tidak dipertandingkan di Kamboja. Sebagai tuan rumah, Kamboja berkepentingan menampilkan cabor-cabor andalannya.
Dari kalkulasi sementara Dito, Indonesia paling realistis bisa mengumpulkan 55 medali emas. Angka itu pun bisa dicapai jika Indonesia menambah jumlah atlet. Di SEA Games Hanoi, jumlah kontingen Indonesia dibuat seramping mungkin karena Kementerian Pemuda dan Olahraga menerapkan paradigma baru pembinaan prestasi. Mengacu Desain Besar Olahraga Nasional, SEA Games hanya menjadi sasaran antara. Artinya, Indonesia menargetkan bisa bersaing di level yang lebih tinggi, seperti Asian Games dan Olimpiade.
Kalau, misalnya, kita ini ngotot-ngototan harus juara atau sebanyak-banyaknya (meraih) medali emas, maka siklus dua tahunan ini bisa menjadi perangkap.
Tak pelak, atlet-atlet yang dikirimkan ke Hanoi benar-benar diseleksi secara ketat. ”Ini tantangan pertama saya, kita dihadapkan (pada target medali). Mau tidak mau, jumlahnya (atlet) harus lebih banyak daripada saat di Hanoi. Tapi, potensi prestasinya ini sangat menantang,” kata Dito.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) Tigor Tanjung sepakat perlunya orientasi prestasi dalam setiap ajang multicabang yang diikuti kontingen Indonesia. Namun, siklus SEA Games yang hanya dua tahun sekali berpotensi menjadi penghambat regenerasi atlet apabila pendekatan yang digunakan adalah semata-mata meraih medali emas sebanyak-banyaknya di SEA Games.
”Kalau, misalnya, kita ini ngotot-ngototan harus juara atau sebanyak-banyaknya (meraih) medali emas, maka siklus dua tahunan ini bisa menjadi perangkap. Misalnya, kemarin kita baru pulang dari Hanoi, lalu pelatnas dibubarkan. Ketika akan ada SEA Games lagi, terkadang kita lambat memulai pelatnas. Dana juga lama turun. Lalu, kita dikejar target emas. Akhirnya, yang kita kirim, ya, atlet-atlet senior lagi,” ujar Tigor.
Menurut Dikdik Zafar Sidik, pengamat olahraga, perlu ada kombinasi atlet muda dan senior untuk kepentingan regenerasi. SEA Games, ucapnya, berharga bagi atlet-atlet muda dalam mengejar jam terbang di kancah internasional.
Mengenai target 55 medali emas dari pemerintah, Dikdik menilai, itu merupakan tantangan yang sangat berat di tengah tidak dipertandingkannya cabor-cabor andalan Indonesia di Kamboja. ”Bisa mendapatkan lebih dari 40 medali saja itu sudah hebat. Sangat luar biasa kalau Indonesia bisa masuk peringkat empat besar nanti,” kata Dikdik.