Jannik Sinner memperlihatkan salah satu penampilan terbaik ketika mengalahkan Carlos Alcaraz dalam semifinal Miami Masters. Gelar pertama dari ATP Masters 1000 bisa didapat jika bisa mengalahkan Daniil Medvedev di final.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
MIAMI, SABTU-Setelah menghentikan sepuluh kemenangan beruntun tunggal putra nomor satu dunia, Carlos Alcaraz, Jannik Sinner akan berburu hal lain dalam final turnamen tenis di Miami, Florida, Amerika Serikat. Sinner dalam misi menghentikan lima kekalahan beruntun dari Daniil Medvedev untuk meraih gelar pertama dari level ATP Masters 1000.
Pertemuan Sinner dengan Medvedev akan berlangsung di Stadion Hard Rock pada Minggu (2/4/2023) siang waktu setempat atau Senin dini hari waktu Indonesia. Mereka telah bertemu lima kali yang selalu dimenangi Medvedev termasuk dalam final ATP 500 Rotterdam, pada Februari. Laga itu menjadi pertemuan terakhir mereka sebelum berjumpa di Miami.
Sinner lolos ke final turnamen ATP Masters 1000 untuk kedua kalinya setelah mengalahkan Alcaraz 6-7 (4), 6-4, 6-2 dalam semifinal, Sabtu, yang diwarnai naik-turunnya performa kedua pemain. Ketatnya laga yang berlangsung tiga jam satu menit itu membuat kedua petenis mengalami kram di kaki secara bergantian.
Setelah mengalami kram pada set kedua, Sinner berhasil memanfaatkan turunnya tenaga dan kecepatan Alcaraz pada set penentuan. Kemenangan petenis Italia ranking ke-11 dunia tersebut menghentikan sepuluh kemenangan beruntun Alcaraz sejak menjuarai Indian Wells, dua pekan lalu.
Sinner, juga, menjadi petenis pertama yang menghentikan langkah Alcaraz sebelum final pada tahun ini. Petenis Spanyol berusia 19 tahun itu melewatkan Grand Slam Australia Terbuka karena cedera dan baru memulai penampilan 2023 pada Februari. Dia selalu lolos ke final pada tiga turnamen, yaitu di Buenos Aires, Rio de Janeiro, dan Indian Wells. Kekalahan hanya dialami dari Cameron Norrie pada final di Rio de Janeiro.
Kekalahan dari Sinner, juga, membuat Alcaraz gagal mempertahankan gelar juara sebagai syarat untuk membuatnya bertahan pada posisi peringkat teratas dunia. Posisinya pada daftar peringkat baru, awal pekan depan, akan kembali digantikan Novak Djokovic yang absen di Miami karena tak bisa memasuki AS sehubungan tak pernah divaksinasi Covid-19.
Alcaraz, juga, gagal masuk dalam daftar petenis yang meraih “Sunshine Double”, yaitu yang bisa menjuarai turnamen di Indian Wells dan Miami pada tahun yang sama. Pada tunggal putra, Roger Federer menjadi petenis terakhir yang melakukannya, yaitu pada 2017. Adapun tunggal putri nomor satu dunia, Iga Swiatek, menjadi petenis terakhir yang meraih “Sunshine Double”, yaitu pada 2022.
Setelah menilai bahwa penampilan melawan Alcaraz menjadi salah satu yang terbaik dalam kariernya, Sinner memiliki misi lain melawan Medvedev yang mengalahkan Karen Khachanov 7-6 (5), 3-6, 6-3 pada semifinal. Selain bisa mengalahkan Medvedev untuk pertama kalinya, Sinner, juga, bisa memiliki gelar pertama dari level ATP Masters 1000. Dia mendapat kesempatan pertama untuk juara pada 2021, juga, ketika mencapai final di Miami, tetapi Sinner kalah dari Hubert Hurkacz.
Seperti Alcaraz, Medvedev memiliki kemenangan beruntun cukup panjang pada tahun ini, yaitu sebanyak 19 kemenangan sejak Februari. Jumlah itu menghasilkan tiga gelar juara sebelum akhirnya dikalahkan Alcaraz pada final Indian Wells Masters.
Medvedev mengakui bahwa dia terlalu banyak membuat kesalahan ketika berhadapan dengan Alcaraz di Indian Wells. Apalagi, petenis Rusia itu tak nyaman bermain di lapangan keras Indian Wells Tennis Garden yang berkarakter lambat dalam memantulkan bola.
Medvedev menemukan kembali kenyamanannya saat tampil di Miami yang lapangannya bertipe cepat. Dia agresif menyerang dari baseline.
Final nanti seharusnya berlangsung ketat karena Sinner memiliki statistik yang lebih baik dalam posisi menerima servis, baik dari forehand maupun backhand. Sementara, Medvedev banyak mendapat poin dari posisi menyerang.
Sudah pasti, melawan Daniil akan menjadi tantangan berbeda dibandingkan semifinal. Saya tak pernah mengalahkan Daniil. Jadi, saya harus membuat perubahan dengan pola main yang lebih variatif. Saya siap untuk final, kita lihat hasilnya nanti.
“Sudah pasti, melawan Daniil akan menjadi tantangan berbeda dibandingkan semifinal. Saya tak pernah mengalahkan Daniil. Jadi, saya harus membuat perubahan dengan pola main yang lebih variatif. Saya siap untuk final, kita lihat hasilnya nanti,” tutur Sinner.
Sementara, Medvedev akan mewaspadai pukulan cepat Sinner dari baseline yang bisa mencapai kecepatan 177 km/jam. “Perkembangannya pada tahun ini sangat cepat. Itu sebabnya, dia bisa mengalahkan Alcaraz,” kata Medvedev yang memiliki empat gelar juara ATP Masters 1000, tetapi baru mencapai final di Miami untuk pertama kalinya.
Kvitova juara
Pada usia 33 tahun, Petra Kvitova menunjukkan bahwa dia masih layak diperhitungkan untuk bersaing di level atas tunggal putri yang banyak diikuti petenis di bawah usia 25 tahun. Kvitova menjuarai WTA 1000 Miami setelah mengalahkan Elena Rybakina 7-6 (14), 6-2.
Gelar itu menjadi yang kedelapan bagi Kvitova dari turnamen WTA 1000, tetapi menjadi yang pertama di Miami dan yang pertama sejak menjuarai WTA 1000 untuk terakhir kalinya di Madrid 2018. Gelar ini didapat setelah dia sempat merenungkan rencana pensiun, belum lama ini.
“Tiebreak-nya, ya Tuhan. Mungkin itu yang terlama yang pernah saya lalui dan saya senang bisa memenanginya. Apalagi, Elena melakukan beberapa as pada awal-awal tiebreak. Jadi, luar biasa rasanya ketika saya bisa memenanginya,” tutur Kvitova, juara Wimbledon 2011 dan 2014.
Rybakina, yang juga gagal menciptakan “Sunshine Double” setelah menjuarai WTA 1000 Indian Wells, membuat 12 as. Namun, statistik itu menjadi sia-sia karena dia membuat 24 unforced error.
“Saya kecewa dengan penampilan pada set kedua, tetapi tetap senang dengan hasil sepanjang dua pekan ini,” ujar Rybakina dalam laman resmi WTA. (AFP)