Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri kalah pada final turnamen bulu tangkis Orleans Masters. Setelah ini, mereka dan atlet lainnya akan bersiap untuk tantangan baru yang lebih besar, kualifikasi Olimpiade Paris 2024.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
ORLEANS, MINGGU - Kekalahan Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri pada final turnamen bulu tangkis Orleans Masters BWF World Tour Super 300 mengakhiri perjalanan Indonesia dalam rangkaian kejuaraan di Eropa. Dengan hanya dua gelar juara yang didapat dari lima turnamen, setiap atlet harus siap dengan tantangan lebih besar mulai tahun ini hingga Olimpiade Paris 2024.
Ganda putra, Bagas/Fikri, menjadi satu-satunya wakil Indonesia dalam final pada turnamen kelima dalam lima pekan beruntun di Eropa. Mereka pun menjadi harapan terakhir untuk menambah gelar juara All England dari Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan dari Gregoria Mariska Tunjung di Spanyol Masters.
Namun, dalam laga di Palais des Sports, Orleans, Perancis, Minggu (9/4/2023), Bagas/Fikri kalah dari pasangan China yang lolos dari fase kualifikasi, Chen Bo Yang/Liu Yi. Ganda Indonesia yang ditempatkan sebagai unggulan ketiga itu kalah dengan skor 19-21, 17-21.
Selain ganda putra, kejutan juga terjadi pada tunggal putra. Priyanshu Rajawat (India) menjadi juara setelah mengalahkan sesama pemain yang mendapat promosi dari kualifikasi, Magnus Johannesen (Denmark), 21-15, 19-21, 21-16. Dalam perjalanan menuju final, Rajawat menyingkirkan unggulan teratas, Kenta Nishimoto (Jepang), pada babak kedua.
Menghadapi Chen/Liu, yang berperingkat ke-81 dunia untuk pertama kalinya, Bagas/Fikri kesulitan menghadapi kecepatan pergerakan dan smes tajam mereka. Chen/Liu, yang baru berpasangan sejak 2022 juga memiliki pertahanan tangguh yang sulit ditembus dan servis yang baik. Kok yang melayang hanya sedikit di atas net sulit dikembalikan pasangan Indonesia peringkat ke-15 tersebut.
Sejak awal pertandingan yang berlangsung 43 menit itu, Bagas/Fikri kesulitan mengontrol permainan. Pergerakan mereka pun lebih lambat dari biasanya mengingat kondisi fisik yang menurun. Begitu bisa mengimbangi lawan, mereka membuang kesempatan dengan melakukan kesalahan yang terlampau mudah, salah satunya saat kok dari servis Bagas tak melewati garis servis lawan pada skor 19-20 gim pertama.
Kekurangan pemain-pemain muda itu akan dibenahi supaya mereka bisa bersaing dengan pasangan peringkat lima besar dunia saat kualifikasi Olimpiade. (Herry IP)
Dengan kekalahan Bagas/Fikri, Indonesia hanya bisa mendapat dua gelar juara dari lima turnamen sejak Maret. Empat di antaranya berlevel Super 300, yaitu Jerman Terbuka, Swiss Terbuka, Spanyol Masters, dan Orleans Masters. Di antara Jerman (yang hanya diikuti Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dan Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja dari PB Djarum) dan Swiss Terbuka terdapat All England yang berlevel Super 1000.
Catatan khusus
Khusus ganda putra, sektor andalan bulu tangkis Indonesia, terdapat catatan khusus dari pelatih Herry Iman Pierngadi untuk pasangan pelapis di pelatnas utama. Performa Bagas/Fikri, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, dan Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan, akan dijadikan evaluasi untuk menghadapi momen penting. Mereka akan turut bersaing bersama para senior dalam kualifikasi Olimpiade Paris 2024 yang berlangsung 1 Mei 2023 hingga 28 April 2024.
Saat ini, Leo/Daniel (peringkat ke-11 dunia), Bagas/Fikri (15), dan Pramudya/Yeremia (21) adalah tiga ganda putra terbaik di bawah Fajar/Rian (1) dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (3). Tim pelatih ganda putra membuka kesempatan pada semua pasangan untuk bersaing memperebutkan tiket Paris 2024.
Berdasarkan performa di All England, Swiss Terbuka, Spanyol Masters, dan Orleans Masters, Herry bisa melihat kekurangan individu yang harus dibenahi, khususnya dari Bagas/Fikri dan Leo/Daniel. “Mereka mulai bisa bermain dengan tenang, meski masih ada sedikit kekurangan saat menjelang akhir setiap gim,” kata Herry.
Kekurangan tersebut adalah kesalahan dalam mengambil keputusan yang tepat dengan cepat. “Misalnya, drive yang harusnya silang, justru diarahkan lurus dan itu sudah ditunggu lawan karena mereka sudah tahu kebiasaan pemain Indonesia. Kekurangan pemain-pemain muda itu akan dibenahi supaya mereka bisa bersaing dengan pasangan peringkat lima besar dunia saat kualifikasi Olimpiade,” tutur Herry.
Namun, sebelum fokus pada pengumpulan poin untuk lolos ke Paris 2024, Leo/Daniel dan Bagas/Fikri harus bersiap lebih dulu untuk Kejuaraan Asia yang akan berlangsung di Dubai, Uni Emirat Arab, 25-30 April. Mereka akan mendampingi Fajar/Rian dan Hendra/Ahsan yang lolos berdasarkan peringkat Asia.
Pramudya/Yeremia, yang berstatus juara bertahan, tak bisa tampil karena memiliki peringkat di bawah rekan-rekannya. Indonesia memiliki empat jatah untuk nomor ganda putra.